🏵️ 25 - Awal dari semuanya

465K 16.3K 966
                                    

Author pov

Yufa dan Vina tiba dirumah saat matahari sudah tenggelam.

Capek, Itu yang dirasakan keduanya saat ini. Yufa mendapatkan pesan dari adiknya kalau dia sudah sampai di rumah dan itu membuatnya lega.

Yufa melihat Vina yang masih tertidur, dia membuka pintu mobil lalu berjalan menuju pintu. Setelah pintu rumahnya dibuka dia kembali menuju mobil.

"Vina.. Bangun.." Yufa membangunkan Vina dengan menepuk nepuk pipinya pelan.

"Heyy.."

"Vinaa.."

Karena tidak ada sahutan akhirnya Yufa mengangkat tubuh Vina dengan sisa-sisa tenaganya. Yufa langsung menuju kamar lalu merebahkannya di tempat tidur.

Heran, secapek itu kah? - batin Yufa sambil melepaskan sepatu Vina satu persatu.

Setelah selesai Yufa memperhatikan wajah Vina dengan jarak yang begitu dekat, pandangan matanya meneliti semua bagian di wajah Vina. Mata yang tertutup rapat, alis tipis, hidung mungil, bibir yang terkatup rapat, pipi yang selalu merona.

Cantik, satu kata yang terus berputar di kepala Yufa.

Cukup lama Yufa memperhatikan Vina, sampai akhirnya dia tersenyum dan tidak bisa menahan gemuruh di hatinya.

Cup

Yufa mengecup kening Vina singkat.

Cup

Kemudian beralih mencium di kedua pipi Vina.

Cup

Dan yang terakhir Yuma mencium kening Vina cukup lama, entah mengapa dia sangat menyukai itu.

Akhirnya Yufa merebahkan tubuhnya di samping Vina menyusulnya ke alam mimpi, tentu saja dengan senyuman yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

©©©

Vina pov

Aku mengerjapkan mata beberapa kali sambil mengumpulkan kesadaran, nyenyak sekali rasanya tidurku malam ini.

Lah kok aku udah ada di tempat tidur? Lagi-lagi ngrepotin Yufa

Aki menoleh ke samping dan langsung saja berhadapan dengan wajah Yufa yang jaraknya cukup dekat, sampai-sampai aku bisa mendengar dengkuran halusnya.

Aku memperhatikan wajah lelap Yufa, mata yang tertutup rapat, hidung yang sedikit mancung, bibir lembut. Emang beneran cakep.

Aku menelan ludah saat Yufa menggerakkan kepalanya ke depan dan itu membuat jarak wajah kita semakin dekat, sedikit saja bergerak bisa beda cerita.

Jantungku langsung berdetak dua kali lebih cepat. Aku malah mengingat kecupan Yufa saat itu, walaupun hanya sebatas kening tapi rasanya nyaman sekali.

Kapan ya bisa dapat kayak gitu lagi? Aih ngaco pikiran. Daripada semakin ngaco aku segera bangun dan langsung beranjak ke kamar mandi.

Di depan cermin, aku bisa melihat betapa merahnya kedua pipiku saat ini.

Aku pun segera melakukan rutinitas pagi hari seperti biasa, melakukan tugas sebagai seorang istri yang menyiapkan kebutuhan suaminya.

Selesai menyiapkan sarapan, aku kembali ke kamar untuk membangunkan Yufa dan mengajaknya sarapan.

Setelah membuka pintu kamar aku melihat Yufa sudah berpakaian rapi, cepet banget perasaan.

"Yufa sarapan.." panggilku di ambang pintu.

Yufa menoleh ke arahku. "Bentar"

Aku melihat Yufa nampak kesusahan mengenakan dasi sekolah yang sepertinya sudah kekecilan, aku pun mendekat dan berinisiatif untuk membantunya.

Nikah SMAWhere stories live. Discover now