Part 22 Teror Bangkai Tikus 2

4K 186 1
                                    

    "Maksud lo ngelempar bangkai ke kita itu apa?" Agnes mendekati Aluna dengan wajah yang marah.

    "Gue tahu, lo pasti yang udah taruh bangkai tikus di meja gue! Cuma lo yang selama ini nggak suka sama gue, dan cuma lo yang ngebet pengen dapetin ketua geng itu." Teriak Aluna dengan lantang.

    “Sabar Aluna.” Nadin dan Kinar mencoba menarik Aluna agar tidak menyerang Agnes.

    "Jangan asal fitnah lo! Gue nggak tahu apa-apa. Gue bisa ngelaporin lo ke kepsek." Agnes membalas teriak Aluna.

    "Laporin aja! Dasar cewek bermuka dua.” Ucap Aluna yang kemudian menyerang Agnes. Sedangkan Agnes membalas menyerang Aluna. Mereka berdua pun akhirnya berkelahi.

    "Bangsat." Aluna ingin menampar Agnes namun seseorang menahannya. Aluna menoleh ke arah orang itu dan ternyata Nada.

    "Lepas!" Aluna melepaskan tangannya dari cekalan Nada.

    "Nad, tolongin gue. Gue nggak tahu apa-apa, tapi dia tiba-tiba nyerang gue dan ngelemparin bangkai tikus. Gue takut Nad." Agnes mendekati Nada dan langsung memegang lengan Nada.

" Agnes mendekati Nada dan langsung memegang lengan Nada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

    "Dasar muka dua. Lo itu yang pantesnya di sebut murahan!" Aluna menatap Agnes dengan sinis.

    "Nad gue takut. Lo bisa lihatkan, dia cewek nggak baik-baik." Agnes masih setia memeluk lengan Nada. Sedangkan Nada hanya diam dan mencoba melepas tangan Agnes dari lengannya.

    "Kalian itu serasi. Yang satu cewek murahan dan yang satunya, cowok nakal.” Tutur Aluna yang mendapat tatapan tajam dari Nada. Maksud Aluna cowok nakal adalah cowok yang suka mempermainkan cewek-cewek.

    "Jaga ucapan lo!" ucap Nada dengan lantang, sampai terdengar ke lorong-lorong sekolah.

    "Lo nggak suka kan di rendahin? Gue juga nggak suka, sama orang yang nggak tau apa-apa tentang gue tapi bertingkah seakan dia itu malaikan pencatat amal buruk gue. Dan satu lagi, gue juga sering lihat cewek murahan lo ini di clubing." 

    Aluna mendekati Nada dengan wajah sinis, Aluna menatap Nada dengan tajam dan menunjuk dada Nada dengan telunjuknya. Setelah itu Aluna berlalu pergi meninggalkan Nada dan kerumunan itu.

**AlNa**

    Sepulang dari sekolah, Aluna berjalan di taman dengan tas yang di tenteng di tangan kanannya. Aluna ingin menenangkan dirinya sebentar dengan duduk di taman. Aluna duduk di kursi, di bawah lampu yang temaram.

    Aluna menghela nafas berat dan menyenderkan bahunya ke senderan kursi. Aluna menatap ke langit yang berawan dan menyembunyikan cahaya senja di baliknya. Tanpa Aluna sadari, dia meneteskan mata ketika hatinya tiba-tiba teringat dengan Devan. Aluna benar-benar merindukan Devan, dan menginginkan kehadirannya. 

    Aluna kembali menghela nafas dan menangkupkan kedua tangan di wajahnya. Meski sore hari sudah berlalu dan malam mulai menemani, Aluna masih saja duduk di kursi taman padahal gerimis mulai berjatuhan.

Alunan Nada [Completed]✓Where stories live. Discover now