Part 16 Dasar Mak Lampir

4K 207 1
                                    

Suara bel istirahat berbunyi di seantero kelas, menandakan waktu mulainya pertempuran siswa-siswi untuk berbondong-bondong memenuhi kantin. Begitu juga dengan Nadin dan Kinar yang saat ini sedang mengantri untuk memesan makanan untuk Aluna dan mereka sendiri.

"Ini dia Siomay sepesial buat Aluna. Bakso buat kinar dan gado-gado buat gue sendiri." Nadin meletakkan makanan dari nampan ke atas meja.

"Wah kayanya enak nih. Laper gue." Kinar langsung mengambil garpu dan menancapkan ke baksonya.

"Coba deh Al, enak banget siomaynya." Nadin menatap Aluna yang sibuk bermain handphone.

Aluna meletakkan handphone-nya di atas meja lalu meraih piring keramik itu dan mencicipi makanannya, Aluna menatap siomay yang ternyata lumayan enak dan cocok dengan lidahnya. Di saat mereka bertiga menikmati makanan mereka, tiba-tiba Agnes dan teman-temannya datang membuat keributan di kantin.

"Hi guys! Semua perhatiin gue, please gue mau ngomong sesuatu sama kalian semua."

Seketika semua pandangan mata anak-anak tertuju ke arah Agnes. Aluna tidak memperdulikan ucapan Agnes dan menikmati siomay itu.

"Kalian tau nggak guys? Nada baru aja update foto di instagram story-nya, mungkin kalian nggak akan lihat, soalnya cuma close friend. Dan kalian tau apa yang dia update? Dia up foto cewek kampung ini yang lagi belanja di pasar. Haha cuma anak pembantu yang mainnya ke pasar? Kumuh, jorok, iyuh. Jijik banget. Haha." Agnes tertawa, begitu pun anak-anak yang lain.

"Siapa maksud lo?" Aluna menggebrak meja, dan membuat suasana yang tadinya ricuh oleh tawa seketika menjadi hening.

"Ya ampun dia marah guys. Gimana nih?" Ucap Agnes dengan ekspresi takut, tapi sebenarnya Agnes sedang mengejek Aluna.

Aluna mencekam kuat garpu siomaynya, ingin rasanya dia menancapkan garpu itu tepat di mata Agnes dan mengganti bakso daging sapi menjadi 'bakso mata Medusa'. Namun Nadin dan Kinar mencoba untuk menahan Aluna.

"Jaga ucapan lo!" Aluna mendorong Agnes dengan kasar sampai Agnes menabrak bangku kantin.

"Aww, dasar cewek murahan. Nggak tahu diri, dasar anak pembantu." Agnes bangun dari jatuhnya dan langsung mendorong Aluna.

"Dasar Mak Lampir." Aluna mendorong Agnes lagi.

Setelah itu, terjadilah keributan di kantin. Aluna dan Agnes saling menjambak, mencakar dan menumpahkan air minum ke wajah dan baju mereka. Saat mereka sedang asik cakar-cakaran seperti kucing. Ada seseorang yang menggebrak meja kantin dengan keras. Semua orang pun mengalihkan fokus ke arah orang itu.

"Nada! Nada woy! Ada Nada." Anak-anak memberikan jalan kepada Nada yang tengah berjalan melewati kerumunan itu.

"Masalah lagi deh." Ucap Leon saat melihat Nada mendekati dua cewek yang sedang cakar-cakaran itu.

Nada berdiri di antara dua cewek itu, Nada berniat ingin melerai mereka, namun tiba-tiba Aluna malah menampar pipi Nada. Aluna salah sasaran. Seharusnya dia menampar Agnes bukan Nada.

Semua anak yang melihat hal itu terkejut dan melongo, mereka kaget karena Aluna berani menampar seorang Nada. Sebelum ini tidak pernah ada orang di sekolahannya yang berani menampar Nada, bahkan menghina Nada sama saja itu cari mati.

Nada memegangi bekas tamparan Aluna yang berhasil membuat bibirnya sedikit berdarah. Jujur Nada kesal, marah dan ingin sekali mencekik leher Aluna untuk balas dendam, namun Nada berusaha untuk mengendalikan emosinya.

"Kenapa lo nampar gue?" Aluna menatap Nada dengan was-was.

"Jawab!" Teriak Nada membuat Aluna kaget.

Alunan Nada [Completed]✓Where stories live. Discover now