12: Chimera

357 26 8
                                    


(Hiiro's PoV)

—Sore 4 perjalanan menuju Thereford—Hutan Uril—

Sial, aku berusaha bersikap dingin supaya dia tak terlalu bergantung padaku, tapi aku benar-benar mengacaukannya.

Kalau saja aku tak muntah tadi, mungkin aku masih bisa mengejarnya.

Tapi sungguh, yang tadi tak bisa tertolong. Aku memang benar-benar tak tahu kenapa, tapi mentalku benar-benar menolak untuk makan daging.

Sepertinya gadis Warbeast itu salah paham kalau aku muntah gara-gara itu bekasnya, makanya dia langsung lari sebelum aku sempat bicara karena sibuk muntah.

Untuk sekarang, aku sudah meninggalkan semua barang yang tak dibutuhkan untuk perlindungan diri, dan sudah mencari ke arah dia pergi.

Beberapa langkah pertamanya mudah sekali untuk dilacak, akan tetapi setelah beberapa meter, jejaknya tertutup oleh rumput.

Sudah larinya lebih cepat dariku, tak bisa dilacak. Mungkin aku akan salah arah, bila pergi terlalu jauh tanpa persiapan.

Sudah begitu, luka dari babi hutan di kakiku yang kusembunyikan dari gadis Warbeast itu, mulai terasa nyeri.

Saat aku berhenti untuk melihatnya, lukaku sudah terbuka, dan darah mengalir.

Sekarang tak ada waktu untuk dihabiskan, aku segera merobek sedikit bagian jubahku dan melilitkannya pada kakiku.

Aku memutuskan untuk lanjut berjalan lurus dengan memberi tanda pada tiap pohon yang kulalui.

Aku terus berjalan mencari gadis Warbeast itu. Selama ini aku berlagak seperti tuan dari hewan peliharaan pajangan padanya.

Semua itu bukan karena diskriminasi, tapi aku sadar kalau kami benar-benar tak boleh lebih dekat. Maka dari itu, aku membuatnya benci padaku.

Tapi kalau kami berpisah, itu beda ceritanya. Dia masih pemula dalam bertahan hidup, kan?

Di hutan yang katanya paling banyak dihuni oleh naga ini, dia tak akan bisa selamat begitu saja kalau bertemu dengan naga.

"..."

Aku terhenti di sebuah tempat. Di tanah yang keseluruhan berumput, aku bisa melihat banyak jejak kaki.

Yang kulihat bukanlah jejak dari kaki gadis Warbeast yang kukenal. Ini adalah jejak sepatu boots. Selain itu, jumlahnya banyak.

Jejak kaki itu mengarah ke arah... kiri belakang dan kanan belakang dari arahku berjalan sekarang. Semuanya tak ada yang menuju ke arah depanku.

Bila mereka meninggalkan jejak kaki di daerah berumput ini, mereka entah berlari, atau mereka memang memiliki berat yang banyak.

Akan tetapi, jejak mereka yang menyebar, adalah bukti kalau mereka berlari terpisah.

"... mereka berlari dari apa?"

"*GRAAAR*!"

Aku mendengar sebuah auman. Auman dari kejauhan. Dari arahku menuju.

"... di sana ada sesuatu..."

Instingku berkata aku harus mundur. Auman itu bukanlah dari naga, tapi masih terdengar berbahaya.

Akan tetapi... bukankah itu berarti akan bahaya kalau si gadis Warbeast itu sendirian di sana?

Logikaku bilang untuk kabur, tapi aku merasa kalau aku harus maju.

"... tolong!"

Dari kejauhan, aku mendengar suara seseorang meminta tolong. Suara laki-laki.

Slave Liberators [Tamat]Where stories live. Discover now