[20] Problem

2.7K 260 54
                                    

"Jangan! Ku mohon jangan!"

Anak itu menggeleng keras. Isakan demi isakan keluar dari mulutnya. Air mata terus mengalir deras.

"Lepas Jungkook! Bertingkahlah dewasa"

"Tidak bu! Ku mohon jangan tinggalkan aku sendiri"

Jungkook bersikeras menahan kaki sebelah wanita tua itu, memeluknya begitu erat sambil menangis sesenggukan

"Jungkook! Lepaskan kaki ibumu. Kami harus pergi"

Pria tua itu mencoba membantu tubuh kecil itu berdiri tegak. Tapi kini yang ada Jungkook kecil beralih memeluk kaki pria tua itu dengan tangis yang semakin deras.

"Ayah... hiks... jangan tinggalkan aku"

"Kami tidak meninggalkanmu, nak. Ayah dan ibu hanya pergi sebentar" pria tua itu berjongkok mengelus kepala Jungkook lembut.

Jungkook mengeleng beberapa kali. "Tidak. Aku tidak percaya. Kalian akan meninggalkanku lama"

"Jungkook, lihat ibu" wanita tua itu ikut berjongkok di hadapan anak bungsunya itu.

"Ibu tidak akan meninggalkanmu, percayalah..." ujar wanita tua itu lembut seraya menghapus air mata itu.

Jungkook masih sesenggukan. Wanita tua itu memeluk tubuh kecil itu. "Jangan menangis putraku, ibu dan ayah akan kembali. Percayalah"

Tangisan itu mulai memelan dan menghilang, tinggal hanya sesenggukan.

"Kami pergi"

"Tidak! JANGAN!! IBU AYAH!!"

"HA!"

Jungkook spontan bangkit dari tidurnya. Keringat dari pelipisnya berlomba-lomba turun membanjiri wajahnya. Nafas yang tersengal-sengal dan baju yang sudah basah sebagian akibat keringatnya. Ini semua karena mimpi sialan yang belakangan ini tak pernah lagi datang, tapi hari ini mimpi sialan itu datang lagi.

Sadar dengan keadaannya. Bahwa semuanya hanya mimpi. Ia menggeram kesal. Di sibaknya selimut itu kasar. Lalu bangkit dari tempat tidurnya. Sebentar ia terdiam memandangi pancaran sinar matahari yang sudah tinggi itu dari jendela kamarnya. Ia menghela nafas sejenak.

"Shit!" umpatnya.

Dia marah. Kenapa mimpi sialan itu datang disaat seperti ini. Ini membuatnya kembali terpuruk. Mimpi itu, sejujurnya bukanlah mimpi, hanya kilatan kejadian beberapa tahun yang lalu dimana dirinya benar-benar di tinggalkan.

"Cih... apanya yang sebentar? Ini sudah lama" decihnya.

Jungkook membalikkan tubuhnya. Tak sengaja ia melihat jam di dinding kamar itu. Sudah lewat pukul 10 pagi. Ia kembali menghempaskan tubuhnya di ranjangnya. Dan kemudian memejamkan kedua matanya. Persetan dengan sekolah, ia tak peduli lagi.

***
"Jimin..."

Pria yang tak terlalu tinggi itu menengok kearah suara. Ia menaikkkan sebelah alisnya satu melihat Jihyo mendekatinya.

"Ada apa?"

"Apakah Jungkook sungguh sakit?" tanya Jihyo tanpa ragu.

Jimin sebentar melirik Taehyung. Meminta apakah ia harus mengatakan sebenarnya. Baru saja Taehyung yang ingin membalas, Eunbi tiba-tiba menyahut.

"Jihyo, Wonwoo oppa memanggilmu ke aula" Eunbi berdiri di sebelah wanita itu sambil tersenyum.

Jihyo menoleh sebentar pada Eunbi kemudian menatap kedua pria itu kembali. "Benarkah?"

Fake Love (17+) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang