Part 47 Kembalinya Ingatan

4K 196 33
                                    

      Di pagi cerah tanpa awan putih. Saat ini Aluna sedang memasukkan tas ranselnya ke dalam mobil miliknya. Dia mendapat pesan jika kelasnya akan di mulai pagi hari, sedangkan dia sudah janji untuk bertemu dengan Edo. Jadi Aluna harus mengutamakan kuliahnya daripada bertemu Edo.

    Di jalan menuju University. Aluna terlihat menyetir sambil memakan hamburger, dia menggoyangkan tangan dan badannya, mengikuti alunan musik rock yang dia dengar dari DVD mobil sportnya. Anggap saja Aluna sedang menghibur kesedihannya.

    Aluna menghentikan mobilnya di lampu merah. Dia terlihat sibuk mencari barangnya yang tadi entah dia lempar ke mana, dan akhirnya dia menemukan tisu di bawah buku-buku tugasnya.

    Di saat Aluna menunggu lampu hijau. Dari samping mobilnya, ada seseorang yang melemparnya botol minuman bekas. Aluna menoleh ke arah mobil jaguar hitam di sampingnya dan mengetuk kaca mobil itu dengan keras. Kaca mobil itu terbuka perlahan dan tampak seorang cowok yang menertawainya.

     “Kampret banget sih lo! Lo pikir gue tempat sampah keliling.” Aluna melempar balik botol itu ke arah Edo.

     “Makanya kalo di jalan umum nggak usah dangdutan. Ini bukan Jakarta.”

     “Ini rock, bukan dangdut.” Aluna memukul tangan Edo.

    Tidak lama itu lampu merah berubah menjadi hijau, kendaraan lain mulai berjalan sedangkan Aluna dan Edo masih asik ribut sendiri. Karena terlalu lama rebut, pengguna jalan yang lain terlihat kesal dan mengklakson mereka berkali-kali.

     “Okay! Okay I’m go. Nggak sabaran banget.” Aluna menoleh ke belakang dan meneriaki mobil-mobil yang menelaksonnya.

    Kemudian Aluna dan Edo melajukan mobilnya. Setelah lima belas menit di perjalanan, mereka akhirnya sampai di University. Aluna menutup atap mobilnya, lalu berjalan keluar.

     “Gue ke kelas dulu.” Ucap Aluna yang langsung lari menuju Universitas.

    “Siap anak dosen.” Teriak Edo.

    Edo tersenyum dan melihat kepergian Aluna. Edo duduk di atas bamper mobilnya dan menghela nafas panjang. Entah kenapa dadannya terasa begitu sesak. Setelah bertemu Nada dan Nadin kemarin, Edo merasa gundah. Dia takut perasaannya akan tersakiti lagi, jika seandainya Nada kembali mendapatkan Aluna.

    Meski Nada amnesia, dan tidak bisa mempercayai siapapun termasuk keluarganya. Tapi Edo yakin, Nada tidak akan mudah menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang ingin dia miliki.

     “Kenapa harus sesakit ini? Edo! Kenapa lo lemah banget jadi cowok?” Edo menarik rambutnya frustasi. Kemudian dia membenarkan tasnya dan berjalan masuk menuju universitas.

** AlNa **

    Pagi datang dengan riang. Membawa duka masa lalu yang setiap harinya teringat di dalam memori. Meski dia belum sepenuhnya sembuh, namun dia yakin, bahwa apa yang ada di hatinya adalah benar. Benar mengenai perasaannya. Kehilangannya. Dan mati rasa akan raganya.

    Nada berdiri di atas balkon dengan tatapan yang tertuju ke halaman rumahnya. Matanya menyorot hitam, rambutnya sedikit berantakan dan tangannya dia letakkan di besi pembatas balkon. Bibirnya sedikit pucat dan matanya menatap sayu ke depan.

Alunan Nada [Completed]✓Where stories live. Discover now