[32] Where Are You

3.3K 262 45
                                    

Dentingan jam terus-terusan mengusik di telinga Jihyo. Wanita bermata bulat itu terlihat risau setiap kali ia melirik jam di dinding itu. Kedua jemarinya sudah saling meremas. Jangan lupakan juga jantungnya berdetak begitu kencang. Keringat dingin mulai menjalar di tubuhnya. Sesekali ia meneguk salivanya, merasa kerongkongannya mendadak mengering. Kedua matanya menangkap Eunbi yang baru selesai berpakain. Wanita mancung itu tersenyum lebar mendekat.

"Woah... malam ini kau cantik sekali" puji Eunbi.

Jihyo terlihat tak merasa tersipu dengan pujian itu. Ia malah terlihat semakin risau. Tanganya sudah terangkat siap menggigit jari-jarinya, tapi terhenti seketika tiba-tiba Eunbi memukul tangannya.

"Hentikan kebiasaan burukmu. Kau sudah cantik, kenapa malah menggigit kuku" dengus Eunbi.

Jihyo memayunkan bibirnya. Ia kembali melirik jam dinding itu. "Apa kita harus pergi sekarang?"

Eunbi tersenyum lalu mengeluarkan ponselnya. "Sebentar, aku akan bertanya pada Jimin dahulu"

Panggilan itu langsung tersambung.

"Ada apa Eunbi-ah..."

"Kau dimana? Apa disana ramai?"

"Taman belakang. Disini sepi. Kalau bisa, datanglah terlambat"

"Baiklah, kami akan datang terlambat. Beritahu aku, jika acara sudah di mulai"

"Yah... aku mengerti"

Panggilan itu terputus. Eunbi mengangkat kepalanya lalu mengangkat jempolnya kehadapan Jihyo. "Ini mudah Jihyo"

Jihyo menghembuskan nafasnya. Jantungnya kini benar-benar berdetak begitu kencang. Sejujurnya, ia ingin sekali hadir di pesta itu, sebagai orang spesial Jungkook. Tapi, sekali lagi ia masih takut bertatapan dengan mata tajam itu. Ia takut pria itu akan murka melihat wajahnya yang pergi sekian lamanya. Ia juga tahu, selama 5 tahun ini Jungkook berusaha menemuinya, mencarinya sampai dapat. Bahkan ke rumah orang tuanya juga. Semua informasi mengenai pria itu berjalan cepat padanya dari ketiga temannya yang setia selalu membantunya. Tapi, ia tak bisa menyunggingkan senyumnya saat tahu bahwa pria itu sukses dan berhasil mendapatkan jabatan CEO. Otak pintar Jungkook benar-benar tak bisa ia pungkiri. Hanya kemalasanlah yang ada saat pria itu di masa high school. Dan terbukti sekarang, pria itu lebih cepat lulus kuliah darinya, padahal semua teman semasa high school-nya tahu bahwa ialah pemilik otak paling pintar di sekolah mereka. Tapi tetap saja, ia kalah dari pria itu.

"Jangan tersenyum terus. Aku bisa takut sendiri" Eunbi menegur wanita itu lalu duduk di sebelahnya.

Jihyo malah semakin menarik ujung bibirnya. "Aku tak menyangka akan melihatnya secara jelas"

Eunbi ikut tersenyum. Ia tahu, Jihyo berusaha menahan kerinduan pada pria bernama Jeon Jungkook itu. Wanita itu hanya bisa melihat Jungkook dari media, semacam televisi ataupun majalah. Terkadang pun ia juga sering melihat wanita itu menangis diam-diam merindukan sosok pria bergigi kelinci itu.

"Kau yakin hanya ingin melihatnya saja? Tidak mau saling bertemu begitu?"

Jihyo menggeleng masih tersenyum. "Aku belum siap"

Eunbi terkekeh pelan. "Iya, aku mengerti"

Kembali hening diantara keduanya. Sampai Jihyo kembali membuka suaranya.

"Apa aku perlu membeli tempat tinggal? Aku merasa tidak enak lama kelamaan"

Eunbi mengerutkan dahinya. "Kenapa? Tidak masalah kau tinggal di apartemen ku ini. Aku juga tinggal sendirian, tak masalah Jihyo. Terserah kau ingin tinggal berapa lama."

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now