[21] Cold

2.8K 252 77
                                    

i just need a comment guys :) 17+ 

***

"Jungkook... ini aku Jihyo"

Jungkook berdiam diri dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana training putihnya, memandangi layar CCTV itu. Melihat wajah wanita itu yang menurutnya terlihat cemas. Kembali lagi belnya berbunyi. Ia melihat Jihyo kembali menekan bel itu lagi dan lagi.

"Jungkook-ah, aku ingin masuk"

"Untuk apa?"

Jungkook dapat melihat wajah Jihyo sedikit terkejut mendengar suara dinginnya.

"Aku ingin bertemu denganmu"

"Pergilah"

Jungkook bersiap membalikkan tubuhnya pergi meninggalkan pintu itu, tapi Jihyo kembali bersuara berhasil menghentikan langkahnya.

"Aku... aku merindukanmu"

Jungkook tetap diam di tempatnya. Perasaannya mulai gundah. Nafasnya mulai beradu.

"Aku sangat merindukanmu Jungkook. Jika kau memiliki masalah, kau bisa menceritakannya semua padaku. Aku siap mendengarnya. Percayalah padaku."

Jungkook masih tetap pada pendiriannya. Membiarkan Jihyo berceloteh panjang. Ia malah kembali melanjutkan langkahnya.

"Jungkook..."

***
Jihyo kembali menekan bel itu. Tak ada sahutan Jungkook dari dalam lagi. Ia menggigit bibir bawahnya, berharap pria itu membuka pintu untuk dirinya.

"Jungkook, kau masih disana?" panggil Jihyo lagi.

Tetap tak ada sahutan. Ia mendesah pelan. Sedih dengan keadaan Jungkook seperti ini. Beberapa hari yang lalu pria itu datang ke rumahnya malam-malam dan menangis di depannya. Ia yakin sekali, ini pasti ada hubungannya dengan sekarang. Mungkin masalah pria itu bertambah lagi. Sehingga membuat pria itu seperti ini.

"Jungkook..."

Jihyo kembali mengangkat tangannya berniat menekan bel itu lagi. Tapi terhenti seketika saat pintu itu terbuka.

Ceklek...

Wajah Jihyo langsung sumringah.

"Jung—"

Jihyo terbelakak tiba-tiba saja pria itu menariknya masuk kemudian menutup pintu itu kasar. Medorong tubuhnya ke pintu itu, lalu tanpa berbicara sedikitpun pria itu melumat kasar bibirnya. Ia sangat terkejut dengan tindakan Jungkook ini. Pria itu bahkan sampai menggigit bibirnya memaksanya membuka mulut. Mulutnya terbuka tak membuang kesempatan Jungkook memainkan lidah itu. Bahkan disaat dirinya sudah mulai kehabisan nafas, Jungkook tetap melumat bibirnya, bahkan semakin brutal.

Jihyo tersadar untuk sesaat. Ciuman ini. Ciuman penuh emosi. Pria di depannya ini seolah menyalurkan luapan emosinya ke dalam ciuman ini. Tiba-tiba saja ia menjadi tersentuh dan ingin menangis melihat keadaan Jungkook ini.

Perlahan mata bulat itu mulai terpejam dan berusaha menikmati ciuman kasar itu. Seperti mendapatkan balasan, Jungkook mengangkat tubuh itu bergerak mendekati living room itu, meniduri pelan tubuh Jihyo di sofa itu. Masih dengan lumatannya.

Sampai beberapa menit kemudian, Jungkook memelankan lumatannya dan perlahan berhenti. Kedua mata itu serentak terbuka. Nafas hangat Jihyo terhembus mengenai wajah Jungkook yang sangat dekat itu.

Tangan wanita itu bergerak menaik, mengelus pipi Jungkook lembut. "Ada apa? Kau memiliki masalah?"

Jungkook mengalihkan bola matanya dari manik mata itu. Ia tak menjawab, dan memilih meniduri tubuhnya di sebelah gadis itu yang beruntungnya sofa itu berukuran king. Jihyo menatap Jungkook menunggu jawaban dari pria itu, tapi ia tak kunjung mendapatkan jawaban itu. Perlahan ia menggeser tubuhnya menaik keatas. Kedua tangannya bergerak menarik lalu memeluk tubuh Jungkook.

Fake Love (17+) ✔Där berättelser lever. Upptäck nu