[10] Club

4.7K 304 85
                                    

Cek ff aku 12345 bagi yang belum baca, kemarin aku ada update oneshoot Junghyo, judulnya My Heart Is Beating Fast. kalau kalian berminat baca silahkan ^^, semalem aku lupa promosinya.

Dan oh! Part ini, buat 17- tutup kuping ya :')

***

"A—apa? Yang be—benar?"

Jihyo terdiam untuk sesaat. Sambungan di ponselnya mati begitu saja. Kedua mata yang sudah basah itu memandangi ponselnya diam. Tak lama Jihyo kembali menangis deras. Ponselnya terjatuh begitu saja di ranjangnya.

Baru saja ia pulang sekolah, lalu menerima panggilan bahwa ayahnya masuk rumah sakit karena asma yang kambuh lagi. Kedua orangtuanya kekurangan biaya karena habis membayar hutang-hutang mereka, belum lagi biaya sekolah adiknya itu. Tak di perkirakan lagi uang kedua orangtuanya sudah habis apalagi mereka hanya petani kecil biasa.

Jihyo tak tahu lagi harus apa. Suhu tubuhnya yang sudah mendingan tapi hatinya kembali memanas. Ia bingung. Kemana ia akan mencari uang. Jelas, ia sudah di pecat pekerjaan menyanyinya di café, itu semua ulah Jungkook, pria itu seenaknya merusak pakaian mahal itu dan asisten pemilik café itu langsung memecatnya begitu saja. Dan sekarang ia tak memiliki sisa uang banyak. Hanya beberapa, itupun cukup hanya untuk makannya beberapa minggu saja. Untuk biaya rumah sakit ia tak yakin ini akan cukup atau tidak.

Jihyo sibuk dengan pikirannya, mencari cara mendapatkan uang hari ini juga. Berpikir seraya menggigit kukunya itu.

Tiba-tiba terlintas di pikirannya sebuah pekerjaan. Untuk sesaat ia terdiam.

"Apa harus?"

***
Jihyo mendesah kasar. Ia memandangi dirinya dari pantulan kaca di depannya itu. Pakaian yang ia kenakan kali ini begitu sexy menunjukkan auratnya. Jika di bandingkan dengan baju yang biasa ia pakai untuk menyanyi, ini jauh berbeda. Terlihat sangat sexy,mini dress, tanpa lengan, payudara yang sedikit menonjol keluar membuatnya tak suka dengan dress itu. Tapi, mau bagaimana lagi. Ini adalah satu-satunya jalan agar ia mendapatkan cepat uang.

Suara dentuman musik yang keras membuat jantungnya berpacu cepat. Rasa takutnya kembali lagi. Ia takut untuk keluar membiarkan mata-mata liar itu memperhatikan tubuhnya.

"Park Jihyo"

Jihyo menoleh mendengar suara itu. Wanita tua berjalan angkuh mendekatinya.

"Pria tua berjas hitam. Meja nomor 2"

Setelah itu wanita itu pergi begitu saja. Jihyo menelan ludahnya susah payah. Ia keluar dari sebuah ruangan itu. Kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru club itu.

Matanya menangkap sekumpulan pria tua di meja nomor 2 yang hanya ada satu pria tua yang tak memiliki wanita. Ia yakin, dirinya yang harus melayani pria tua itu.

Jihyo kembali menarik nafasnya panjang. Ia mencoba menyakinkan hatinya. Ketakutan serta keraguan berlomba-lomba menghujat tubuhnya. Bahkan ia rasa tubuhnya mulai keringat dingin. Namun, segera ia menghalau semuanya setelah membayangkan wajah kesakitan ayahnya itu.

Dengan langkah ragu ia mulai mendekati pria tua itu. Mata-mata liar mulai memperhatikan lekuk tubuhnya membuatnya mempercepatkan langkahnya.

Pria-pria tua itu menghentikan aksi canda mereka setelah melihat Jihyo berdiri ketakutan.

"Ah wanita ku datang, sini sayang duduk di sebelahku" Salah satu pria tua itu berseru menepuk sofa di sebelahnya.

Jihyo meneguk ludahnya sekali lagi. Ia perlahan duduk di sebelah pria tua itu, sedikit memberi jarak.

"Woah wanitamu sexy sekali. Bisakah kita bertukar" ujar pria tua asing yang lan.

Jihyo semakin ketakutan saat melihat pria-pria tua itu memandang genit kearahnya, lantas ia mencoba menarik dressnya lebih panjang kemudian mencoba mentupi dadanya.

Fake Love (17+) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang