Part 23 Selain Budek Lo Juga Buta

3.8K 172 0
                                    

    Hujan turun di wilayah Jakarta. Membuat suasana pagi hari ini menjadi dingin dan lembab basah. Sekitar jam setengah delapan, anak-anak Evalor baru saja sampai di sekolah. Sedikitnya ada sepuluh anak Evalor yang kena hukuman, termasuk Nada, Jefri dan Rehan.

    “Jadi kalian semua ini anak geng motor? Iya?” Ucap pak Didit sambil mondar-mandir di depan sepuluh muridnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

    “Jadi kalian semua ini anak geng motor? Iya?” Ucap pak Didit sambil mondar-mandir di depan sepuluh muridnya.

    Kesepuluh anak itu hanya diam, ada yang menundukan kepala, menatap ke arah pak Didit dan juga ada yang melamun sambil menatap hujan.

    “Evalor. Heh. Siapa ketua gengnya?” Pak Didit membaca logo di jaket salah satu anak Evalor. Semua anak saling berpandangan, namun tidak berani menjawab.

    “Saya.” Jawab Nada dengan santai. Pak Didit mendekati Nada dan tersenyum sinis.

    “Sudah bapak duga. Untuk apa kamu membuat geng motor? Kamu pikir hebat?” 

    “Nggak semua geng motor itu di buat untuk merusak.” Ucap Nada dengan cuek.

    “Halah, kamu pikir bapak tidak tau? Sekolah ini sering di drop sekolah lain karena geng kalian. Bahkan setiap bulan polisi selalu datang ke sini. Lebih baik kamu bubarkan geng motor itu, atau hengkang dari sekolah ini.” Ucap Pak Didit yang membuat Nada mengepalkan kedua tangannya. Nada ingin sekali melawan pak Didit, namun Jefri dan Rehan mencegah Nada.

    “Sabar, sabar Nad.” Ucap Jefri dan Rehan. 

    Pak Didit terlihat kaget degan reaksi Nada yang seperti ingin menghajarnya. Pak Didit sedikit mundur dari hadapan Nada, dia takut jika Nada benar-benar akan menyerangnya.

    “Bapak nggak punya hak mengatur saya dan geng saya!” Ucap Nada dengan keras, setelah itu Nada berlalu pergi meninggalkan pak Didit dan teman-temannya.

    Nada berjalan di koridor belakang sekolah dengan ekspresi wajah yang marah. Lengan bajunya dia linting ke atas dan kedua kancing atasnya dia lepas, memperlihatkan sedikit dada bidang Nada yang sangat keren.

    Nada menghentikan langkahnya, ketika dia melihat Aluna yang berjalan ke arahnya dengan raut wajah yang datar dan tatapan mata kosong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

    Nada menghentikan langkahnya, ketika dia melihat Aluna yang berjalan ke arahnya dengan raut wajah yang datar dan tatapan mata kosong. Nada menghampiri Aluna dan berdiri di depannya. Aluna tersadar dari lamunannya dan menatap Nada.

Alunan Nada [Completed]✓Where stories live. Discover now