My Baby Bunny

12K 730 15
                                    

By : Mia


Sesudah baca jangan lupa tinggalkan jejak ya :) Apalagi kalau ada kritik, jangan dipendam :D Happy reading <3


-oOo-


-Mia POV-


Aku hampir terpekik saat sebuah tangan melingkar tanpa izin di perutku, untung saja cangkir di tanganku tidak terjatuh. Sebuah tawa kecil yang khas hadir di telingaku, disambung dengan sebuah kecupan di pipi. Jika sudah begini, tanpa perlu melihatpun aku sudah tahu siapa pelakunya.

"Kau selalu mengagetkan, Jung." Kuacak rambutnya pelan tanpa melihat.

"Maaf. Pintu depan terkunci, jadi tak ada pilihan lain selain membukanya dengan kunci duplikat."

"Kelinci nakal," jawabku singkat sambil meminum air dan menaruh gelas tersebut.

Dia menyandarkan kepalanya ke bahuku, "Kau harum lavender, kenapa? Sakit lagi? Keningmu hangat," ucapnya sambil meraba keningku.

Aku menggeleng, "Hanya kelelahan setelah menemani Eomma berbelanja."

"Tapi—"

Aku melepaskan tangannya yang memelukku dan berbalik, "Don't worry, baby bunny." Tanganku mencubit gemas pipinya.

"Tapi kau benar-benar tak sakit, 'kan?" cemasnya.

"Iya, sudah kubilang aku hanya kelelahan."

"Lalu, harum lavender ini? Kau tidak akan harum lavender jika tidak sedang sakit."

"Aah... ini kupakai di kakiku yang sakit. Maklum, aku tak tahan berjalan lama-lama sambil membawa barang."

"Kenapa tidak bilang padaku? Jadi aku saja yang membawa barang, sekalian jalan-jalan dengan calon istri dan calon mer—yak! Kenapa aku dipukul lagi?" ringisnya sambil mengusap bahu yang kupukul.

"Memangnya jam delapan kau sudah bangun?" gerutuku sambil beranjak duduk ke kursi makan.

Dia ikut duduk di kursi depanku, "Jika kau yang mengajak, aku pasti mau. Jadi kau tak perlu kelelahan dan sakit seperti ini." Segera tangannya mengacak rambutku.

Aku tertawa, "Baiknya kelinciku. Aaa... my lovely baby bunny."

"Daripada memuji, lebih baik menciumku." Matanya mengedip nakal.

"Ternyata tetap saja mesum," gumamku.

"Just kiss, no more."

"No more? Are you sure? Hmm... aku ragu, bukannya sekarang kau selalu mengatakan again-again-again jika hanya dicium sekali?"

Dia tercengir lebar, "Jika tidak ingin mendengarku mengatakan again, cium aku berulang kali hingga puas."

"Aku tidak mau mencium kelinci yang nakal dan mesum."

"Lalu, kau mau mencium kelinci yang bagaimana?"

"Kelinci yang manis, lucu, menggemaskan."

"Tapi aku lebih suka jadi kelinci yang nakal dan mesum, lebih banyak keuntungan."

"Keuntungan?"

"Yap! Contohnya seperti ini."

Belum sempat berucap, bibirnya sudah lebih dulu mengecup bibirku. Berhasil membuat wajahku memerah, tapi dia hanya menjulurkan lidahnya.

[Jungkook x Mia]Where stories live. Discover now