[36] Jeon Company

4.4K 291 96
                                    

Kelas Jihyo usai. Sesuai keinginan calon suaminya itu, Jihyo pun berangkat menuju kantor pria itu memakai bus. Tak butuh waktu lama, ia sudah sampai menginjakkan kakinya di perusahaan besar itu. Kepalanya mendongak memabaca sederet tulisan besar.

'Jeon Company'

Kedua ujung bibirnya tertarik. Kenapa sekarang ia malah merasa bangga. Pria bermarga Jeon itu berhasil mendirikan perusahan sebesar ini. Apa karena ini dirinya? Teringat dulu bagaimana ia sering menasehati Jungkook untuk terus belajar agar menjadi orang sukses begitupun tertulis juga di surat pertama dan terakhirnya pada Jungkook saat itu. Puas melihat tulisan itu, ia pun kembali melanjutkan langkahnya memasuki perusahaan itu. Mata bulatnya langsung di sajikan orang-orang berjas berlalu lalang yang tampak sibuk dengan kertas di tangan mereka. Dirinya membungkuk sopan saja, tak di hiraukan. Ia dapat memaklumi itu, namanya juga orang sibuk, tak sepertinya hanya mahasiswa biasa.

Jihyo berjalan mendekati resepsionis itu. "Permisi"

Wanita bertugas di resepsionis itu tersenyum dan menjawab. "Ya? Ada yang bisa saya bantu, nyonya?"

"Bisakah saya tahu dimana ruangan Tuan Jeon Jungkook?"

Wanita itu mengernyit memandang Jihyo dari bawah sampai atas. Berpikir, untuk apa mahasiswa seperti Jihyo berkepentingan dengan CEO mereka.

"Maaf sebelumnya. Memangnya anda siapa, kalau boleh tahu?"

Jihyo dapat mendengar nada suara wanita itu mulai terdengar sinis. Bahkan raut wajah itu mulai menampakkan ketidaksukaan padanya.

Jihyo berusaha tersenyum ramah. "Saya calon istrinya"

"Calon istri? Banyak yang mengaku menjadi calon istri Tuan Jeon Jungkook. Kalau begitu saya bisa mengaku menjadi istri Tuan Jeon Jungkook"

Sinisan wanita itu membuat Jihyo sedikit sakit hati. Jadi, wanita di depannya ini mengira dirinya berbohong? Lalu bagaimana caranya agar wanita yang masih muda ini mempercayainya? Ponsel saja ia tak punya, bagaimana ia bisa menghubungi Jungkook bahwa ia sudah di bawah.

"Tapi, saya sungguh calon istrinya. Anda bisa menyuruhnya turun menemui saya" Jihyo berusaha menyakini wanita itu.

"Maaf, Tuan Jeon Jungkook sibuk. Dia tak punya waktu hanya untuk turun saja"

Wanita itu memandang Jihyo sinis, kemudian sok sibuk dengan sebuah majalah yang tak Jihyo ketahui apa itu. Jihyo mulai bingung. Apa yang akan dilakukannya sekarang. Sejenak ia mengedarkan sekelilingnya, berharap Taehyung atau Jimin tertangkap di matanya agar dapat menolongnya dari wanita sinis ini. Ia pun sampai memperhatikan lift itu, melihat orang-orang yang berkeluaran dari lift itu, pastinya berharap Jungkook juga disana. Tapi, sayangnya tak ada orang yang ia harapkan terlintas di penglihatannya.

Jihyo kembali melihat wanita itu. "Bisakah anda membiarkan saya berbicara pada Tuan Jeon Jungkook?"

"Maaf, saya sibuk" Wanita itu menjawab tanpa menatap Jihyo.

Jihyo mendengus pelan. Kenapa bisa wanita itu seperti tak menyukainya bahkan sampai melarangnya hanya bertemu dengan Jungkook saja, padahalkan mereka baru pertama kali bertemu. Pada akhirnya Jihyo memilih duduk di dekat resepsionis itu, menunggu Jungkook turun. Sebentar lagi jam makan siang, Jihyo yakin pria itu akan turun mencari asupan. Sesekali memandangi orang-orang yang berlalu lalang. Bibirnya tertarik melihat orang-orang itu yang ia yakini mereka semua adalah karyawan Jungkook. Yang artinya bawahan pria itu.

Wanita resepsionis itu melirik Jihyo yang malah duduk disitu. Benar, ia tak menyukai wanita bermata bulat itu. Seenaknya mengaku menjadi calon suami CEO perusahaannya. Jelas, ia tak terima. Mereka semua karyawan yang memiliki rasa pada CEO mereka itu akan bersaing secara sehat. Jadi, jangan salahkan mereka akan sesama sinis yang mencoba mendekati CEO muda itu .

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now