10. 🔥 Rumah

506K 17.8K 622
                                    

"Kalian pulang sekolah kemana aja sih? Aku ditinggal sendiri. Laper tau," Yumna langsung ngambek ketika Yufa dan Vina baru saja tiba dirumah.

"Maaf ya Na. Tadi, agak telat pulangnya," ucap Vina. Memang seperti itu kan?

"Tetep aja," Yumna masih ngambek sambil memanyunkan bibir.

Yufa menyodorkan plastik berisi steak yang tadi dibelinya kepada adiknya. Yumna menatap plastik itu dengan wajah penasaran, isinya apa.

"Katanya laper? Apa gue balikin lagi," ucap Yufa.

Secepat kilat plastik itu sudah berada di tangan Yumna. "Enak aja dibalikin."

Setelah itu, Yufa berniat pergi ke kamarnya. "Yaudah. Minggir gue mau naik," usirnya.

"Yaudah naik aja, ngapain ngusir?" sengit Yumna.

"Lah lu ngalangin jalan."

Yumna melihat kakaknya dengan tatapan kesal. Karena malas meladeni, akhirnya dia mengalah dan beranjak terlebih dahulu. Yufa pun juga bergegas menuju kamarnya setelah melihat adiknya pergi.

Vina sendiri, diam mematung di tempatnya. Dia iri melihat perdebatan adik dan kakak itu.

Jam menunjukkan pukul sembilan malam. Ketiga remaja itu masih betah berada di kamar masing-masing. Yumna sedang asik chattingan dengan temannya. Vina masih menggeluti buku-buku pelajaran di sekolah barunya. Dan, Yufa tengah asik bermain game online di komputer miliknya.

Tik

Tik

Tik

Bunyi tetesan air diatas genting mulai terdengar. Tak lama setelah itu, hujan deras mulai mengguyur.

Vina terlihat sudah selesai belajar. Tetapi, dia masih belum ingin tidur.

"Gak perlu sungkan, sekarang kamu adalah anggota baru di keluarga kecil kita."

Ucapan Mama Citra kala itu membuat Vina jadi sedikit lega. Dia tidak perlu sungkan dan ragu, jika ingin melakukan sesuatu di tempat tinggal barunya.

Vina berinisiatif pergi ke dapur. Sejak dulu, dia sudah terbiasa menikmati teh hangat ketika malam turun hujan.

Vina terpaku di tempatnya ketika melihat dapur keluarga Mahesa yang tidak bisa dibilang kecil. Nyatanya, di depannya saat ini tersusun puluhan rak dan laci penyimpanan. Tanpa keterangan apapun.

"Dimana ya teh sama gulanya?" batin Vina bingung sambil menggeledah satu persatu rak itu. Dapur keluarga Mahesa memang sangat lengkap isinya, apapun sudah tersedia.

Di tempat lain, Yufa baru saja duduk di sofa. Dia ingin menonton film big movies kesukaannya. Tetapi tak lama setelah itu, telinganya mendengar suara gaduh dari arah dapur.

Karena penasaran, Yufa langsung pergi ke dapur dengan langkah pelan. Sampai di sana, dia mendapati Vina tengah mencari sesuatu di rak bumbu.

"Mau ngapain sih?" ucap Yufa heran melihat kegiatan yang dilakukan gadis itu. Dia segera berjalan menghampirinya. "Cari apa?"

"Astaghfirullah." Vina terkejut. Dia langsung membalikkan badan dengan cepat.

"Maaf ganggu ya. Hm pengen bikin teh," ucap Vina pelan sekali. Detak jantungnya belum stabil setelah terkejut.

"Hah?" Yufa tidak mendengar dengan jelas karena suara hujan.

"Pengen bikin teh," Vina memperjelas ucapannya.

Yufa mengangguk paham. "Di situ tempat bumbu dapur."

"Tehnya dimana?"

"Sana," Yufa menunjuk rak yang terletak paling ujung.

Nikah SMADär berättelser lever. Upptäck nu