82: Conclusion of the Marriage Approval

144 16 27
                                    

(Hiiro's PoV)

—Tangga, Toko Roti Adlera, Kota Cerd—Paginya—

Setelah aku mengatakan soal kenapa tubuhku begini(bohong), ada salah satu dari mereka yang berkata,

"Bagaimana bisa sayap kelelawar tumbuh di punggung? Dan wajahmu itu..."

Benar sekali... apalagi yang berkata sendiri itu adalah Werebeast kelelawar yang punya sayap di tangannya dan berwajah kelelawar.

"Aku sudah bilang kalau aku ini cacat. Apa aku perlu mengulanginya lagi sampai kau bisa dengar, bodoh?"

Walau aku berkata dengan nada mengancam, aku sendiri paham kalau yang bodoh sebenarnya aku.

Apa-apaan alasan tadi? Terlalu maksa... ini gara-gara aku mendengar asal-usul si Anjing dan Kucing dan para Werebeast.

"Kupikir kelainan hibrid bisa saja terjadi."

Kata seseorang yang mengangkat tangannya.

"Mungkin ini kasus langka yang jarang kita pikirkan, tapi misalnya seorang manusia menikah dengan spesies lain, misalnya Warbeast. Keturunan mereka yang lahir bisa saja sebagai Werebeast. Meski sangat langka, tapi banyak sekali yang menyimpulkan asal mula Werebeast dimulai dari itu. Akan tetapi seiring dengan waktu berjalan dan jumlah Werebeast yang bertambah, banyak yang melupakan soal ini. Dan dengan kemenangan ras manusia di peperangan puluhan tahun yang lalu, hal ini makin dilupakan."

Itu adalah seorang kakek-kakek memakai jas putih. Akan tetapi, dia bukan Tempester. Dia lebih terlihat seperti seorang peneliti.

"Baiklah kalau professor berkata begitu."

"Ya, apa boleh buat."

"Benar, aku sendiri pernah dengar soal itu dari ibuku."

Ternyata aku benar. Dan dia ternyata lebih terkenal dari yang kukira.

"Kalau dipikir lagi, kasihan juga ya, si cacat itu."

"Penampilannya di luar batas mengerikan."

"Tak heran kalau dia akan dijauhi."

Kurasa mereka mulai percaya. Syukurlah ada orang yang serius mau menerima alasan itu.

Kemudian, si Professor perlahan menaiki tangga dan menuju ke arahku. Dia menjabat tangan kananku, lalu tersenyum dengan penuh minat.

"Kapan-kapan tolong mampir ke tempatku, ya. Aku ingin meneliti sedikit soal tubuhmu."

"Ya, lain kali."

Memang agak berbahaya kalau dia sampai berhasil meneliti soalku, tapi kalau sudah seperti ini, menurutinya adalah hal yang paling baik untuk menjaga identitasku.

///

(Hiiro's PoV)

—Kamar Pasien, Toko Roti Adlera, Kota Cerd—Malamnya—

Aku menjelaskan apa yang terjadi pada Rubia dan Wanita Pengurus. Aku tak memanggil anak-anak lainnya yang masih berada di dalam kamar pasien, supaya mereka menetap dan menemani Leiva.

Setelah itu, Wanita Pengurus pergi ke ruang kerjanya Lith, sedangkan Rubia kembali ke kamar pasien, dan menitipkan beberapa pesan padanya.

Karena aku merasa canggung untuk segera kembali ke kamarnya Leiva, aku memutuskan untuk pergi sebentar.

Kini aku tak perlu menyembunyikan soal sayapku, jadi aku terbang menujuke arah desaku, tepatnya ke rumahku, dengan tujuan untuk mencari buku tentang... tempat untuk menangkap buaya dan kelelawar.

Slave Liberators [Tamat]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon