Epilog

4.8K 299 57
                                    

adek GOT7 selesai deh!!

***
.
.
.
"Hah! Apa katanya ini?! Apa dia tak tahu aku sedang sibuk juga?"

Jihyo menggerutu setelah membaca sebuah pesan dari sang suami. Matanya masih memandang kesal layar ponselnya itu. Saat jemarinya sibuk ingin membalas pesan itu, sebuah teriakan melengking menghentikannya.

"Eommaa!!"

Wanita itu berpaling cepat. Segera ia mengantongin ponselnya kemudian melebarkan kedua tangannya siap menggendong putranya itu yang berlari kearahnya.

"Aigoo... putraku tersayang, bagaimana sekolahmu hari ini, mmhh...?" tanya wanita bermata bulat itu setelah sekali mendaratkan kecupan pada anak berusia 5 tahun itu.

Anak kecil menunjukkan jempolnya. "Mantap"

Sang ibu langsung tertawa mendengarnya. Ntahlah apa menurut orang itu lucu atau tidak, yang pasti menurut Jihyo apapun yang dilakukan dan dikatakan anaknya itu akan terasa menggemaskan untuknya.

"Lalu apa sekarang kau sudah lapar, mmhh?"

Anak kecil itu menggangguk cepat. "Aku lapar, tapi aku ingin makan bersama appa"

Pas sekali untuk wanita bermata bulat itu. Barusan suaminya itu menyuruhnya membelikan kimchi di kedai nenek tua di dekat sekolah putra mereka ini. Tepatnya kedai langganan mereka itu juga.

"Eoh... baiklah. Karena Junhyo ingin bersama appa, Junhyo harus memberikan eomma hadiah"

Anak kecil itu tertawa kecil sudah tahu keinginan ibunya itu. Ia mendekat dan mencium bibir ibunya.

"Gomawo~" ujar Jihyo.

Setelah itu wanita bermata bulat itu menurunkan putranya kemudian menggandengnya berjalan pergi ke kedai sebelah itu. Selama di perjalanan Junhyo bernyanyi begitu riang dan diikuti Jihyo juga. Sesekali juga Jihyo terkikik lucu mendengar lirik lagu yang salah di lontarkan putranya itu. Begitu menggemaskan sekali anaknya ini. Ia menjadi tak rela jika anaknya ini akan segera beranjak dewasa, tak ada lagi yang namanya kelucuan jadinya. Otomatis Junhyo juga akan bersikap dewasa dan melupakan sikap kekanakannya. Tentunya ia akan merindukannya.

Tak terasa mereka telah sampai di kedai itu. Jihyo segera memesankannya. Sambil menunggu pesanan, Jihyo asik bertanya mengenai sekolah Junhyo itu. Dan anak berusia 5 tahun itu begitu semangat menceritakan segalanya. Dimulai tentang pelajaran yang mereka pelajari, guru juga, begitupun sampai teman sekelasnya yang katanya menyukai dirinya. Jihyo jelas tak bisa menahan tawanya. Yang benar saja anak seusia 5 tahun mengerti arti cinta. Atau Junhyo saja yang percaya diri saja.

"Dengar eomma. Jika teman sekelasmu sungguh menyukaimu, jangan sakiti dia. Temani saja tak masalah" ujar Jihyo.

Jihyo tak ingin anak laki-lakinya akan menjadi playboy suatu hari nanti seperti ayahnya dulu yang brengsek tak tahu diri. Dan akhirnya akan kehilangan seseorang itu, setelah itu terpuruk. Jihyo tak ingin Junhyo sampai seperti itu. Biarlah ayahnya saja yang brengsek, jangan anaknya ikut. Karena rasanya akan sakit, ia tak ingin Junhyo sampai tersakiti suatu hari nanti hanya karena seorang wanita.

Junhyo yang kelihatan tak mengerti hanya mengangguk mendengar ucapan Jihyo itu. Jihyo tersenyum kemudian mengecup kening Junhyo sekilas.

Pesanan itu datang. Jihyo tak hanya memesan kimchi untuk suaminya saja, meliankan ikut hidangan makanan siang untuk mereka juga. Mungkin siang ini mereka harus makan bersama di perusahaan suaminya itu. Jihyo dan Junhyo yang sudah duduk kursi bus itu kembali bernyanyi riang sambil diiring tepukan kecil.

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now