[1] Wedding

9.5K 444 102
                                    

Jeon Jungkook : Di hadapan Allah, imam, dan para saksi, serta hadirin sekalian, saya Jeon Jungkook, menyatakan dengan tulus hati kepadamu Park Jihyo, bahwa saya memilih engkau menjadi istri saya. Saya berjanji setia kepadamu seumur hidup, dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, dalam keadaan sehat maupun sakit. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormati engkau sampai maut memisahkan kita. Demikianlah janji saya di hadapan Allah dan kitab suci ini.

Park Jihyo : Di hadapan Allah, imam, dan para saksi, serta hadirin sekalian, saya Park Jihyo, menyatakan dengan tulus hati kepadamu Jeon Jungkook, bahwa saya memilih engkau menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadamu seumur hidup, dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, dalam keadaan sehat maupun sakit. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormati engkau sampai maut memisahkan kita. Demikianlah janji saya di hadapan Allah dan kitab suci ini.

Pengucapan janji itu begitu lancar keluar dari mulut kedua pasangan yang akan segera resmi ini. Para hadirin yang berada di gereja itu mulai terharu saat keduanya mulai memasangkan cincin.

Saat sang pria di perbolehkan membuka selubung pernikahan itu, tak membuang kesempatan Jungkook langsung mencium bibir wanita di depannya yang sudah sah menjadi istri sah nya.

Para hadirin malah bertepuk tangan begitu meriah dengan keagresifan Jungkook itu. Jihyo mencoba menandingi permainan bibir pria itu. Namun, memang dasarnya ia tak pandai bermain seperti ini.

Dahyun dan Eunbi bertepuk riang melihat sahabatnya telah resmi menjadi istri sah seorang Jeon Jungkook.

***
"Apa harus sekarang?"

"Maaf Jihyo, tapi besok penilaiannya. Aku takut saja mendapat nilai F"

Jihyo terdiam untuk sesaat. Ia memandang dirinya dari pantulan kaca di hadapannya kini. 10 menit yang lalu ia baru saja sampai di apartemen suami barunya ini, dan ia baru saja duduk di hadapan meja rias ini untuk mencoba menghilangkan rasa letihnya yang berjam-jam berdiri menyalami para undangannya. Tapi, tiba-tiba saja Kim Mingyu menghubunginya karena masalah tugas kelompok mereka di kampus.

Jihyo mendesah kasar. Ia lelah, kenapa Mingyu membahasa masalah ini. Tidak bisakah besok saja?.

"Jam berapa besok dosennya datang?"

"9 pagi"

Jihyo melirik jam di dinding itu. Sekarang sudah jam 7 malam. Apa waktunya cukup menyelesaikan tugas kelompok mereka itu. Ia sendiri bahkan ragu.

Baru saja Jihyo ingin menjawab, untuk sesaat ia terdiam melihat dari pantulan kaca itu Jungkook sudah berdiri di belakangnya.

Pria itu tiba-tiba saja merampas ponselnya. Jihyo terkejut, membalikkan tubuhnya.

"Tidak bisakah kau tak menganggu istriku? Kerjakan saja sendiri, jangan mengharapkan kepintaran istriku."

Tut.

Jihyo mengernyit. Jungkook langsung saja mematikan ponsel itu.

"Aku tidak suka dengan pria ini. Jauhi saja dia"

Jihyo sontak berdiri. "Tapi, itu adalah tugas kelompok kami."

"Tugas kelompok tapi kenapa hanya kau yang di harapkannya? Kenapa tidak dia saja yang mengerjakannya sendiri. Dia tahu kan, kau menikah hari ini?. Dimana otaknya menyuruhmu seperti itu."

Jungkook meletakkan begitu saja ponsel Jihyo di meja rias itu. Jihyo sendiri malah bingung. Apa ia harus mengerjakan tugas kelompok itu atau tidak? Jika tidak, ia takut mendapatkan nilai F dan itu mengakibatkan ketidaklulusannya. Lalu kalau ia mengerjakannya, ragu melihat wajah Jungkook di hadapannya ini.

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now