Ketika sebuah perjodohan mempertemukan dua insan yang belum pernah merasakan cinta. Bagaimana bisa?
Siapa yang akan jatuh cinta lebih dulu? Yufa Azzam Mahesa si mesum atau El Vina Putri Chanifa si polos.
Note :
+ Cerita lama publish kembali
+ Ilust...
Kita berdua baru sampai di rumah setelah pulang dari rumah Mama, karena kemarin saat pulang dari bulan madu kita menginap semalam.
Dan sekarang kita berdua sudah kembali menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya. Pulang kerumah kesayangan, rumah tempat kita berbagi.
Tetapi kali ini masih dalam suasana bertabur cinta, gejolak pasca bulan madu itu masih ada saja sampai sekarang. Setelah melalui banyak hal indah dan menyenangkan tentunya. You know lah.
"Yufa.." panggil Vina.
"Hmm"
"Rita bilang sama aku kalau dia mau berubah menjadi lebih baik, dia akan memulai semuanya dari awal dengan cara yang benar. Aku senang sekali mendengarnya.." ucapnya dengan wajah berbinar.
"Alan juga bilang seperti itu.."
"Iya?" tanya Vina heran. Gue mengangguk.
"Mereka benar-benar berjodoh.." sahut gue dengan senyuman.
"Iyaa" Vina ikut tersenyum.
Kita berdua masuk ke dalam kamar bersamaan, seminggu tidak ada yang menempatinya. Kangen.
Vina melakukan tugasnya meletakkan bawaan ke tempat asalnya, sementara gue merebahkan tubuh di atas tempat tidur sambil bermain psp yang sudah lama tidak gue sentuh.
Lumayan lama gue bermain game, sampai tiba-tiba teringat Vina dan sedetik kemudian gue mengedarkan pandangan.
Loh kok gak ada? - batin gue.
Gue langsung menyudahi permainan dan berniat untuk mencari keberadaan Vina di luar kamar. Tetapi ternyata yang hendak dicari baru saja memasuki kamar.
Vina menguap lucu sambil berjalan pelan ke arah tempat tidur, pakaiannya sudah berganti dengan piyama pendek. Pendek?
Jadi tambah seksi, mana tahan gue? - batin gue gelagapan melihat piyama Vina yang berbeda dari biasanya. Baru kali ini gue melihat piyama yang mirip dress itu melekat di tubuh Vina.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gue berusaha menetralkan diri karena tidak tega melihat wajah Vina yang terlihat begitu lelah, pandangan matanya juga terlihat sayu tandanya saat ini Vina sudah sangat mengantuk.
"Sudah ngantuk banget?" tanya gue.
Vina mengangguk, lalu naik ke tempat tidur merangkak menuju tempatnya.
Gue melihat jam di atas nakas sudah menunjuk di angka sebelas, memang sudah saatnya kita untuk istirahat.
Vina sudah merebahkan tubuhnya di samping gue tanpa memakai selimut. Gue yang heran mulai bergerak merapatkan tubuh dengannya.
