[3] Chocolate

4.6K 332 78
                                    

"Boo Seungkwan!"

Jihyo setengah berlari menghampiri adik kelasnya itu. Pria yang hanya lebih tinggi 2 senti dari Jihyo itu menghentikan langkahnya.

Raut wajah Boo Seungkwan berubah. Tadinya ia menampilkan senyum lebar melihat Jihyo memanggilnya, namun sekilas bayangan kemarin mengenai susu kotak itu membuatnya kembali murung.

"Apa... kau masih marah padaku?" Jihyo bertanya ragu. Ia tak ingin, ada orang membencinya, jadi ia ingin menjelaskan secara rinci pada Boo Seungkwan.

Boo Seungkwan menggeleng ragu. Jihyo melihat itu tahu bahwa Boo Seungkwan masih marah padanya.

"Seungkwan-ssi, sungguh aku minta maaf. Aku tak bermaksud"

Seungkwan meneguk ludahnya lalu akhirnya bersuara. "Aniyo noona. Aku tahu, itu hanya sekotak susu biasa saja. Mungkin noona tak menyukainya. Aku yang harus minta maaf noona tidak tahu kesukaanmu."

Jihyo tak enak hati melihat Seungkwan malah membungkuk tubuh di depannya. Ia jadi semakin bersalah.

"Boo Seungkwan"

Seungkwan terkejut saat kakak kelas yang di kaguminya itu memegang tangannya dengan lembut.

"Aku menyukai susu kotak yang kau berikan padaku itu. Sungguh, aku tak berbohong. Hanya saja kemarin, pria itu menginginkannya, aku tak bisa apa selain memberikannya" jelas Jihyo rinci masih dengan menggenggam tangan Seungkwan.

Seungkwan tak tahu harus berkata apa. Yang pasti penjelasan Jihyo dan genggaman gadis itu berhasil membuat bibirnya tertarik lebar. Dengan gampangnya hatinya langsung mempercayai kata itu dan memaafkan Jihyo.

"Noona" gumam Seungkwan mulai melebarkan senyumnya.

Jihyo tertawa pelan. "Ah aku senang. Melihat wajahmu itu saja aku sudah menebaknya apa"

"Hahaa... aku memaafkanmu noona. Aku juga minta maaf padamu karena aku seperti anak kecil saja"

Jihyo menganggukkan beberapa kali kepalanya. "Ne. Terimakasih susu kotaknya ya"

Seungkwan mengangguk. "Ya Noona. Kalau begitu bisa kau lepas tanganmu. Orang memandang kita jadinya."

Jihyo mengedarkan pandangannya. Benar sekali, banyak para siswa memperhatikan mereka saat melewati mereka. Dengan buru-buru ia melepaskan tangannya lalu menggarut rambut yang tak gatal sama sekali.

Seungkwan terkekeh. "Aku duluan ya noona. Selesai istirahat ini, kami ada ujian mendadak"

Jihyo mengangguk melambaikan tangannya pada Seungkwan yang mulai menjauh. Ia masih diam tersenyum sendiri di tempat memandang punggung Seungkwan itu. Jika jujur, pria idamannya benar-benar seperti Seungkwan. Baik, ramah, sopan, dan ia sangat suka itu.

Bugh!

Masih dengan lamunannya, tiba-tiba saja bola basket menghantam kepalanya. Untungnya tidak terlalu keras sehingga hanya kepalanya saja yang miring dan bola basket itu memantul ke lantai.

Jihyo lantas mengelus kepalanya dengan ringisan kecil.

"Ah mian, aku tak sengaja"

Dengan tampang tak berdosanya Jungkook datang mengambil bola basket itu.

Jihyo sudah menebak pria di depannya ini melakukannya bukan tidak sengaja, melainkan sengaja. Ia pun hanya memandang Jungkook jengkel, tanpa berkata ia pun memutar tubuhnya meninggalkan pria itu dengan perasaan kesal.

***
Sekarang adalah pelajaran olahraga. Sejujurnya, tak ada pelajaran yang tidak di sukai Jihyo, karena ia suka belajar. Namun, jika olahraga di bilang pelajaran jangan sampai ia mengklaim belajar kesukaannya. Ia benci olahraga. Hanya berolahraga lah yang tak di sukainya. Karena menurutnya olahraga itu melelahkan. Dan jika sudah pelajaran olahraga biasanya ia akan ijin dengan alasan sedang mengalami masa menstruasi atau alasan sakit.

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now