Part 1 Rintik Hujan

9.2K 413 21
                                    

    Rintik hujan datang menyambut pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

    Rintik hujan datang menyambut pagi. Mengawali hari pertama masuk sekolah baru yang terhambat jalanan macet dan banjir Ibu kota. Mobil Toyota Camry Hybrid berwarna hitam berhenti tepat di depan pintu gerbang sekolah menengah atas yang cukup terkenal elite dan favorite, di Jakarta Selatan.

    Seseorang berpakaian formal keluar dari dalam mobil, lalu bergegas membuka pintu bagian belakang. Tidak lama itu, seorang gadis cantik berseragam SMA keluar dari dalam mobil. Gadis itu, tentu saja Denova Alunandia. Hari ini adalah hari pertama Aluna masuk sekolah sebagai murid baru, dan dia sudah terlambat di hari pertamanya.

    “Non. Bapak panggilkan security buat bukain gerbangnya, ya?” tawar Pak Karto, sopir pribadi Aluna.

    “Nggak perlu,” tolak Aluna sambil mengunyah permen karet dan menatap ke arah gerbang.

    “Terus gimana masuknya, Non?”

    Aluna menyeringai lalu berlari dan memanjat gerbang yang tingginya sekitar dua meter itu. Pak Karto terdiam di tempat dengan mulut terbuka, dia sama sekali tidak percaya jika seorang perempuan berpakaian rok bisa memanjat gerbang itu dengan mudah, seakan hanya melompati ranting pohon saja.

    Setelah selesai memanjat gerbang. Aluna segera berlari menuju koridor yang jaraknya sekitar lima belas meter dari gerbang.

    “Sialan!” Aluna mendengkus kesal karena bajunya sedikit basah oleh air hujan.

    Sesampainya di koridor Aluna tidak sengaja menabrak seseorang yang menghalangi jalannya. Aluna terhuyung jatuh, tapi dengan sigap orang itu menarik pinggangnya. Aluna menghela napas lega dan menoleh ke arah orang yang menolongnya. Orang itu ternyata seorang cowok yang sangat tampan, wajahnya tegas dan matanya hitam tajam seperti mata elang.

    Cowok itu membantu Aluna berdiri, lalu berlalu pergi meninggalkan Aluna begitu saja. Aluna menatap punggung laki-laki itu sekilas, dia sama sekali tidak percaya jika ada cowok sedingin itu padanya. Aluna tersenyum sinis lalu melangkah pergi, tapi di saat ingin berbalik dia tidak sengaja menabrak seseorang di depannya.

    Seorang perempuan berpakaian guru terjatuh di lantai dengan posisi duduk. Aluna sedikit terkejut dan membulatkan matanya, sedangkan guru itu terlihat kesakitan dan berusaha untuk berdiri.

    “Aduh! Pinggang saya sakit,” keluh guru perempuan itu memegang pinggangnya dan berusaha untuk berdiri sendiri, karena Aluna hanya menatap tanpa ada niat untuk membantu.

    “Kamu tidak punya mata?” tanya guru perempuan itu menatap Aluna dengan ekspresi wajah yang kesal.

    “Sorry,” ucap Aluna sambil mengunyah permen karetnya.

    “Sorry? Tidak sopan sekali kamu! Saya wakil kepala sekolah di sini,” jelas guru perempuan itu menatap Aluna dengan tajam, sedangkan Aluna hanya diam dengan mulut yang masih mengunyah permen karet.

Alunan Nada [Completed]✓Where stories live. Discover now