31: A Wild & Coward Tiger

239 29 6
                                    

(Hiiro's PoV)

—Kota Cerd—Toko Roti Adlera, Lantai 2—Malam Hari—

Sebuah tangan putih berbulu dengan sigapnya melesat ke samping kiri kepalaku, meremukkan sedikit tembok kayu yang ada di belakangku.

Wajah binatang buas yang ada di depanku ini, sepertinya tak akan bisa aku hilangkan dengan cara damai. Gigi-gigi taringnya saja sudah terlihat jelas kalau mereka siap untuk mengoyak tubuhku.

Akan tetapi, aku sama sekali tak merasakan kalau itu ancaman.

"Kau melakukan apa tadi...!?"

Suaranya terdengar garang. Nafasnya seperti harimau sungguhan yang sudah kelaparan dan memojokkan mangsanya.

Aku masih bisa mendengar suara isakkan kecil dari si Gadis Rubah. Beberapa tempat di tubuhnya dibalut perban, termasuk luka-luka kecil yang ada banyak pada tubuhnya.

Penyebab situasi ini yah... bisa dibilang, memang aku.

"Mau dibilang berapa kalipun, ini memang perbuatanku. Akan tetapi, yang terpenting aku berhasil mengajarinya cara untuk bertahan hidup, kan?"

"Siapa yang memintamu mengajarinya!?"

Kini tangan kirinya mencekik leherku. Struktur leherku sekarang juga agak keras karena tertutup oleh sisik, jadi tak terlalu terasa sih.

Akan tetapi tak salah lagi, kemarahannya ini bukan hal yang bisa aku redakan begitu saja dengan perkataanku.

Kalau begitu, meski dia masih terisak dan terlihat akan terlena dalam trauma kapan saja.

"Kau harus menghentikan situasi 'seorang ayah datang untuk memarahi orang yang telah menyakiti anaknya ini'."

Komentarmu tak perlu, Tia.

"Hei, Gadis Rubah."

Meski dalam isakan dan lamunannya, dia mengangkat wajahnya menjawab panggilanku, dan menatap ke arahku.

"Apa kau menyesal telah ikut denganku 2 hari ini?"

"... ya..."

Um...

"... aku mengetahui banyak hal yang kupikir tak perlu aku ketahui. Karena kalau aku tak tahu, mungkin hidupku akan lebih tenang..."

Mendengar itu, wajah Lith menatapku.

"Wah, wajahnya seolah berkata 'apa yang kau harap? Kau sudah mendorongnya masuk ke dalam bahaya, sekarang mau minta tolong darinya? Memang aku harus membunuhmu sepertinya'."

Ya, dia terlihat akan berkata begitu.

"Bayar hutangmu dengan menjual semua organmu, oke? Mumpung hutangmu bisa lunas dengan cepat, lho."

Sepertinya perkiraan kami salah.

"... Aku akan membantumu melepas semua organmu Tenang saja, tak akan sakit, kok."

"Lith, aku akan mati kalau begitu."

Orang ini menyuruhku mati. Ya, yang itu aku sudah memperkirakannya. Juga, seharusnya aku sudah mati tercekik sekarang ini kalau leherku ini adalah leher manusia biasa.

Sisik naga di tubuhku ini memang sangat keras, sampai cengkraman harimau yang entah serius atau tidak ini tak bisa mencekikku. Ini adalah penemuan baru.

"Eh~? Bukannya kau bisa menggunakan sihirmu itu?"

"Kau pikir aku bisa menggunakannya dengan mudah? Aku sudah mencoba menggunaknnya beberapa kali, mencoba kembali menjadi manusia, tapi tak bisa."

Slave Liberators [Tamat]Onde histórias criam vida. Descubra agora