🏵️ 37 - Mulai panas

477K 15.4K 891
                                    

Vina pov

Awalnya aku masih saja diam membatu karena pelukan Yufa yang tiba-tiba. Tetapi tak lama setelah itu tubuhku terasa hangat berada di dekapan Yufa, detak jantungku sudah bisa mengikuti perasaanku.

Apa yang terjadi dengan Yufa sampai dia memelukku seperti ini?

Cukup lama kita masih dalam posisi berpelukan, bukan aku tapi Yufa yang memelukku karena aku tidak membalasnya.

Tiba-tiba leherku terasa aneh, Geli.

Ahm Yufa geliiiii... Apa yang kamu lakukan? - batinku.

Yufa pov

Gue sudah tidak sabar ingin cepat-cepat sampai di rumah untuk menemui Vina. Rasa gejolak di hati sudah tidak mampu menahannya untuk berbagi dengan Vina, memberitahukan semuanya.

Tidak terasa di perjalanan, gue sudah sampai rumah begitu saja.

Vina? Kok dia di luar rumah, ngapain? Ah gak penting - tanya gue dalam hati.

Secepat kilat gue langsung meraih tubuhnya ke dalam dekapan.

Nyaman sekali, gue menyukainya. Ibarat bunga yang bermekaran lalu berhamburan tertiup angin.

Gue tergoda untuk menghirup aroma lehernya yang wangi khas Vina dan gue juga tidak segan-segan untuk mencium leher putihnya beberapa kali.

Eh? Tunggu. Tubuhnya gemetar.

Gue segera melepaskan pelukan, memegang kedua bahunya lalu menatap wajahnya.

Ohh damn. Wajahnya sudah seperti tomat dan itu lucu sekali. Gue tersenyum dalam hati.

"Vina?" panggil gue karena Vina mengerlingkan matanya malu.

Apa dia segitu malunya sampai tidak mau melihat ke arah gue.

Gue tersenyum, lalu meraih tangan kanan Vina lalu membawanya masuk ke dalam rumah, dia sama sekali tidak menolak.

Sampai di ruang tamu, gue membawanya duduk di sofa.

"Heii.." gue terpaksa mengangkat dagunya agar wajahnya menghadap gue.

"Maaf ya, sudah bikin lu terkejut seperti ini.." Vina mengangguk, tatapan matanya menenangkan.

"Sekali lagi maaf.." Vina mengangguk lagi.

"Gak marah kan?" tanya gue sedikit cemas.

"E-enggak... Tapi ak..u malu" ucap Vina terbata, jujur sekali.

Gue bisa tersenyum lega sekarang, Vina hanya malu saja kan bukan berarti dia tidak suka.

"Iyaa.." balas gue.

"Yufa?" panggil Vina.

"Hmm?" Sepertinya Vina ingin menyampaikan sesuatu jadi gue diam hendak menyimak, tetapi sepertinya Vina masih kebingungan untuk menyampaikannua.

Lebih baik gue yang berbicara terlebih dahulu.

"Masalahnya sudah selesai.." ujar gue.

Vina mengerjapkan mata, menunggu kelanjutannya.

"Mama Papa sudah memberikan pernyataan yang sebenarnya kalau kita menikah atas dasar perjodohan serta wasiat almarhum Mama Desi dulu, Mamanya Vina kan.." Vina mengangguk.

"Papa juga membawa bukti-bukti, kalau kita sudah benar-benar menikah dan juga surat wasiat itu yang gue malah baru tau.."

"Mama bersaksi, kita membangun pernikahan ini dengan dasar komitmen yang kita bilang dulu ke Mama, tidak seperti pernikahan lainnya yang tujuannya sudah jelas..."

Nikah SMAWhere stories live. Discover now