[28] My Lady

3.4K 234 71
                                    

*part ini kayak ada horor kali ya?*

***
"Jimin... hiks... aku disini"

Jimin mengedarkan pandangannya seraya mencari arah suara itu. "Eunbi-ah, kau dimana?"

"Hiks... disini"

Samar-samar lagi Jimin mendengar suara itu. Rasa takutnya menghilang terganti khawatir. Mendengar isakan itu membuatnya menjadi gusar mencari suara itu. Satu persatu ia membuka kamar yang sama sekali tidak ada yang terkunci itu. Dan yang terakhir kamar paling akhir, Jimin membukanya memperlihatkan tubuh lemas Eunbi terduduk di sisi ranjang itu.

"Eunbi-ah?" Jimin mendekati pelan gadis itu.

Eunbi mendongakkan kepalanya menatap pria itu nanar. Jimin terkejut melihat penampilan Eunbi sekarang. Rambut yang berantakan serta mata yang sudah basah dan membengkak. Ia berjongkok di hadapan Eunbi.

Tanpa aba-aba gadis itu menghambur ke pelukan Jimin. Pria itu terkejut bukan main. Pelukan gadis itu begitu erat bahkan tak membiarkannya sedikit bergerak. Lalu sedetiknya ia mendengar gadis itu kembali menangis. Tubuh Eunbi yang sangat terasa sekali bergetar. Perlahan tangan Jimin menaik dan mengusap pelan punggung itu lembut. Rasa ibanya kemudian muncul.

"Ada apa?" Jimin bersuara dengan lembut.

"Hiks... mereka mengangguku"

Jimin bingung maksud Eunb itu. "Mereka siapa?"

"Mereka yang tak akan bisa kau lihat" Eunbi semakin mengeratkan pelukannya.

Jimin mulai merasa tercekik, ia mencoba melonggarkan pelukan Eunbi itu, tapi gadis itu malah semakin mengeratkannya dengan kuat.

"Aku takut Jimin, hiks..."

Jimin akhirnya pasrah membiarkan dirinya tak bisa bergerak sedikitpun. "Siapa mereka? Katakan padaku, akan ku hajar dia"

Eunbi menangis sesenggukan lalu menjawab. "Mereka disini. Tolong aku Jimin, aku takut. Usir mereka"

Gadis itu semakin mengeratkan pelukannya dan sudah memejamkan matanya rapat-rapat. Jimin mulai kesulitan bernafas. Gadis di depannya begitu erat memeluknya, seakan sangat ketakutan.

"Siapapun kalian! Pergilah!" suara Jimin mengeras. Ntah sama siapapun ia berbicara ia tak tahu. Yang pasti Eunbi harus segera melonggarkan pelukan ini. Ia mulai tersiksa.

Eunbi tak juga lekas melepaskan pelukannya. Jimin mulai merasa pegal terus berjongkok, ia pun mendudukkan bokongnya kemudian bersandar di sisi ranjang itu dan Eunbi yang masih memeluknya erat. Pria itu mulai mengelus pelan punggung itu lembut.

Sampai hampir satu jam Jimin mulai merasakan pelukan itu melonggar dan isakan itu terganti dengan dengkuran halus. Pria itu perlahan tapi pasti mengintip melihat wajah Eunbi yang bertumpuh di sebelah bahunya. Ternyata gadis itu sudah tertidur pulas. Baru saja ia ingin bergerak berdiri, tiba-tiba saja Eunbi terbangun dan memeluknya lagi.

"Jangan pergi, kumohon" isakan itu keluar lagi.

Jimin menghela nafas dan akhirnya duduk kembali. Eunbi kembali memejamkan matanya masih memeluk Jimin. Pria itu melirik jam di dinding itu. Bingung sendiri. Apa yang harus dilakukannya sekarang ini sudah malam. Besok dia juga sekolah menghadapi ujian kelulusan.

Hanya ada satu cara di otaknya sekarang. Yaitu menghubungi Taehyung.

***
Brak!

"Sssttt"

Jimin meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. Raut wajah Taehyung yang tadinya terlihat gusar berbuah sedetiknya menjadi miris. Melihat Eunbi yang begitu nyaman tertidur di pelukan Jimin.

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now