Part 45 Two Years Later 2

4.1K 189 17
                                    

    Aluna melihat pencuri tas itu berlari ke arahnya. Edo mencoba menarik Aluna untuk menghindari pencuri itu, namun Aluna tidak mau dan malah berdiri di tengah-tengah trotoar. Saat pencuri itu berlari ke arahnya, Aluna dengan cepat menendang perut pencuri itu.

    Laki-laki pencuri itu terhuyung, namun tidak jatuh. Dengan sigap Aluna mendekati pencuri itu dan menendang perutnya lagi. Pencuri itu terlihat tidak terima dan berusaha melawan Aluna, namun Aluna kembali melawan pencuri itu dengan bela dirinya.

    Pencuri itu akhirnya jatuh. Tidak lama itu dua polisi datang dan meringkus pencuri yang masih muda itu. Kemudian Aluna mengambil tas milik perempuan yang saat ini berdiri tidak jauh darinya dengan ekspresi wajah yang takut, syok dan bingung.

    "Your bag!" Aluna mengulurkan tas berwarna krem itu pada pemiliknya.

    "Thank very much." Perempuan itu menerima tasnya.

    "Aluna, lo nggak apa-apa? Lo kenapa sih suka gebukin orang." Edo berdiri di dekat Aluna dan menyentuh wajah Aluna untuk memastikan jika Aluna tidak terluka.

    "Enggak." Aluna melepas tangan Edo dari wajahnya.

    "Kalian dari Indonesia? Nama gue Nabila." Ucap Nabila dengan terkejut, setelah itu dia memperkenalkan diri.

    "Wow. Kebetulan banget. Gue Aluna. Dia Edo." Ucap Aluna dengan senyum.

    "Hai." Edo menjulurkan tangan dan Nabila menerimanya.

    "Bye the way. Makasih lo udah tolongin gue. Lo hebat bisa bela diri." Ucap Nabila dengan senyum dan sedikit lega.

    "Sama-sama. Lain kali hati-hati." Aluna menepuk bahu Nabila.

    "Iya. Ini kartu nama gue. Mungkin kita bisa ketemu lagi." Nabila mengulurkan kartu pada Aluna.

    "Oke. Ya udah gue jalan dulu. Bye." Ucap Aluna dengan senyum.

    Aluna dan Edo berjalan meninggalkan orang bernama Nabila. Mereka berjalan mendekati mobil mereka dan segera pergi menuju pantai, sesuai dengan jadwal liburan tahun baru mereka.

** AlNa **

    Pantai Bondi pagi ini terlihat ramai oleh turis lokal dan manca Negara. Ada yang berenang, surfing dan sekedar berjemur di atas pasir pantai. Pantai Bondi memang terkenal indah, bentuknya seperti bulan sabit, memiliki pasir putih, dan ombaknya cukup besar.

    “Ya ampun keren banget. Lihat deh, pantainya cantik banget.” Nadin berlari ke pesisir pantai.

    Di pagi yang cerah ini, Nadin mengajak Nada untuk mengunjungi pantai Bondi yang terkenal indah dengan sunrise-nya. Dengan semangat tahun baru, Nadin berlari menuju pesisir pantai dan bermain dengan ombak, sedangkan Nada memilih duduk di kursi untuk menikmati keindahan pantai biru juga cahaya matahari yang baru saja terbit.

    Kemudian Nada memasang handsetnya dan berbaring di atas kursi panjang, matanya pun dia pejamkan untuk merasakan suasana ramai bercampur dengan deburan ombak pantai.

    Tidak jauh dari pantai Bondi, mobil sport berwarna merah memasuki area parkir di pantai Bondi. Setelah terparkir dengan aman. Dua orang keluar dari dalam mobil itu dan berjalan menuju pantai. Mereka berdua terlihat senang dan berjalan berdampingan.

    “Kok ramai?” Tanya Aluna setelah berjalan di pasir.

    “Namanya juga tahun baru, ya pasti ramai. Kemarin gue ajak ke Melbourne nggak mau.”

    "Gue nggak punya waktu buat liburan panjang.” Ucap Aluna yang kemudian berjalan meninggalkan Edo.

    “Iya deh anak rajin, kesayangan dosen.” Ucap Edo, yang kemudian berjalan mendahului Aluna.

Alunan Nada [Completed]✓Where stories live. Discover now