Yuri?

9.8K 595 13
                                    

By : Mia

Dengarkan lagu BTS - Blood, Sweat and Tears biar makin nyess fell-nya :3 Dan jangan lupa tinggalkan jejak ya ;) Happy reading <3


-oOo-


-Author POV-


Mia baru saja membuka pintu kamar mandi saat keningnya berkerut heran. Bagaimana tidak? Jungkook yang ada di tepi tempat tidur tengah fokus dengan ponsel miliknya. Ada apa?

"Kookie ...."

Mia mendekat, langsung menumpukan dagu ke bahu kelincinya. Dan di saat yang sama, tangannya juga melingkari pinggang pria bermarga Jeon itu. Jungkook melirik, lalu merangkul gadis yang jadi kekasihnya ini.

"Boleh tidak aku menanyakan satu hal?" tanya Jungkook sambil menaruh ponsel Mia ke tempat tidur.

"Tanya saja. Tapi, jangan pertanyaan yang aneh." Mia menjawab, sedikit mendongak untuk memandangi wajah menggemaskan dari kelinci kesayangannya.

Jungkook balas memandang gadisnya yang tampak manja. Ia tersenyum, lalu mengangkat dagu yang bertumpu pada bahunya. Dengan lembut dan hati-hati ia mengecup bibir yang jadi favorit-nya, membiarkan Mia terhanyut untuk sejenak dalam sentuhannya.

"Kau bilang ingin bertanya. Tapi, kenapa malah menciumku?" Mia bertanya, tepat setelah Jungkook menyelesaikan ciumannya.

"Memangnya salah jika aku mencium kekasihku sendiri?" Jungkook balik bertanya sambil mengusap pelan pipi Mia, menimbulkan rona merah yang tampak samar di sana.

"Tidak salah, tapi ...."

"Kau terlalu manis dan hangat, itulah mengapa aku terus tergoda untuk menyentuhmu." Jungkook mengerling, membuat Mia tanpa sadar menelan ludah. Perkataan Jungkook terdengar ambigu, 'kan?

"Sudahlah. Lama-lama bicara dengan kelinci mesum sepertimu membuat otakku makin kotor, Jung." Mia mengibaskan tangan, sedikit menjauhkan jarak mereka.

"Fanfic-mu juga membuat otakku makin kotor, Mia." Jungkook tak mau kalah, bahkan ia menjawab sambil tersenyum manis.

Mia membulatkan mata. "Yak! Jangan bilang kau meminjam ponselku untuk—"

"Tenang saja, aku tidak senakal itu dengan kekasihku. Tapi, apa kau memang semesra itu dengan semua teman dan readers-mu?" Jungkook memotong ucapan Mia untuk bertanya, tapi justru membuat Mia mengerutkan kening.

"Mesra?" Gadis bermarga Min ini mengulang ucapan kekasihnya dengan bingung.

"Aku membaca balasan komentar dan chat-mu. Aigoo ... romantis sekali kesayanganku pada orang lain. Kata sayang, cinta dan tanda love bertebaran," celoteh Jungkook dengan ekspresi tidak suka. "Bahkan pada Miki Noona dan Hyun Soo Noona, kau mengucapkan selamat ulang tahun pada mereka dengan sangat romantis. Kau juga meminta maaf pada Miki Noona, padahal kau tak terlambat saat mengucapkannya. Tapi, lihat yang kau lakukan padaku! Kau tak meminta maaf, padahal sangat terlambat saat mengucapkan selamat ulang tahun. Sudah begitu, kau hanya memberi ucapan dengan sebaris kalimat. Menyebalkan!" sambung Jungkook kemudian, tak peduli dengan ekspresi Mia yang menahan tawa.

Mia berdehem—berusaha menahan tawa yang akan meledak. "Lalu?" tanyanya sambil tersenyum-senyum jahil.

Jungkook menautkan alis saat mendengar satu kata yang jadi jawaban Mia.

"Yak, Mia!"

"Apakah ini artinya, kelinciku sedang cemburu?" Mia menggoda, sebelum tawanya benar-benar meledak nanti.

"Aku tidak cemburu!" bantah Jungkook dengan cepat.

"Benarkah?"

"Aku hanya khawatir jika nanti kau disangka sebagai yuri," ucap Jungkook dengan hati-hati.

