Part 13 Belanja di Pasar Kampung

4.6K 216 0
                                    

         Alarm berbunyi tepat pukul tujuh dini hari. Karena merasa terusik dengan suara alarm, Aluna membuang alarm otomatis itu ke lantai sampai mati. Sebenarnya hari ini adalah hari minggu, yang berarti Aluna tidak berangkat sekolah dan dia santai di rumah.

    "Hah ganggu aja sih! gue nggak butuh lo hari ini, gue libur." Ucap Aluna sambil menyyelimuti kepalanya.

Klunting-Klunting

    Tidak lama itu terdengar pesan masuk dari handphone-nya, Aluna membuka kelopak matanya dengan kesal lalu meraih hanphone di atas nakas. 

    "Ck, siapa sih? Ganggu aja."

    Aluna mengedipkan matanya beberapa kali dan menatap ke arah layar handphone-nya, seketika mata Aluna melotot ketika dia membaca pesan masuk dari aplikasi Line-nya.

    Aluna menatap sinis ke layar handphone bermerek Apple itu, Aluna mengeleng-gelengkan kepala. Aluna yakin dia tidak pernah memberikan ID Line-nya kepada Nada atau siapapun. Hanya kepada Nadin dan Kinar, itu pun terpaksa.

Nada_dev : Ada janji. Gue Jemput. Otw

DnvAluna_ : Dari mana lo dapet ID Line gue?

Nada_dev : Lo pingsan di UKS. Siap-siap

DnvAluna_ : Gila lo! Gue nggak mau.

Nada_dev : Gue di depan kamar lo. Buka!

    Aluna langsung mematikan handphone-nya dan melempar benda tipis itu ke kasur. Aluna masih berada di ambang ketidak percayaan. Tidak mungkin Nada mau ke rumahnya padahal jelas-jelas mereka berdua itu musuh.

    Aluna menoleh ke arah pintu kamarnya yang baru saja di ketuk. Aluna penasaran dan langsung bangkit dari tidurnya, Aluna membuka pintu kamarnya dengan perlahan. Tapi tiba-tiba ada yang mendorong pintu itu dari arah luar, Aluna tersentak dan hampir terjatuh ke belakang.

    “Gila lo? Kalo gue jatuh lo mau tanggung jawab? Ngapain sih lo pagi-pagi ngrecokin hidup orang." Umpat Aluna masih mengelus dahinya.

    Nada hanya diam, saat melihat Aluna yang baru saja bangun tidur, piama tidur berwara hitam dan wajah yang berantakan. Bahkan aroma tubuh Aluna sangat asam dan wajahnya seperti orang yang baru saja lari marathon.

    Nada berjalan masuk ke dalam kamar Aluna tanpa izin, Nada melihat buku, sampah dan baju berserakan di mana-mana, namun tetap saja kamar Aluna terasa harum, hanya saja ada bau rokok yang menguyarkan indra penciuman Nada.

    "Keluar dari kamar gue!" Aluna menarik Nada, tapi Nada sama sekali tidak bergerak. Seperti menarik pohon yang berakar panjang.

    "Seminggu ini, lo minggat nggak jelas dan lo belum penuhi tanggung jawab lo setelah kalah tanding basket. Jadi lo harus ikut gue sekarang!" Nada mengenggam lengan Aluna.

    "Gue nggak mau. Cepet pergi atau gue teriak?" Aluna memukul tangan Nada, seketika Nada melepaskan genggamannya.

    "Hobi lo emang teriak."

    "Gue bakal teriak. Tapi jangan salahin gue kalo lo di hajar warga. Tolong! Tolong!" Aluna berteriak sekeras-kerasnya namun tidak ada satu pun orang yang datang.

Alunan Nada [Completed]✓Where stories live. Discover now