[44] Fake Love END

4.3K 266 56
                                    

"Gai bai bo!"

"Assa!!"

Pletak!

"Ssshhh...!!"

Jungkook meringis kesakitan mengusap dahinya. Ntah sudah ke berapa kali dahinya ini menjadi korban jari Jihyo yang begitu kuat menyentil dahinya keras hingga ia merasakan begitu panas. Ia yakin juga dahinya kini sudah memerah.

"Ayo lagi, gai bai bo!"

Dan lagi lagi Jungkook kalah. Jihyo begitu semangat mendekat lagi dan kembali menyentil dahinya kuat. Mendadak ia menjadi bodoh hanya bermain suit ini. Biasanya jika ia melakukan bersama kedua sahabat bodohnya itu, ia akan selalu menang, dan selalu dirinya yang membuat dahi Jimin atau Taehyung yang memerah. Tapi kali ini berbeda. Sedari tadi bermain suit bersama Jihyo, tak sekalipun ia menang. Yang ada ia terus kalah dan dahinya memar. Jihyo sudah terlihat begitu senang sekali karena terus menang.

"Hahahaaa... lagi lagi"

Jungkook menarik nafasnya panjang, kali ini ia harus menang.

"gai bai bo!"

"HAA!! Aku menang!" seru Jungkook keras mendapatkan jarinya berbentuk gunting dan jari Jihyo berbentuk kertas.

Jihyo memayunkan bibirnya kedepan. Ia menyingkirkan anak-anak rambutnya yang menutupi dahinya. Memejamkan erat matanya, saat tangan Jungkook sudah menaik siap menyentil dahinya kuat. Ia rasa pria itu akan balas dendam.

Cup!

Tapi sekilas bukan sentilan kuat di dahinya yang ia rasakan, malahan benda kenyal menempel di dahinya. Jihyo kembali membuka matanya melihat Jungkook tersenyum lebar dan sudah menangkup wajahnya.

"Aku tak bisa menyakitimu. Tapi bukan berarti kau bebas" seringai pria itu keluar.

Jihyo hanya diam mengerutkan dahinya bingung. Sampai ia memperhatikan Jungkook berdiri dari sofa yang mereka duduki sedari tadi. Tersontak saat pria itu menggendongnya ala bride style. Jihyo spontan mengalungkan tangannya di leher suaminya itu, masih memandang Jungkook bingung.

"Tidak masalahkan bermain pelan" Jungkook memainkan alisnya.

Jihyo terkekeh langsung mengerti. "Ah tidak. Aku sedang hamil besar, jangan macam-macam"

Jungkook mengerucut. "Tapi sudah 4 bulan kita tidak melakukannya, aku rindu sentuhanmu"

Jihyo menggeleng beberapa kali, pertanda ia tak setuju. "Turunkan aku sekarang!"

Jungkook malah tak mendengarnya. Dengan semangat ia membawa tubuh yang semakin berat itu masuk ke dalam kamar mereka. Merebahkannya perlahan. Pria bergigi kelinci itu menyeringai mulai meringkuk diatas tubuh Jihyo. Wanita itu tersenyum kecil, ia juga tak bisa munafik merindukan semua sentuhan suaminya ini. Namun, semuanya memang harus tertahan karena janin dalam perut Jihyo sudah semakin besar dan akan menjadi bayi sebentar lagi. Akan berbahaya jika melakukan hal intim disaat seperti ini.

"Dasar tuan pervert. Ini tidak bisa, aku sedang hamil besar." Ujar Jihyo masih tersenyum.

Jungkook melirik perut besar di bawah itu. Ia menghela kecil, kemudian membaringkan tubuhnya di sebelah Jihyo. Tangannya terulur mengelus perut besar yang di lapisi piyama itu. Jihyo tak bisa menahan senyumnya merasakan nyamannya tangan besar itu mengelus perutnya. Seakan calon bayi mereka ini mengetahui sang ayah yang melakukannya. Jihyo beralih mengelus kepala Jungkook seperti anak kecil. Melihat wajah sendu Jungkook itu membuatnya terkikik kecil. Memang sudah empat bulan terakhir ini mereka sama sekali tak melakukan hal intim, dokter mengatakan itu berbahaya jika melakukannya disaat perut mulai membesar. Jadilah Jungkook tak lagi menyentuhnya, takut terjadi apa-apa dengan dirinya dan calon anak mereka.

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now