Part 17 Dasar Mak Lampir 2

4.3K 197 4
                                    

**AlNa**

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, semua anak-anak keluar dari kelas dan berjalan di koridor. Ada sebagian yang tinggal di kelas untuk mengerjakan tugas dan ada yang sebagian Ekschool. Sedangakan saat ini, Aluna sedang berjalan di koridor dengan memakai handset dan memakan permen karet rasa blueberry kesukaannya.

"Beb! Aluna!" Aluna menghentikan langkahnya setelah seseorang memanggil namanya. Aluna menoleh dan menemukan Daren yang berlari ke arahnya dengan senyum lebar.

"Beb, lo di suruh ke ruang kepsek." Daren berdiri di samping Aluna dengan senyum lebar.

"Ada apa?"

"Aduh, gue nggak tahu beb. Ke sana aja yuk? gue temenin." Daren menarik tangan Aluna, namun Aluna tetap berdiri di tempatnya.

"Gue bisa sendiri."

Aluna berjalan dan meninggalkan Daren yang terlihat sedih. Aluna berjalan menuju ke ruang kepala sekolah, selama di perjalanan Aluna di buat penasaran untuk apa dia di panggil kepala sekolah lagi. Apa mungkin karena perkelahiannya tadi bersama Agnes atau Nada mengadu jika dia menamparnya?

Sesampainya di ruang kepala sekolah Aluna mengetuk pintu dua kali lalu membuka pintu dan berjalan masuk. Sesampainya di dalam Aluna melihat ada pak Yudha, Nada dan seorang bapak-bapak yang umurnya sekitar empat puluh tahunan.

"Ada apa bapak panggil saya?" Aluna berjalan mendekat ke arah meja pak Yudha dengan wajah datar.

"Aluna, perkenalkan ini pak Didit, guru BP baru di sini. Dia yang akan menggantikan pak Cokro yang sudah menyerah dengan tingkah kalian berdua." Ucap pak Yudha dengan datar.

"Terus apa hubungannya saya di panggil ke sini?" tanya Aluna.

"Saya meminta Nada dan kamu datang ke sini, karena bapak ingin memberikan hukum kepada kalian." Ucap pak Yudha yang membuat Aluna dan Nada mengerutkan dahi mereka.

"Hukuman?" Ucap Nada dan Aluna bersama.

"Emang saya ngelakuin apa pak?" tanya Aluna.

"Agnes mengadu pada saya, kamu sudah menyerangnya di kantin."

"Dasar cewek iblis." Ucap Aluna dengan menatap ke atas.

"Lalu kenapa saya juga di panggil?" tanya Nada dengan menatap pak Yudha.

"Bapak sudah menyuruh Rehan untuk membawa kamu ke hadapan bapak dari beberapa hari yang lalu, tapi kamu tidak pernah datang. Bapak terlalu sibuk untuk mengurusi keonaran kalian. Yang satu perempuan tapi suka berkelahi, yang satu ketua geng motor tapi suka mengunci guru di toilet. Heh, andai kalian bukan anak dari orang terpenting di sekolah ini, bapak rasanya ingin mengeluarkan kalian." Terang pak Yudha dengan wajah yang menahan kesal.

"Jadi, kalian berdua ini biang kerok di sekolah." Ucap pak Didit.

"Diem lo!" Aluna menoleh ke arah pak Didit, sedangkan pak Didit sedikit terkejut dengan ucapan Aluna.

"Aluna! Jangan jaga sikap kamu! Bapak ingin kalian membersihkan toilet masjid setelah ini, dengan pengawasan pak Didit. Cepat kalian laksanakan hukuman kalian." Ucap pak Yudha dengan tegas.

Nada dan Aluna pun pasrah, kemudian mereka pun pergi ke masjid dan membersihkan toilet yang bahkan sangat jarang mereka datangi, mereka terlihat kesal, dan saling menyalahkan.

"Ini semua gara-gara lo?" Aluna mengepel lantai dengan malas.

"Kenapa?"

"Ya semua ini salah lo. Lo itu kesalahan besar yang pernah ada dalam hidup gue." Aluna menatap Nada yang berjongkok sambil menyikat lantai toilet.

Alunan Nada [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang