121217

14K 640 41
                                    


Jungkook melambaikan tangan gembira saat menyadari pujaan hatinya sudah keluar dari gerbang universitas. Shin Ya yang lebih dulu melihat, segera menyenggol Mia yang sibuk dengan kebahagiaannya karena perkuliahan malam ini dibatalkan; dan itu artinya, presentasinya juga ditunda. Wanita sipit itu tersenyum lebar, balas melambaikan tangan pada suaminya yang hampir tak dikenali dengan tampilan serba hitam. Yap! Setelah semua anggota kelas setuju tidak ada perkuliahan malam ini, Mia memang langsung menghubungi Jungkook, minta dijemput tentunya.

"Eonni, aku duluan, ya!" Mia menepuk bahu Shin Ya, kemudian bergegas menyeberang saat lampu hijau pejalan kaki menyala. Dia sudah tidak sabar menyampaikan rasa gembiranya pada Jungkook yang juga tersenyum di depan sana.

"Bunny!" Wanita itu bersorak, bertepuk tangan gembira dan langsung mencubit pipi Jungkook. "Bogoshipoyo ...." Dia bertingkah imut, membawa keceriaan baru di hati Jungkook yang segera terkekeh gemas.

"Ayo pulang. Appa dan Eomma sudah menunggu," ajak Jungkook sambil merangkul Mia; membawanya ke mobil yang terparkir rapi.

"Appa dan Eomma datang? Kapan?" Mia bertanya antusias saat Jungkook baru duduk di kursi kemudi. Sudah lama orangtua mereka tidak datang berkunjung.

"Satu jam yang lalu." Jungkook menjawab sambil memasangkan sabuk pengaman pada Mia. "Mereka merindukanmu," lanjutnya sambil menatap Mia penuh arti. Membuat Mia mengerutkan kening karena heran.

"Kenapa? Kau kerepotan karena menjemputku, ya?" Mia tertawa canggung, bingung juga dengan tatapan Jungkook yang sulit diartikan apa maksudnya. "Maaf," katanya pelan.

Jungkook menarik napas panjang. Mia makin serba salah. Seingatnya, dia tak melakukan kesalahan apa pun. Tapi melihat gerak gerik Jungkook, jelas pria Jeon itu sedang memendam sesuatu—dan biasanya adalah kekesalan.

"Jung?"

"Kenapa meminta maaf terus, sih? Aku jadi bingung harus menciummu di mana, kening atau bibir."

"Eh?"

Mia mengerjapkan mata saat bibir kissable suaminya menyentuh tanpa aba-aba. Jungkook sepertinya baru memakan permen karet; karena ada rasa yang tertinggal saat pria itu memainkan lidahnya untuk menyapu bibir Sang Istri. Belum puas dengan bibir, Jungkook menurunkan ciuman, tepatnya ke leher jenjang yang bersih. Harum parfum yang dipakai Mia tadi siang masih bisa dicium olehnya.

"Aku ini rindu denganmu, tahu. Bukannya marah." Jungkook berbisik setelah mengecup sekilas leher Mia. Dan tanpa rasa bersalah, dia langsung kembali menghadap depan, menyalakan mobil dan mulai menjalankannya. Benar-benar tak peduli dengan Mia yang sempat menahan napas karena tindakannya barusan.

Plak!

"Aw!"

Jungkook menatap tak mengerti pada Mia yang tiba-tiba memukul bahunya.

"Kau kesal karena aku menyuruhmu bermain solo tadi pagi, hah?" cetus Mia tanpa titik koma. Wajahnya merengut, tapi justru makin menggemaskan.

"Kau bicara apa, sih? Sudah kubilang aku tidak kesal, aku hanya merindukanmu!" bantah Jungkook tak terima. Fokusnya jadi terbagi dua, ke jalanan dan Mia yang menatap sebal.

"Lalu, kenapa tiba-tiba menciumku seperti tadi? Biasanya cuma di kening. Sengaja ingin membuat istrimu ini gerah, ya?"

"Itu ...."

"Apa!?"

"Ada pria yang terus memandangimu, dia juga tersenyum seperti orang jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku tidak suka. Kau itu milikku. Yang boleh memiliki Jeon Areum cuma Jeon Jungkook."

"Yak ...." Mia kehabisan kata-kata. Bagaimana mungkin sifat suaminya yang satu ini tidak berubah sejak mereka hanya pasangan kekasih hingga menikah—bahkan sudah jadi calon orangtua. Jungkook terlalu cemburu jika ada pria lain yang memandang atau mendekatinya.

"Ingat, kau itu milikku. Jeon Areum mutlak milik Jeon Jungkook, tidak bisa diganggu gugat!" tegas Jungkook sambil melirik sekilas ke Mia-nya.

"Bocah."

"Hah?"

"Kubilang kau bocah,"—Mia mengulang—"but, I love you, Baby Bunny."

Jungkook hampir kehilangan konsentrasi saat Mia tiba-tiba mengecupnya di pipi. Dia ingin memprotes, tapi gagal saat Mia memberinya wink nakal yang mengaburkan semua kata-kata kekesalan. Oh, God ... Mia selalu tahu bagaimana membuat suaminya mati kutu.

Lima menit berlalu, mobil mereka berhenti di rumah yang sudah ditempati sejak bulan Mei lalu. Mia tergesa mengetuk pintu, sedang Jungkook hanya tertawa kecil melihatnya. Mia tampaknya sangat merindukan mertuanya.

"Eomma ...!" Mia menghambur ke pelukan Ibu Jungkook saat pintu baru dibuka, membuat wanita berparas cantik di usianya yang tak lagi muda itu tertawa gembira. Menantunya selalu sehangat ini. Tidak salah memang dia menyetujui Jungkook untuk menikah dengan Mia.

"Eomma ... kenapa baru datang sekarang?" Mia merengek saat mengikuti langkah Ibu Mertuanya yang mengajak masuk ke dalam.

"Appa-mu sibuk, jadi kami baru sempat datang sekarang." Ibu Jungkook mengajak Mia untuk duduk di sofa, "bagaimana kuliahmu, hmm? Apakah sulit?" tanyanya sambil membelai rambut lurus Sang Menantu.

"Sedikit ... ya. Tapi aku terbantu dengan Jungkook yang selalu perhatian," puji Mia sambil memandang suaminya yang baru memasuki rumah.

"Aku memang selalu perhatian. Apalagi dengan Jeon Areum yang tercinta," ujar Jungkook sambil mendaratkan sebuah kecup sayang di pipi istrinya yang segera bersemu. Dan sebelum Mia melemparinya dengan bantal, pria Jeon itu sudah lebih dulu tertawa dan masuk ke kamar mereka.

"Apakah kalian memang selalu begini?" tanya Ny. Jeon dengan perasaan menghangat. Dia senang melihat kedekatan Mia dan Jungkook.

Mia tertawa ringan. "Hanya sesekali. Ah, ya! Appa mana?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Appa-mu tidur, lelah katanya."

"Oh ...."

"Oh, ya. Karena kau pasti kelelahan karena baru pulang kuliah, dan Jungkook juga, dia buru-buru pulang ke rumah saat tahu kami datang. Jadi ... Eomma sudah memasak untuk makan malam kita." Ny. Jeon memberi hal paling menggembirakan di penghujung sore, membuat Mia membulatkan mata kegirangan.

"Benarkah? Aaa ... Eomma memang yang terbaik!" Mia mengacungkan dua jempolnya, memuji sikap cepat tanggap dari Ibu Mertua.

"Haha. Cepatlah panggil Jungkook, kita makan bersama. Eomma akan membangunkan Appa."

"Oke!"

Ya ... sepertinya malam ini akan terisi keceriaan dari keluarga yang berkumpul.


-FIN-


***

Well ... aku gak tau judul yang pas itu apa, jadi pakai tanggal hari ini aja (btw, tanggalnya cantik, ya 😁 ) Dan ... ini chapter ke-200 JungMi di wattpad lho 😂👏 Daebak! 😂👏  Tapi itu artinya, work ini udah limit dan harus pindah ke work baru 😭 

Aku mau ngucapin makasih buat yang udah ngikutin FF ini (mau yang dari awal atau enggak, pokoknya makasih 😁). Jangan lupa dicek ya [Jungkook x Mia] yang baru dan ditambahin kedaftar bacaannya 😘 Semoga gak bosan sama FF satu ini 😅 Love kalian pokoknya! Loveeee banget!!  🤗🤗 *hug atu-atu 😘 *

Dan~ jangan lupa tinggalkan jejak 😘


[Jungkook x Mia]Where stories live. Discover now