💙 52 - The Last Day

709K 12.7K 694
                                    

Sinar matahari mulai masuk melalui sela-sela jendela sebuah penginapan, memberikan rasa hangat bagi penghuninya.

Hembusan angin pantai ikut berhembus masuk ke dalam ruangan, mengibarkan tirai jendela dengan bunyi menenangkan.

Di sana, sepasang kekasih tengah terlelap dengan bergelung selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.

Rona kebahagiaan terpancar menghiasi wajah kedua insan itu. Saling memeluk satu sama lain, mencari kenyamanan dan kehangatan. Hanya mereka yang dapat merasakan hal itu.

Yufa pov

Indra penciuman gue mencium aroma wangi dan harum yang begitu semerbak di sekitar tubuh gue. Vanila.

Samar-samar, suara hembusan angin mulai masuk di pendengaran gue. Saat ini yang gue rasakan adalah kenyamanan dan kehangatan.

Gue membuka kelopak mata secara perlahan dan silau matahari pun langsung menyambutnya. Gue mulai membiasakan penglihatan dengan cahaya ruangan sampai mata gue benar-benar fokus.

Sejenak gue merasakan kulit lembut menempel di sebagian tubuh gue yang tertutup selimut tebal. Gue langsung menunduk ke bawah untuk memastikannya.

Vina, Istriku. Dia melingkarkan sebelah tangannya di tubuh gue, kepalanya bersandar di dada gue dengan nyaman dan rambut hitam acak-acakan yang menutupi sebagian wajahnya membuatnya terlihat manis.

Gue baru sadar, tubuh kita masih dalam keadaan polos tanpa mengenakan busana apapun.

Rasanya sangat hangat dan nyaman tanpa penghalang apapun bisa menyatu dengan Vina, gue ingin momen seperti ini lebih lama. Menikmati lekuk tubuhnya yang indah, merasakan bagian tubuh Vina yang sudah gue jamah beberapa saat lalu.

Gue teringat aktivitas kita semalam. Membuat bibir gue tersenyum mengingatnya.

Semalam kita melakukan itu habis habisan, tidak hanya sekali saja, entah sudah berapa kali kita mengalami pelepasan.

Kenapa gue sangat bersemangat ya semalam? - batin gue bertanya heran. Pasti Vina sangat kelelahan.

Tangan gue bergerak membelai kepala Vina dengan lembut agar tidurnya nyaman, dan gue suka melakukan ini.

Tetapi kegiatan yang gue lakukan malah mengusik tidurnya. Vina mulai menggerakkan kepala tidak tenang.

Dia bangun, Hembusan nafasnya terasa hangat di dada gue.

"Engh.." lenguhnya, kemudian sedikit mendongakkan kepala menatap ke arah gue.

"Pagi sayang.." sapa gue.

Astaga, dia tersipu. Oh jadi pengen lagi haha.

Vina menatap gue dengan pandangan sayu dan lelah, tersirat sekali di wajah merahnya.

Kasihan, mungkin karena masih pertama kali - batin gue.

"Kamu pasti masih lelah, Yuk tidur lagi" ucap gue sambil menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya.

Tetapi Vina menggelengkan kepalanya pelan menolak ajakan gue. Wajahnya semakin memerah, dia pasti mengingat pergulatan kita semalam.

Cup. Gue mencium keningnya, tangan gue bergerak mengelus pipinya dengan lembut. Cukup lama juga menenangkan istri satu ini, wajahnya sudah seperti tomat.

"Kalau begitu kita bangun karena aku sudah lapar, kamu pasti juga sudah lapar kan?" tanya gue setelah membuatnya sedikit tenang.

Vina mengangguk singkat tanpa mengalihkan pandangan dari wajah gue.

Nikah SMAWhere stories live. Discover now