"Park Jihyo"

Jihyo dan Eunbi yang sedari tadi memperhatikan Wonwoo mendongak mendengar sebuah suara.

Keduanya serentak berdiri memandang Park Jimin yang baru saja memanggil Jihyo. Eunbi memutar bola matanya malas melihat Taehyung ikut berdiri di samping Jimin.

"Ada apa Park Jimin?"

Jimin malah menyengir lebar membuat kedua gadis itu semakin bingung, terlebih lagi Eunbi langsung mengecap Jimin orang aneh.

"Jungkook memanggilmu, katanya temui dia di rooftop" ujar Jimin.

Mendengar nama Jungkook sudah membuat hati Jihyo berbunga-bunga. Bahkan senyumnya tak bisa ia sembunyikan lagi. Jimin dan Taehyung menangkap rona merah di kedua pipi Jihyo itu membuat keduanya jadi merasa sedikit bersalah, karena mengerjai gadis itu.

"Benarkah? Ah baiklah" Jihyo pergi begitu saja meninggalkan ketiganya.

Sebentar Taehyung melirik Jimin. Mata keduanya benar-benar seperti menyiratkan kekhawatiran pada gadis bermarga Park itu. Sekarang mereka benar-benar merasa bersalah. Ini semua karena ide Jimin yang duluan mencoba membohongi Jihyo, dan Taehyung langsung menyetujuinya, sekaligus mengerjai Jungkook. Tapi setelah melihat wajah bersemu Jihyo itu membuat mereka menjadi bersalah.

***
Jantung Jihyo sudah berdegup begitu kencang. Kakinya mulai melangkah memelan setelah mendapatkan anak tangga terakhir. Sebelum dia membuka pintu rooftop itu, ia mencoba menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya perlahan. Dia benar-benar tak bisa mengontrol detak jantungnya yang sekarang berdetak begitu kencang seakan meledak. Kedua pipinya sekarang benar-benar merah merona.

Tangannya siap membuka pintu rooftop itu, dan sedetiknya ia berhasil membuka pintu rooftop itu dengan kegugupan yang sudah tak karuan.

Namun, kedua matanya bukannya melihat tubuh pria itu berdiri sendirian. Melainkan kini kedua matanya menyajikan pandangan yang menyakitkan. Jeon Jungkook, pria itu asik bercumbu dengan Kim Yerim tanpa terusik sama sekali. Dia berdiri membatu di tempat. Lidahnya mendadak keluh, ingin berteriak agar kedua orang itu tersadar tapi suaranya seperti habis. Kedua kakinya tiba-tiba seperti tertahan di tempat. Dadanya kini menjadi mengilu. Matanya tiba-tiba ingin mengeluarkan sebuah cairan yang sudah terpendam.

Sepasang kekasih itu masih tak sadar dengan kehadiran Jihyo itu. Asik dengan rutinitas mereka berdua. Sampai beberapa detik kemudian, keduanya saling melepaskan tautan dengan di akhiri senyuman. Kim Yerim pertama yang mulai menyadari ada seseorang selain mereka berdua. Kepalanya menoleh cepat kearah pintu rooftop itu. Jungkook mengikuti arah kepala Kim Yerim.

Dan kemudian Jihyo hanya menampilkan senyum lirihnya yang terlihat menyakitkan. Tanpa berkata, ia berbalik berlari meninggalkan rooftop itu dengan perasaan sesak. Air matanya akhirnya luruh. Ia tak peduli lagi, pandangan siswa lain yang menatapnya aneh. Ia terus berlari sampai memasuki kamar mandi wanita.

Namun, sialnya lagi. Jihyo tak sadar bahwa kedua sahabat Kim Yerim itu juga berada di kamar mandi. Jihyo yang ada di bilik kamar mandi itu hanya terus menangis terisak pelan. Kim Jennie dan Eunha tertawa setelah melihat Jihyo itu berlari memasuki kamar mandi itu sambil menangis.

"Astaga, sepertinya hari ini mendung sekali" ujar Jennie seakan mengejek sambil memakai lipgloss pink miliknya berhadapan dengan kaca besar di kamar mandi itu.

"Kau salah Jennie. Hari terlihat terang, mungkin hanya satu orang mendung" lanjut Eunha seraya melirik bilik yang di masuki Jihyo.

"Siapa maksudmu orang yang mendung itu?" Jennie malah berpura bodoh.

"Siapa lagi kalau bukan Park Jihyo. Tiba-tiba menangis tanpa sebab. Apa karena beasiswanya akan di cabut? Aku sih berharap seperti itu" ujar Eunha diakhiri tawa iblis.

Fake Love (17+) ✔Where stories live. Discover now