[36] Jeon Company

Start from the beginning
                                    

Jihyo mulai merasa bosan, ia membuka hand bag-nya, mencari sesuatu yang mengasyikan untuknya. Sayangnya, semua isi hand bag-nya hanyalah beberapa buku tebal mengenai bisnis managemen. Sedikit menyesal sih, tak mengaktifkan ponselnya kembali. Jadinya seperti ini, menghubungi Jungkook saja susah.

Kepala Jihyo terangkat mendengar tawa Taehyung yang tak asing di telinganya. Sebentar melirik wanita resepsionis itu membungkuk hormat, ia pun mengikuti arah pandang wanita resepsionis itu. Ia sontak berdiri menyandang hand bag-nya segera. Senyumnya langsung mengembang setelah melihat siapa orang itu, langkahnya langsung cepat.

"Jungkook!"

Semua manusia yang berlalu lalang itu termasuk wanita resepsionis itu terkejut dengan panggilan tak sopan Jihyo itu. Bahkan mereka sempat memperlambat jalan mereka demi melihat kearah Jihyo.

Pria bergigi kelinci itu menoleh kearah suara. Melihat Jihyo berlari padanya membuatnya senyumnya mengembang dan ikut berjalan cepat mendekati Jihyo.

Taehyung dan Jimin yang berdiri di sekitar Jungkook tadi berdehem menoleh kearah lain cepat saat pemandangan mereka melihat Jungkook malah asik menciumi seluruh wajah Jihyo dengan senang tanpa memperdulikan pandangan keterkejutan dari karyawan-karyawan mereka.

"Kau baru datang? Naik apa kau kesini? Kenapa tidak menghubungiku saja, mmhh?" Jungkook kembali mencium bibir Jihyo sekali.

Jihyo terkekeh pelan. "Iya aku baru saja datang menaiki bus. Kau tahu kan aku tak memiliki ponsel"

Jungkook yang masih menangkup wajah Jihyo itu, mengelus pelan kepala itu. "Kau sudah makan?"

Sepertinya kedua orang itu tak peduli sama sekali dengan sekitar mereka yang menjadi pusat perhatian semua orang sekarang. Mereka malah asik mengumbar keromantisan, bahkan Jungkook tak segan-segan menciumi bibir Jihyo beberapa kali.

Jihyo menggeleng pelan. "Belum."

"Tepat sekali. Aku juga belum makan, ayo" Jungkook beralih menggenggam tangan Jihyo hangat lalu berjalan keluar.

Taehyung dan Jimin saling pandang. "Bukankah tadi dia mengajak kita, tapi kenapa kita malah di tinggalin" ujar Taehyung seperti orang bodoh.

"Terserahlah. Ayo kita cari makan saja sendiri" Jimin berjalan duluan dan akhirnya Taehyung mengikutinya.

Wanita resepsionis tadi menganga. Terkejut mengetahui kebenaranya. Ia memegang dadanya, jantungnya berdetak kencang. Dirinya mulai takut akan posisinya di perusahaan besar ini. Bagaimana wanita yang memang berstatus sebagai calon istri Tuan Jeon Jungkook itu mengadu pada CEO muda mereka itu. Tamatlah sudah riwayatnya.

***
Jungkook tak hentinya tersenyum sendiri memandang Jihyo yang asik makan dengan lahap. Bahkan makanan yang masih utuh di biarkan begitu saja. Rasa laparnya hilang begitu saja melihat wanitanya kini asik makan, seakan makanan itu juga ikut masuk ke dalam lambungnya.

"Kau tak makan?" tanya Jihyo heran.

"Melihatmu saja aku sudah kenyang" Jungkook masih saja tersenyum.

Jihyo terkikik. "Kau aneh. Aku bukan makanan Jungkook. Nah, buka mulutmu"

Jungkook menerima saja suapan Jihyo itu. Matanya tetap tak lepas pada wanita di depannya ini, yang selalu tampak cantik di matanya.

"Makanlah, jangan hanya melihatku saja"

"Kau harus menyuapiku"

Jihyo tertawa kecil. "Dasar anak kecil."

Tapi pada akhirnya Jihyo juga menyuapi anak kecil itu. Menghiraukan pandangan-pandangan di sekitar mereka. Sesekali keduanya di selangi candaan. Jungkook yang senang menggoda wanita itu membuat wanita itu selalu mengeluarkan rona merah di pipinya.

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now