"Yuri?" Mia memperjelas.

Jungkook mengangguk. "Penyuka perempuan maksudku," jawabnya ragu.

Suasana tiba-tiba menjadi hening. Tapi, di detik berikutnya tawa Mia pecah. Ia tak bisa menahan lebih dari ini, Jungkook terlalu lucu menurutnya. Sedangkan yang jadi bahan tawa hanya terdiam canggung di tempat. Apakah ia berlebihan dalam menyampaikan pendapat?

"Yak, bocah kelinci! Jika aku yuri, kenapa aku membalas ciuman dan sentuhanmu, huh? Bahkan aku dengan suka rela melakukannya untukmu. Seharusnya jika aku memang menyukai wanita, aku tidak akan tergoda dengan semua itu." Mia tertawa di sela ucapannya.

"Ya ... bisa saja. Lagipula, kan aku bilang hanya khawatir." Jungkook menggerutu, malu sendiri dengan pendapatnya tentang Mia.

Mia memegangi perutnya yang terasa kram karena terlalu banyak tertawa. "Sepertinya kau harus mendengar ini dariku, Jung." Ia mengusap sudut matanya yang berair.

"Mendengar apa?" tanya Jungkook cepat—berusaha menutupi rasa malunya.

Lebih dulu Mia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya. Dan yang selanjutnya dilakukan olehnya adalah, menatap wajah manis di hadapannya. "Kau dengar baik-baik, ya. Min Areum ini gadis yang normal, dia bergair—ah, tidak! Dia juga penyuka laki-laki seperti gadis normal lainnya maksudku. Dan dia juga hanya tertarik pada sentuhan pria, bukan wanita. Dan jika harus berhubungan, maka dia lebih memilih untuk berhubungan dengan pria. Menger—aish! Jadi ambigu." Mia menggaruk kepalanya yang tak gatal, bingung dengan pemilihan kata yang harus dirangkainya jadi kalimat.

"Ambigu? Hmm ... memang benar. Semua yang kau ucapkan selalu ambigu, aku mengakuinya." Jungkook mengangguk-angguk sambil tersenyum-senyum tanpa diketahui secara jelas apa maknanya.

"Masa bodoh dengan ambigu atau tidak. Tapi, kau mengerti, 'kan? Aku tidak yuri dan aku—"

"Hanya menyukai Jeon Jungkook." Jungkook memutus dengan senyum lebar yang jadi ciri khasnya.

"Betul!" Mia mengiyakan.

"Kenapa kita jadi seperti anak SD?" Jungkook mengerjab.

"Kau memang masih kecil, masih bayi. Baby Jung, big baby!" Dengan gemas Mia mengacak rambut kekasihnya.

"Baby? Ayo kita membuat baby, pasti ser—yak! Sakit!" Jungkook memprotes saat Mia lebih dulu memukuli tubuhnya dengan bantal.

"Baby-baby! Luluskan dulu sekolahmu, baru memikirkan bayi! Dasar bocah SMA!" Mia menggerutu sambil berdiri.

"Kenapa kau selalu mengungkit soal sekolah, huh? Lagipula, sebentar lagi aku akan lulus. Dan lihat saja nanti, aku akan membuatmu tak bisa berjalan di hari pertama kau jadi istriku!" Pria bermarga Jeon ini mengancam.

"Terserah! Sekali bayi tetap bayi! Jungkook bayi!" Mia berteriak dari kamar mandi.

"Kupastikan, kau akan memohon pada bayi ini saat kita bercinta nanti, Areum."

"Benarkah?"

"Yap! Membuat Min Areum memohon, itu sangat mudah."

"Percaya diri sekali."

"Kau ingin membuktikannya? Haruskah kita melakukannya di kamar mandi?" Sengaja Jungkook menggoda Mia yang masih di dalam, masa bodoh gadis itu akan panik atau bagaimana.

Dan ....

"YAK! JANGAN PERNAH BERANI MASUK KE SINI! ATAU STATUSMU SEBAGAI KEKASIH AKAN KUCABUT!" Mia berteriak, mengundang gelak tawa dari Jungkook.

Jika status sebagai kekasih dicabut, ya sudah. Ganti saja statusnya jadi suami, beres, 'kan?

-FIN-

[Jungkook x Mia]Where stories live. Discover now