[29] Confused

3.3K 253 95
                                    

*ini benar-benar nggak sedih. jujur saat aku nulis cerita ini, aku lg ngga mood banget. maaf kalau kalian malah bosan sama ceritku ini* 

Prolog 9 Month udh up. yuk cek... siapa tau kalian suka :D  

***

Jihyo memutar bola matanya. Lalu mendengus malas. Untuk apa gadis berkulit tahu tadi menariknya keluar kelas berniat pulang bersama, tapi tahunya kekasih gadis itu sudah menunggu di depan sekolah. Lalu pastinya Dahyun memilih bersama kekasihnya dan dia sekarang sebagai orang bodoh berdiri di depan halte menunggu bus menuju rumahnya.

Tin Tin Tin!

Suara klakson mobil itu mengangkat kepala Jihyo mencari asal suara itu. Di seberang sana, Jihyo sangat mengenali mobil sport mewah berwarna merah itu. Tak lama kaca mobil itu turun menampilkan pria begigi kelinci disana. Senyumnya langsung mengembang dan kakinya mulai berjalan menyebrang jalanan itu kemudian masuk ke dalam mobil sport itu.

"Seharusnya kau tadi memilih bersamaku" Jungkook memulai percakapan itu.

Tangan Jihyo terhenti saat ingin memakai seatbelt itu. Menoleh pada pria di sampingnya. "Kenapa aku harus memilih bersamamu, mmh?" godanya sambil tersenyum kecil.

Jungkook mendengus kecil. Lalu tubuhnya memaju kedepan. "Karena aku tahu kau akan ditinggal begitu saja." Kecupan sekilas di bibir itu lalu memasangkan sabuk pengaman wanita itu.

"Kau mengerti?" Jungkook kembali menatap mata bulat itu masih dengan jarak yang dekat.

Jihyo terkekeh kecil. "Iya, aku mengerti" ujarnya seraya menangkup kedua pipi pria itu.

Jungkook tersenyum lalu kembali membaguskan posisinya. Kemudian mulai menjalankan mobil sport itu.

"Kau akan mengantarkanku pulang, kan?" Jihyo melirik Jungkook sebentar.

"Siapa bilang. Akan sia-sia aku membawamu jika aku mengantarmu pulang begitu saja" smirk pria itu keluar.

Jihyo tersenyum kecil. Ia sudah tahu apa yang ada di dalam pikiran pria itu. "Aku tidak mau sampai kemalaman Jungkook. Besok masih ujian"

"Iya, sebentar saja. Hanya mengendus" Jungkook menarik bibirnya semakin tinggi.

***
"Jungkook, aduh jangan!"

Jihyo berusaha menahan tangan nakal pria itu mulai menarik rok sekolahnya. Sejenak pria itu akhirnya menghentikan aktivitasnya. Tangan nakalnya akhirnya keluar dari dalam rok sekolah itu lalu menatap Jihyo cemberut.

"Kenapa? Aku hanya mengendus"

Jihyo berusaha memasangkan kancing roknya yang sudah terlepas di sebabkan Jungkook itu. Ia menghela sebentar.

"Awalnya memang mengendus tapi lama kelamaan kelewatan. Bagaimana jika besok aku tak bisa berjalan, huh?"

Jungkook malah terkekeh seperti tak besalah. Ia beralih mencubit pipi wanita itu pelan. Lalu memeluk pinggang Jihyo, menarik wanita itu kedalam pelukannya.

"Maaf"

Jihyo berdehem pelan dan tersenyum samar dalam dada pria itu. Kemudian membalas pelukan Jungkook. Kedua orang itu hanya diam selanjutnya. Jungkook masih membuka matanya sambil mengelus rambut Jihyo lembut, sedangkan Jihyo mulai memejamkan matanya menikmati usapan lembut itu. Hal ini membuat perutnya kembali bergerumuh. Senyumnya tak bisa lepas. Ia sangat menyukai sikap Jungkook kali ini. Ntah kenapa ia mulai merasakan jantung pria ini berdetak kencang seperti yang ia rasakan ini. Apa sekarang Jungkook sudah memiliki rasa dengannya? Jika iya, betapa senangnya dirinya. Tinggal hanya menunggu waktu pria itu menyatakannya. Membayangkannya saja sudah membuatnya bersemu merah. Lupakanlah Kim Yerim itu, yang ntah masih bestatus sebagai kekasih Jungkook. Karena kali ini ia ingin egois, ia ingin Jungkook hanya memilihnya.

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now