"Tidak usah berpikir aneh. Cepat angkat dia"

Taehyun pun berjalan mendekat dan mengangkat tubuh Eunbi itu. Gadis itu kembali terbangun dan memeluk Taehyung erat.

"Jangan pergi, kumohon"

Lagi lagi, isakan itu keluar. Mata Eunbi memang masih menutup tapi bibir itu kembali bergetar. Taehyung memandangi wajah gadis itu yang telihat ketakutan. Kening yang berkerut dan bekas air mata yang terlihat di sekitar mata gadis itu. Ia pun beralih merebahkan gadis itu di ranjangnya. Baru saja ia berniat menyelimut Eunbi, gadis itu sudah langsung menarik tangan Taehyung, memeluknya erat.

"Jangan tinggalkan aku, hiks..."

"Sedari tadi dia seperti itu. Aku tidak tahu kenapa. Kau urus sajalah dia, jika aku nanti kau bisa-bisa cemburu. Aku pulang duluan" Jimin bergerak melangkah keluar dari kamar itu.

Tinggalan Taehyung yang masih memandangi Eunbi. Ia menjilat bibirnya yang mendadak kering. Apa yang harus dilakukannya sekarang.

"Jangan pergi..."

Eunbi kembali terisak membuat Taehyung tersadar lalu ikut merebahkan tubuhnya di sebelah gadis itu, dan baru saja ia menempatkan tubuhnya di ranjang itu, Eunbi langsung memeluknya erat.

***
Matahari sudah terganti dengan bulan. Jam sudah berdenting sedari tadi. Kini sudah waktunya pukul tengah malam. Jihyo masih begitu serius berkutat dengan bukunya. Perhatiannya hanya pada buku, tidak ada yang lain. Padahal ia sudah pintar, tapi ia masih ingin memperdalam dan mengulang semua mata pelajaran di sekolahnya dari awal. Beruntungnya Yerim selalu memberikannya tugas les gadis itu, sehingga ilmunya menambah dan ia semakin mengerti.

Ponsel wanita itu bergetar. Ada sebuah pesan muncul. Jihyo mengambilnya kemudian membaca itu.

'Sudah tidur?'

Keningnya berkerut, tak ada nama tertera disana. Merasa tak peduli, ia kembali berkutat pada bukunya membiarkan ponselnya teletak begitu saja. Hanya 1 menit berlalu, ponselnya kembali bergetar. Jihyo hanya melirik sekilas kemudian kembali memandang bukunya. Namun, lagi lagi ponsel itu bergetar. Berhasil menganggu konsentrasi Jihyo. Akhirnya wanita itu membaca pesan itu.

'Kenapa tidak di balas?'

"Kau sungguh sudah tidur?'

"Hei, kau sudah tidur?'

Jihyo berdecak. Siapa yang telah menganggunya belajar. Dan ini tak ada nama pula. Jari-jarinya akhirnya menari di layar ponsel itu membalas pesan si penganggu yang di cap Jihyo itu.

'Aku sedang belajar. Siapapun kau, jangan mengangguku dulu.'

Setelah Jihyo mengirim pesan itu, ia kembali fokus pada bukunya. Tapi hanya beberapa detik kemudian ponselnya balik bergetar. Cepat sekali si pengirim itu membalasnya, pikir Jihyo.

'Astaga Park Jihyo. Ini sudah larut malam. Tidurlah, jangan terus belajar. Matamu bisa rusak'

"Siapa sih ini?" gerutu Jihyo mulai kesal dengan sok keperhatian orang yang tak di kenal itu.

Jihyo sudah berniat mengabaikan pesan itu, tapi ponselnya kembali bergetar, kali ini seseorang tanpa nama itu menghubunginya. Dengan malas, ia mengangkat panggilan itu.

"Halo?"

"Jangan terlalu larut belajarnya"

Baru saja Jihyo ingin memaki orang disana karena berani menganggu konsentrasinya, tertahan seketika mendengar suara yang tak asing itu. Bibirnya mulai menaik.

"Jungkook. Kenapa kau bisa tahu nomorku?"

Terdengar di seberang sana kekehan kecil membuat Jihyo tak bisa menahan senyumnya.

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now