Ramen

9.4K 645 19
                                    

By : Mia


Jangan lupa tinggalkan jejak sesudah membaca :) Krisar sangat diperlukan di sini ^_^ Happy reading <3


-oOo-


-Jungkook POV-


Gelenganku muncul ketika membuka pintu kamar. Bagaimana tidak? Mia tengah tertidur dengan bantal guling yang menutupi mata dan kening, sedangkan laptop masih menyala di sisi kepala. Benar-benar gadis ini. Segera aku menghampirinya dan duduk di tepi tempat tidur.

Bantal guling yang menghalangi wajahnya kujauhkan, "Mia, bangun." Kucoba menepuk pipinya, berharap gadis dengan marga Min ini terbangun.

"Hei, ayo bangun." Lanjutku kemudian sambil mencubit hidungnya.

PLAK!

Aku mengaduh, mata cokelat gadisku telah terbuka dengan sayu. Matanya menatap kesal, aku masih mengusap-usap bahuku yang tadi dipukulnya.

"Bisa tidak jangan menggangguku? Aku baru tidur!" Dia mengomel sambil merebut guling dariku dan kembali menutupkan ke wajahnya.

"Mia," panggilku manja.

"Diamlah, bocah kelinci!" Dengan asal, ia mendorong wajahku.

"Mia." Kembali aku memanggilnya.

Tak ada respon.

"Mia, aku lapar." Memelas, aku mencoba merayunya.

Dan, berhasil!

Dia berdecak, lalu membuang gulingnya sembarang. Tapi, tangannya lagi-lagi memukul bahuku, "Jika bukan kekasih, sudah kubuat kau jadi kelinci panggang, Jung!" Dengan anarkis dia mendorongku hingga terjatuh ke lantai.

"Kelincimu butuh makan, bukan siksaan seperti ini." Sambil berdiri, aku bergumam dengan wajah cemberut—berharap dia luluh.

"Tapi aku perlu menyiksamu lebih dulu, setelahnya baru kuberi makan." Dia bangkit, menutupkan selimut padaku dan beranjak pergi ke luar kamar.

Selimut kujauhkan, sedangkan bibirku membentuk senyuman. Dia galak, tapi baik dan menggemaskan jika sedang manja. Tapi yang pasti, dia selalu mengerti tentangku. Aah... kau selalu membuat hati ini tak bisa berpaling, sayang.

Kembali aku duduk di tepi tempat tidur, kuambil laptopnya yang menampilkan wajahku. Video apa yang tengah dilihatnya?

Keningku berkerut, try not to fangirl fanboy challenge Jungkook version? Dia sedang menguji ketahanannya untuk tidak tertawa karenaku? Huh, kuyakin dia gagal. Mana mungkin dia bisa menahan tawa selama sepuluh menit, aku berani bertaruh untuk itu.

"Hei, kelinci jelek!"

Aku menoleh, memandangnya yang membawa nampan dengan isi enam ramen. Kenapa banyak sekali?

Dia duduk di sampingku, sedangkan nampan tadi ditaruhnya di meja. Pandangannya tertuju padaku, "Makanlah, jangan lupa habiskan." Enteng, dia berujar.

"Tapi... kenapa banyak sekali?" ragu, aku bertanya.

"Tadi kau bilang lapar, jadi kuambilkan banyak." Dia mengangkat bahu, seolah tak bersalah.

"Mia, aku memang lapar. Tapi tak seperti ini ju—"

"Makan, habiskan, atau kubuang?"

Bibirku tertutup rapat, kenapa dia jadi menyeramkan seperti ini? Apakah dia sedang dalam masa sensitive? Mungkin iya, bukankah ini tanggal di mana biasanya dia mendapat tamu bulanan. Hhh... tahu begini, aku tak akan meminta yang macam-macam. Tidak masa sensitive saja dia sudah seperti psikopat, apalagi—

[Jungkook x Mia]Where stories live. Discover now