83: Professor Hakui Qude

143 17 14
                                    

(Hiiro's PoV)

—Rumah Penelitian Hakui, Kota Cerd—SIangnya—

"Hakui... nama yang aneh."

[Kau tak berhak berkata begitu.]

"Hoi! Kasar banget!"

Sebuah bangunan putih yang tampak mencolok. Aku pernah lewat tempat ini beberapa kali, tapi tak pernah masuk.

"Baiklah. Ayo kita masuk."

"Tunggu, Mata Sayu. Apa kau tak apa meninggalkan Leiva?"

[Leiva kali ini sudah dikelilingi banyak orang. Yang merawatnya tak perlu aku, jadi aku bisa menyelesaikan ini dengan cepat.]

"Apa benar tak apa...?"

[Selain itu, kau tahu kan, kemarin dia habis menolakku. Akan canggung bagiku untuk merawatnya.]

"Eh?"

[Sudahlah. Ayo masuk.]

Aku masuk lewat pintu otomatis. Dalam lobi, banyak sekali fasilitas-fasilitas unik. Hampir semua yang ada di sini terbuat dari alat sihir.

"Kalau dipikir-pikir, selain tempat ini, baru Toko Roti Adlera yang memakai pintu otomatis."

Tia benar. Hanya sedikit bangunan yang menggunakan alat sihir, bahkan toko-toko lain seperti toko pakaian yang kelihatannya berkelas juga memakai pintu biasa.

"Sepertinya memasang pintu otomatis akan memakan uang, jadi mereka tak repot melmasangnya."

"Itu benar sekali."

Seorang kakek berjas putih datang berlari, kemudian mengerem dan berhenti di depan kami.

"Tak kusangka kau datang sehari setelah aku memintamu, padahal aku tak menetapkan waktunya."

"Karena aku sedang menganggur. Bukankah lebih cepat, lebih baik?"

Sebenarnya, aku sudah membuat adonan seberat 20 kilogram totalnya dalam beberapa jam ini.

"Aku bangga padamu, subjek penelitianku!"

Dia menepuk pundak kananku.

"Aw! Ternyata beneran kasar dan tajam ya, kulitmu itu. Aku bisa mengerti kenapa Lith bisa sampai terluka kemarin. Ini membuatku makin tertarik! Izinkan aku memeriksa strukturnya!"

Bagus. Untung saja aku sudah membawa hal yang kuperlukan.

"Oke, kalau begitu, ini selku yang sudah kupo—"

"Kau tak perlu mengeluarkan daging buaya dan kelelawar yang kau bawa. Aku sudah tahu kalau kau berbohong."

Eh?

"Sayap kelelawar tak mungkin bisa tumbuh di punggung, dan sayapmu jelas-jelas berbeda struktur dari kelelawar. Mereka tampak lebih kasar, dan mereka terhubung dengan sisik yang agak berbeda dari kulit yang ada di tanganmu ini. Tak salah lagi, ini adalah naga."

"Ketahuan dalam sekejap..."

Dia mengusap tanganku, dan aku langsung menarik tanganku menjauh darinya.

"... kakek..."

"Panggil aku Professor Hakui."

Ah, orang ini adalah orang yang sulit mendegar orang lain... biarlah.

"Jadi, apa maumu?"

"Ah, tapi ini juga jenis naga yang belum pernah kulihat sebelumnya. Tolong biarkan aku menelitinya. Aku tak akan membongkar identitasmu, maupun mempublikasikan hasilnya nanti."

Slave Liberators [Tamat]Where stories live. Discover now