Welcome Home [NC]

20.2K 786 28
                                    

Masih jam sepuluh pagi saat pintu depan diketuk seseorang. Mia yang memang belum tidur sejak semalam—insomnia, biasa—beranjak keluar dari kamar untuk melihat siapa yang datang. Mata sayunya terlihat jelas, tapi dia tak peduli sedikit pun.

"Kenapa lama sekali?"

Sosok tegap yang hadir dalam bayangannya tadi malam, sekarang telah berdiri secara nyata di depan pintu. Lengkap dengan senyum manis yang begitu lembut. Perlahan, Mia membentuk senyum meski tipis. Suaminya pulang dengan cepat, seperti yang dipinta.

"Tidak ingin memeluk dan menciumku, hmm?" tawar Jungkook sambil tertawa kecil.

Mia mengangkat bahu. "Kau ingin kucium di depan umum seperti sekarang?" Dia melirik ke belakang Jungkook, menatap beberapa orang yang berlalu-lalang di jalan. "Aku takut mereka jadi iri," kerling wanita itu kemudian.

"Jadi ...?" Senyum godaan hadir di bibir Jungkook. Mata kelincinya menatap dalam, penuh keinginan yang tertunda sejak kemarin.

"Come on!" Mia bersuara pelan, sengaja. Sambil menggigit pelan bibir bawahnya, wanita kesayangan Jungkook ini melangkah mundur. Jungkook tertawa, tidak memungkiri bahwa dirinya tergoda oleh apa yang dilakukan Mia.

"Mi ...."

"Hmm?"

"Mau dimulai dari mana?" Jungkook yang memojokkan istrinya ke dinding, bertanya dengan nada menggoda. Gara-gara spam chat dari Mia tengah malam tadi yang menyuruh cepat pulang, dia harus rela diprotes para hyung karena memaksa untuk mengambil penerbangan pertama. Tapi mau bagaimana lagi? Dadanya terlanjur berdebar karena janji yang diberikan oleh sang istri.

"Mia ...." Embusan napas Jungkook terdengar berat saat dia memanggil nama wanita yang memejamkan mata saat wajah mereka berdekatan.

Tak ada jawaban. Mia sudah mensilahkan Jungkook untuk melakukan apapun yang diinginkan. Pria Jeon menelan ludah, tangannya menyentuh pipi sang wanita, menangkup dengan hangat sebelum akhirnya menyatukan bibir mereka untuk menjadi puzzle yang tepat. Embusan napas terasa panas, menyampaikan bagaimana besarnya keinginan mereka untuk saling memiliki.

Manik kembar yang indah baru dibuka saat tautan mereka berjauhan. Jungkook menahan napas, mencoba agar desir di dadanya sedikit berkurang. Tapi percuma, dia tak bisa. Wanita di depannya terlalu menggoda untuk disentuh. Angan-angannya melambung tinggi; tentang dirinya yang berhasil membuat sang wanita memeluk sedemikian erat saat mereka tiba di puncak kepuasan, serta desah panas saat dia menunjukkan kegagahan di tempat tidur.

"Mia ...."

"Hug me." Mia berbisik saat menyadarkan kepalanya ke dada Jungkook, merasakan detak tak beraturan dari jantung sang suami. Dia menarik napas, lalu memejamkan mata saat lengan kokoh yang senantiasa melindunginya memeluk dengan hangat. Kecupan sayang mendarat di puncak kepala, membuatnya tersenyum bahagia.

"Mi ... tubuhku panas." Jungkook mengerang, tak sanggup menahan lebih lama. Dia ingin disentuh dan menyentuh, seperti tujuan awalnya pulang ke rumah—berdasar janji dari Mia.

"Aku tidak mau berjalan." Mia bergumam, masih betah memeluk tubuh yang lebih besar darinya. Namun, detik berikutnya dia justru memekik kaget karena Jungkook yang tiba-tiba memanggulnya ke bahu.

"Yak! Kau kira aku karung beras?" Mia memprotes, sekaligus memukul punggung Jungkook.

"Kau nakal, tidak mau berjalan."

"Tapi tidak digendong seperti ini jug—aw!"

Tak peduli sang istri yang meringis karena direbahkan secara asal ke tempat tidur, Jungkook langsung menutup jendela. Gorden ditarik, membuat orang di luar tak akan tahu apa yang mereka kerjakan di dalam kamar. Tak perlu waktu lama, kaos yang dipakainya juga sudah terlepas. Memamerkan tubuh sempurnanya yang menggoda.

"Kau ingin disentuh atau menyentuh?" Jungkook bertanya sambil naik ke tempat tidur, mendekat ke istrinya yang hanya diam di tempat.

"Dua-duanya."

Wanita Jeon itu menyambut suaminya dengan pelukan di leher, lengkap dengan kecupan yang membuat suasana memanas. Jungkook tak menolak, bahkan dengan suka cita menyentuh bagian lain tubuh sang istri yang memakai piyama—yap! Mia memang pemalas untuk sekedar mengganti pakaian. Tapi tak apa, Jungkook suka hal ini. Memudahkannya untuk bekerja, bukan? Karena sebentar saja, pakaian tak bersalah itu sudah tergeletak di lantai, bergabung dengan kaos yang sama tidak bersalahnya.

"Jung."

"Hmm?"

"Welcome home."

Jungkook hanya tersenyum, mengecup kening sang istri, kemudian fokus dengan kegiatannya. Memancing desah yang membuatnya tak yakin bisa menghentikan hasratnya yang menggebu dalam setengah jam ke depan.


-FIN-


**Jangan ngilang sesudah baca :v

[Jungkook x Mia]Where stories live. Discover now