[4] Cooking

4.1K 334 47
                                    

Suasana mobil itu begitu sunyi, bahkan suara radio pun tak ada. Keduanya hanya diam.

Sampai Park Jimin berdehem membuat Jihyo memalingkan wajahnya memandang pria itu yang asik menyetir.

"Suaramu bagus" ujar Park Jimin memulai percakapan.

"Terimakasih" Jihyo kembali melihat ke depan walau ia tak tahu bahwa pria itu mengetahui ia memiliki suara bagus.

Benar sekali. Jihyo menerima tawaran Jimin itu. Lagian tak rugi ia dapat duduk di mobil mewah ini. Katakanlah dia kampungan, memang benar kenyataannya. Ia tak pernah menduduki mobil mewah sekalipun dan ini kali pertamanya. Seharusnya ia bersyukur pada Jimin, karena telah menambahkan kenangan ia bisa duduk di mobil mewah ini. Belum lagi teringat saat tadi ia tak tahu cara membuka mobil sport Jimin ini. Ia pikir mobil ini seperti mobil biasa dengan pintu yang gampang di buka, tapi ia salah. Pintu mobil sport ini modelnya harus di tarik keatas. Jelas ia terkejut tapi ia berusaha menyembunyikan wajah bodohnya itu.

"Sejak kapan kau bekerja di café itu?" tanya Jimin.

"Baru 2 bulan yang lalu"

Jimin menganggukkan kepalanya. "Kau lapar? Ingin makan dulu?"

"Tidak" jawab Jihyo cepat. Segera ia harus pulang. Ia tak ingin berlama-lama dengan seorang pria bernama Park Jimin yang di kenal bersahabatan dengan Jeon Jungkook dan Kim Taehyung ini.

"Kau masih penasaran dengan pertanyaanmu tadi?" Jimin mengalihkan pembicaraannya.

Jihyo kembali menatap Jimin. "Ya. Aku penasaran"

Jimin menarik ujung bibirnya. "Aku memberitahumu karena aku sekarang ingin menganggapmu saudara"

Jihyo mengernyit bingung. "Aku dan kau sesama bermarga Park. Kita bisa bersaudaraan" lanjut Jimin.

Jihyo membulatkan mulutnya mengerti. "Lalu?"

"Kau begitu penasaran ya?" Jimin malah mempermainkan dirinya.

"Jawab sajalah. Sekarang kau seakan memberikanku teka teki"

Jimin terkekeh kecil. "Benar saja ya. Kau susah di taklukan"

Jihyo hanya diam saja tak menjawab.

"Jika ku beritahu ini, apa mulutmu masih ingin membocorkannya?"

"Eum... tidak" ragu Jihyo menjawab.

Jimin kembali menarik ujung bibirnya. "Kau tahu, kami bertiga tak pernah sekalipun terpikirkan mendekatimu"

Jihyo mulai serius mendengarkannya. Ia tahu siapa maksud Jimin 'Kami bertiga' itu. Siapa lagi kalau bukan 3 sahabat kaya raya itu.

"Kau gadis biasa saja menurut kami. Kami bertaruh, berebutan ingin berkenalan denganmu duluan."

Jihyo tersenyum miris. Ini sudah di duganya. Bahkan saat Jungkook memaksanya ikut bersama pria itu selang waktu, itu pasti dari pertaruhan konyol ini.

"Sayangnya, Jungkook menang. Dia begitu cepat bergerak."

Jihyo mendesah kasar. Sesak di hatinya kembali datang.

"Tapi aku bingung, ini pertama kalinya aku melihat ia mudah berkenalan dengan seorang gadis. Biasanya dia paling malas jika berurusan dengan seorang gadis. Mengingat itu saja membuat ku teringat Kim Yerim, Taehyung yang mengenalkannya duluan" jelas Jimin.

Jihyo tetap diam tak menanggapinya. "Kau tahu kan, Kim Yerim itu anak baru saat kita masih di tahun ajaran kedua" lirik Jimin sebentar.

Jihyo hanya bergumam. "Taehyung awalnya menggoda Kim Yerim karena kecantikannya. Tapi, Kim Yerim malah tertarik pada Jungkook. Ntah berawal darimana mereka berdua sudah menjalin hubungan."

Fake Love (17+) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang