30: Survival Ethic Code -- 2

240 32 1
                                    


(Firia's PoV)

—Gunung Thier—Siang Hari—

Ketika aku sadar, aku sudah berada di lereng gunung.

Semua badanku terasa sakit dan perih. Ada banyak goresan-goresan luka di tangan dan kakiku.

""*GRRRR*""

Dikelilingi oleh seekor hewan yang sepertinya disebut serigala gunung.

Aku langsung berlari, karena firasatku memerintahkan tubuhku untuk melakukannya.

Akan tetapi, serigala itu berhasil mencakar kakiku. Kakiku berdarah, dan berlari menjadi sulit. Karena serigala itu menabrak pohon di bagian kepala, dia menjadi sempoyongan dan aku menggunakan kesempatan itu untuk kabur.

Tapi itu tak berlangsung lama, serigala itu kembali mengejar.

Kenapa ini bisa terjadi...? Tidak... sejak awal tak ada jaminan hal ini tak akan terjadi. Aku hanya mencoba untuk tak memikirkannya.

Ini terjadi sekitar satu jam yang lalu.

...

Di depan kami ada seekor kelinci yang tertidur di atas batu.

*Kruyuuuk~*

Dan perutku berbunyi.

"Apa kau bisa membunuhnya?"

Aku menggelengkan kepala secara cepat mendengar kata-kata yang dingin itu. Benar-benar sangat mencekam, dan terasa aura seriusnya.

"Baiklah..."

Aku menutup mataku saat dia bersiap untuk mengatakan kalimatnya.

"Aku tak akan memaksamu untuk melakukannya sekarang. Untuk saat ini, coba kau tangkap saja. Aku yang akan membunuhnya setelah itu."

"Eh? Kenapa harus aku? Bukankah lebih mudah kalau kau yang membunuhnya?"

"Kau akan mempelajari sihir angin. Tergantung dirimu sendiri, kau akan membunuh, membiarkannya lari, atau menangkapnya."

*Deg!*

Apa-apaan itu...?

Aku... membunuh?

Tergantung diriku, mungkin aku akan membunuh?

"Dengarkan baik-baik. Kalau tidak mau, aku akan meninggalkanmu di sini sendiri dan menyuruhmu kembali ke rumahmu sendirian. Lalu lupakan saja hutang kita kalau itu yang terjadi."

"TIDAAAK!"

Aku berteriak histeris, lalu segera menutup mulutku karena aku sadar aku telah menjerit padanya.

Aku... tak mungkin bisa kembali sendiri. Kalaupun aku bisa, mereka pasti akan segera tahu aku dari Rainshelter, dan menanyai bagaimana aku bisa keluar dai Babel.

Lalu... aku harus menjawab apa? Yang ada malah semua orang di Rainshelter mungkin akan...

"... guh... hu..."

"Kalau begitu, ikuti apa yang aku katakan. Hentikan tangisanmu, dan juga berhenti berteriak. Untung saja kelinci itu tak bangun."

"... ya..."

Aku menjawab dengan suara kecil dan terisak.

Kalau aku tak ingin kehilangan rumahku sekarang ini... maka aku harus kembali ke Babel tanpa diketahui penjaga...

Oleh sebab itu aku harus menuruti kata pria ini. Mau atau tdiak mau, aku hanya bisa percaya perkataannya di sini!

"Bayangkan ada kurungan yang mengekang kelinci itu."

Slave Liberators [Tamat]Where stories live. Discover now