Hot Kiss For Tonight

18.9K 711 8
                                    

By : Mia


Warning! Sedikit hot :D Jangan lupa tinggalkan jejak ya ;) Happy reading <3 


-oOo-


-Author POV-


Jungkook memandang cemas ke hujan di luar sana yang mulai berkurang, meninggalkan kilat dan petir yang bersahutan. Berulang kali ia melihat ke arah jam di dinding, sudah lewat dari jam enam. Tapi, di mana Mia? Apakah dia masih terjebak hujan? Jika iya, kasihan gadis itu. Pasti kedinginan dan butuh pelukan hangat darinya.

Pria bermarga Jeon ini menggigit bibirnya khawatir saat memandang layar ponsel, tak ada pesan masuk dari Mia. Terakhir chat dari gadis itu, dia hanya mengatakan sedang di halte. Tapi, tidak tahu di halte mana. Andai tahu, bisa dipastikan saat ini Jungkook sudah meloncat dari sofa dan berlari menerobos hujan untuk menemui kekasih tersayangnya.

Cklek!

"Aku pulang."

Mata kelinci itu membulat saat suara yang sangat-sangat-sangat dikenalnya terdengar dari luar. Tak menunggu lama, ia langsung berlari dari ruang tengah menuju depan.

"Mia?" panggilnya pada gadis yang sedang menepuk-nepuk bajunya yang sedikit terbasahi hujan.

Yang dipanggil mengangkat alis. "Hmm?"

Tanpa aba-aba, pria bergigi kelinci ini langsung memeluk gadisnya. "Kau membuatku khawatir, tahu!" ucapnya sambil mengecup rambut basah Mia.

Mia tertawa di sela pelukan, lalu dengan sengaja menghirup aroma tubuh Jungkook yang khas. "Kau juga membuatku hangat. Baru sampai di rumah setelah berhujan-hujan, langsung disambut seperti ini. Ah ... senangnya." Gadis ini berceloteh, semakin membenamkan wajahnya ke dada Jungkook.

"Di luar, kilat dan petir terus bersahutan. Kau benar baik-baik saja?" tanya Jungkook dengan lirih.

Mia melonggarkan pelukan, lalu mendongak untuk memandang kekasihnya. "Kau kira, aku takut dengan kilat dan petir? Aku hanya takut jika terjebak hujan dan tidak bisa pulang, itu saja."

"Benarkah?"

"Iya. Aku takut, tak bisa segera menemui kelinciku yang sedang menunggu di rumah." Dengan gemas, Mia mencubit pelan pipi Jungkook. Lalu tersenyum manis sebelum akhirnya bibir itu terbungkam karena ciuman dari pria kelinci yang sangat disayangnya.

Sejenak mereka terhanyut dalam lumatan membuai yang terasa hangat ke seluruh tubuh. Hujan kembali deras, begitu pun dengan hawa dingin yang merasuk. Tapi, karena ciuman yang tengah dilakukan, hal itu tak lagi dipedulikan. Justru mereka lebih terfokus untuk memberi kehangatan pada satu sama lainnya.

Menit menggantikan detik, terus menemani kegiatan dua orang yang terlarut dalam kegiatan mereka. Namun tak lama berselang, ciuman itu selesai saat Mia memukul pelan dada Jungkook.

"Mandilah, aku tak ingin kau sakit," perintah Jungkook sambil mengusap rambut Mia.

Tapi, gadis bermarga Min ini justru menggeleng. "Dingin," ucapnya dengan raut wajah polos.

"Jika dingin, ada aku yang siap menghangatkan. Jadi—"

"Bagaimana jika kakiku sakit?" potong Mia dengan wajah memelas, berharap Jungkook tak lagi memaksanya untuk mandi. "Lagipula, yang banyak basah hanya rambutku," lanjutnya kemudian.

Jika sudah seperti ini, tidak ada lagi yang bisa dilakukan Jungkook selain mengembuskan napas panjang. "Ya sudah. Cuci rambutmu saja," ucapnya mengalah.

Senyum riang diberikan oleh Mia, kemudian dengan semangat gadis ini melepas tas punggungnya dan menyerahkan pada Jungkook. "Aku mencuci rambut dulu! Kau urus tasku, oke?" kerlingnya, lalu langsung beranjak masuk ke dalam kamar.

-

-

-

Sekitar sepuluh menit kemudian—Jungkook sudah bosan menunggu di tempat tidur—barulah Mia keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Bathrobe putih yang dikenakannya membuat Jungkook salah tingkah. Bukan karena apa, tapi otaknya saja yang terlalu mesum. Tolong dimaklumi.

"Mia," panggilnya kemudian dengan ragu-ragu.

"Ya?"

Jungkook beranjak, mendekati Mia yang mematung di tempat. Tangan pria ini bergerak, menyentuh dagu kekasihnya hingga membuat wajah itu terdongak. Satu tangan yang lain mengusap bibir yang masih memerah karena tingkahnya tadi, sengaja membuatnya terbuka agar lebih menggoda. Tak ada protes yang terlontar, justru balasan yang diberikan saat Jungkook mulai menyentuh lebih jauh bibir yang disukainya.

Kedua tangan Mia terlingkar di leher Jungkook saat pria itu makin mendominasi permainan. Ia mendesah walau tertahan, tak kuasa dengan sentuhan yang diberikan prianya. Tubuh mereka memanas, begitu pula dengan hasrat yang makin sulit dikendalikan.

Tapi, untung saja suasana ini bisa dikendalikan dengan cepat saat Mia memukul bahu Jungkook. Berulang kali pria bermarga Jeon ini menarik napas, begitu pun dengan Mia yang tertunduk dengan helaan napas yang tak beraturan. Hawa di ruangan terasa panas, padahal hujan sangat lebat di luar sana. Dengan perlahan, Jungkook melepas tangan Mia yang melingkar di lehernya. Lalu mengecup kening gadis ini dengan hati-hati.

"Istirahatlah, aku akan membuat cokelat hangat untukmu." Jungkook tersenyum sembari mengusap rambut kekasihnya yang masih basah.

Mia mengangguk sambil tersenyum simpul untuk memberi jawaban. Bergegas Jungkook keluar dari kamar untuk menuju dapur. Tapi, keduanya terdiam walau pun berada di tempat yang berbeda. Bahkan, pertanyaan mereka juga sama. Sampai kapan hal ini akan terjadi? Dan ... Mereka tidak akan kehilangan batas sebelum waktunya, 'kan?


-FIN-

[Jungkook x Mia]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora