12. 🔥 Berangkat

509K 17.4K 241
                                    

Mata pelajaran di kelas Yufa hari ini adalah olahraga. Seperti biasa, laki-laki bermain futsal dan perempuan bermain basket. Guru olahraga memberi waktu bebas, karena untuk saat ini tidak ada jadwal khusus.

"Umpan sini Lex," Alex mengumpan bola ke Alif yang sudah berlari di depannya.

Dengan kelihaiannya, Alif menggiring bola melewati beberapa pemain lawan. Dia memang salah satu pemain futsal terbaik di kelasnya.

Sudut mata Alif melihat, Yufa berlari didepannya. Sahabatnya itu sudah melambaikan tangan siap menerima umpan. Tetapi baginya, gawang lawan lebih menggiurkan. Dia juga sangat yakin bisa mencetak gol.

Shuttt... Bola di tendang dengan sekuat tenaga oleh Alif.

Bughhh!

Entah bagaimana, tendangan Alif malah mengenai Yufa hingga tubuh sahabatnya itu mental dan terjatuh.

Semua anak menertawai kejadian itu. Konyol menurut mereka.

"Anjritt sakit bego," umpat Yufa mengusap punggungnya.

"Sorii gue mau shot tadi. Lagian sih lu ngalangin gawang aja pfft," Alif terlihat menahan tawanya melihat Yufa yang meringis kesakitan.

"Monyet lu, auh," Yufa beranjak dengan tertatih. Punggungnya masih terasa panas setelah menerima bola mentah dari Alif.

"Yaudah. Yuk lanjut," ucap salah satu anak digangguki yang lain.

Setelah jam pelajaran olahraga berakhir, beberapa anak pergi ke kantin, ada juga yang pergi ke kelas. Di dalam kelas, mereka merebahkan tubuh di lantai yang dingin untuk menghilangkan rasa lelah.

Yufa, Alif dan Kevin pergi ke tempat favorit mereka. Semangkuk baso dan segelas es jeruk sudah berada di tangan masing-masing.

Setelah sampai. Ternyata ada beberapa teman sekelas mereka yang terlebih dahulu menempati tempat itu.

"Woi! pindah pindah. Kita mau makan nih," Alif langsung mengusir teman sekelasnya tanpa permisi.

"Walah, gak ada tempat lain lif. Kantin juga penuh," ujar salah satu anak dan digangguki yang lainnya.

Alif meletakkan makanannya di atas meja. "Makan di kelas sono. Eh, lagian kalian kan ber enam, kenapa gak buat tempat sendiri. Tuh masih ada tempat, tinggal ambil meja sama kursi bekas di gudang. Beres kan?"

"Hah, emang boleh? " tanya salah satu anak penasaran.

"Boleeeh lah, udah cepet minggir," usir Alif.

"Iye iye sabar kamprett."

Akhirnya tinggal mereka bertiga saja yang sudah menguasai tempat itu.

"Lets go," celetuk Alif lalu mulai menyantap makanan didepannya diikuti Yufa dan Kevin.

"Fa," panggil Alif tak lama.

"Hm?" sahut Yufa sembari menyantap basonya. "Diem aja?" tanya Alif.

Yufa menelan baso dimulutnya. "Gue lagi makan."

Alif terkekeh. "Hh kirain."

"kirain apa?" penasaran Yufa.

"Pms Hahahaha"

Satu jitakan mendarat di kepala Alif membuat Kevin terkekeh melihatnya. "Aw.. Sakit nyet!"

"Makan aja banyak bacot, mau tu mulut gue jejel cabe?" ancam Yufa. "Iya iyaaa. Baper amat lu, kayak cewek," Alif pun mengalah.

Kevin geleng-geleng melihat kelakuan kedua sahabatnya itu, lebih sering tidak akurnya ketika berkumpul.

Tak lama setelah itu, secara tidak sengaja pandangan Kevin terarah ke suatu tempat. "Liat mereka," ucapnya sambil menunjuk.

Nikah SMAWhere stories live. Discover now