19. 🏵️ Satu atap

484K 17.4K 1.2K
                                    

Vina pov

'Vina sayang, kalian kan sudah menikah. Gak baik loh suami istri tidurnya pisah kamar, harus tidur bareng. Kamu mesti percaya suami kamu, Yufa pasti juga akan menjaga kamu istrinya. Gak usah takut, nanti lama-lama juga terbiasa.'

Aku masih sibuk menyiapkan tempat tidur Quen size milikku dulu dengan perasaan bergejolak. Bagaimana tidak? pesan Mama Citra waktu itu memang tidak salah karena kita sudah menikah, tapi aku belum pernah sekalipun tidur berdua dengan cowok.

Aku pikir Yufa juga sama denganku, dia pasti tidak pernah memikirkan hal itu. Tapi mau bagaimana pun kita menolaknya, tidak akan ada pilihan lain.

"Aku.."

Tiba-tiba aku ingat ketika Yufa mengucapkan sesuatu di hadapan Mamanya setelah kita menikah, dia janji akan menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab, dia juga janji akan selalu menjagaku.

"Aku percaya. Yufa bisa jagain aku.." ucapku pada akhirnya. Hatiku menghangat, karena sekarang aku istrinya Yufa.

©©©

Yufa pov

Whatt??

Gampang banget ya Vina percaya sama gue. Berat banget, gue gak pernah deket sama yang namanya cewek kecuali sama Yumna.

Kenyataannya memang sudah menikah, tapi tetap gue masih belum siap. Wajar sepasang suami istri tidur bersama, salah satu tujuan menikah kan untuk menyatukan dua hati.

"Ya udah selesaiin dulu beres-beresnya," gue langsung keluar kamar setelah mengucapkan itu.

Duduk di teras lalu mengeluarkan bungkus rokok. Jujur aja gue ngerokok sembunyi-sembunyi, kalau sampai Mama Papa tau mungkin saat itu juga gue langsung di jedotin tembok.

Cukup lama gue duduk di teras sambil menikmati rokok, sampai tiba-tiba Vina nyusul.

"Yufaa ngerokok!?"

Vina kaget lihat gue pegang rokok, dia belum tau ya kalau gue ngerokok.

Tanpa mengucapkan apa-apa lagi Vina langsung kembali masuk ke rumah, tapi sebelum dia beranjak gue sudah pegangi tangan kanannya. Pikiran gue langsung paham kalau Vina gak suka dengan rokok, kelihatan jelas.

"Sori ya," ucap gue tanpa melepas tangannya.

"Aku gak suka," ucap Vina dengan suara getir.

Gue menelan ludah. Berat juga kalau gini, padahal lagi butuh rokok untuk menenangkan pikiran.

"Oke, gue buang. Nih simpen sisanya."

Gue membuang puntung rokok yang tadi menyala, lalu memberikan sisa bungkus yang tersisa kepada Vina.

Pikir gue beneran bakal disimpen sama dia, tapi ternyata Vina langsung membuangnya ke tempat sampah. Di situ gue semakin yakin kalau Vina benar-benar cewek anti rokok, makin gawat aja.

Gue cuma bisa diam pasrah, ngeliat apa yang Vina lakuin sampai dia balik lagi ke hadapan gue.

"Itu yang terakhir kalinya aku liat barang itu," ucapnya lalu pergi masuk ke rumah begitu saja.

Gue menghela nafas berkali-kali sambil merilekskan pikiran. Setelah cukup tenang gue masuk ke rumah, tak sengaja telinga gue dengar sesuatu dari dapur.

Setelah gue intip ternyata Vina lagi sibuk masak, gue sempat bengong di tempat.

Kalau gue bilang Vina itu istri idaman, gue gak bisa bohong buat jawab iya.

Lihat aja sekarang. Masih adakah cewek milenial jaman sekarang yang bisa makai ulekan sambal dari batu?

Gue langsung beranjak menghampirinya.

Nikah SMAWhere stories live. Discover now