🏵️ 31 - Senyuman tidur

443K 15.1K 684
                                    

Author pov

Vina masih belum mau membuka selimutnya, dia memilih bersembunyi disana.

Kesal. Itulah yang di rasakannya saat ini, siapa yang tidak begitu kalau selalu diperingatkan malah di abaikan.

Yufa mendekatkan wajahnya ke kepala Vina.

"Vina maaf ya, karena gue sekarang lu jadi marah seperti ini. Dan makasih masakannya enak" ucap Yufa tulus.

"Good night.. " lanjutnya mencium kepala Vina yang tertutup selimut.

Yufa segera merebahkan diri di samping Vina, mencari posisi tidurnya dengan nyaman.

Sekilas dia menoleh ke arah Vina yang masih bergelung selimut dengan tatapan rasa bersalah.

Vina pov

Aku masih jengkel dan enggan untuk berhadapan dengan Yufa.

Aku tidak tau kenapa bisa sampai seperti ini, biasanya aku bisa sedikit mengontrol kesalku saat marah, aku juga sabaran orangnya.

Entahlah, mungkin juga karena efek kedatangan tamu bulanan.

Yang penting sekarang aku pengen seperti ini dulu.

Aku juga sudah lelah dengan kegiatanku hari ini, pengen segera istirahat. Tak butuh waktu lama untuk menuju alam mimpiku.

Pagi hari..

Sayup-sayup terdengar suara adzan subuh yang langsung membangunkanku dari tidur nyenyakku.

Selimut masih menutupi seluruh tubuhku, uh rasanya gerah dan pengap.

Aku langsung membuka selimut bagian atas, mengambil nafas sebanyak-banyaknya sambil memfokuskan keadaan sekeliling dengan jelas.

Setelah itu aku menggulingkan badan ke samping dan tanpa sadar pandanganku jatuh ke wajah Yufa. Aku terkejut sekali karena ternyata Yufa sudah bangun, tapi sejak kapan?

Yufa tersenyum sembari menatapku lekat.

Kita berdua hanya diam, tetapi mata kita saling terpaut satu sama lain.

Pipiku memanas pelan-pelan, secara tidak sadar aku melihat ketampanan Yufa.

Tangan Yufa terulur menyingkirkan sebagian rambut yang menutupi wajahku, dengan menyelipkannya di belakang telinga.

"Udah ya diamnya, gue kesepian semalam" ucap Yufa dengan lembut. Tangannya bergerak menangkup sebelah pipiku, membuat hatiku menghangat.

Aku mengangguk kecil, Yufa mengelus pipiku menggunakan ibu jarinya. Ehm astaga.

"Pipinya anget gini.." ucap Yufa lalu tersenyum dan itu membuatku malu.

"Maaf.." ucapnya cepat membuat mataku sedikit melebar.

Tangan Yufa beralih menggapai tanganku yang bebas, dia menggenggamnya erat sambil menautkan jemarinya ke dalam jemariku.

"Lu pasti masih marah gara-gara semalam, gue memang kelewatan deh hehe" Yufa tertawa dalam ucapannya.

"Gue ngerti kok, ini akan jadi pelajaran berharga buat gue kedepan. Sudah sewajarnya lu marah" ucap Yufa, kemudian mencium singkat jemariku dalam genggamannya.

"Yufa... Aku gak marah, aku, aku cuma sedikit kesel aja sama kamu.." ucapku dengan malu.

"Ya intinya kan sama.. Hehe" sahut Yufa tertawa ringan.

Senyum Yufa merekah, membuatku jadi ikut-ikutan tersenyum.

"Sholat subuh yuk?" ajak Yufa kemudian. Aku sontak menggeleng membuat Yufa menatapku bingung.

Nikah SMAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن