🏵️ 35 - Baik-baik saja

386K 14.4K 981
                                    

Yufa pov

Sekarang gue duduk bersila dia atas tempat tidur berhadapan dengan Vina.

"Sekarang ceritakan, apa aja yang Celina katakan.." ujar gue selembut mungkin.

Sepertinya Vina sedikit takut untuk mengungkapkan yang sebenarnya.

"Tenang tidak perlu takut.. Ceritakan saja.." lanjut gue sembari menggenggam kedua tangannya.

Akhirnya dengan pelan-pelan Vina mau menceritakan apa yang Celina katakan padanya, semuanya. Walaupun mungkin ada beberapa hal yang Vina tidak katakan ke gue.

Hati gue sesak mendengar itu semua.

Vina pasti sakit hati, apalagi diperlakukan seperti itu.

"Yufa.." Vina menatap gue.

"Hmm?"

"Apa benar aku cewek perusak?" ucapnya dengan tatapan terluka.

Deg. Pertanyaan apa itu? Gue menggenggam erat kedua tangannya.

"Enggak, sama sekali enggak.." ucap gue tegas.

"Aku sudah merusak masa depan Yufa kan? Kebahagiaan Yufa, kehidupan Yufa dan Karena pernikahan ini, Yufa tidak bisa memiliki perempuan idaman yang pantas mendampingi Yufa kan?" ucapnya dengan bibir bergetar.

"Ssttt..." gue langsung meletakkan telunjuk di bibirnya.

"Kehidupan gue itu urusan gue. Yang penting kita menjalani pernikahan ini sama-sama, jadi lu gak boleh berbicara seperti itu.." ucap gue menenangkan.

"Vina, kita sudah berjanji dengan Mama Papa. Kita juga sudah mulai dekat, cinta dan sayang, selangkah lagi kita pasti bisa saling memiliki rasa itu seutuhnya" lanjut gue.

Vina diam saja, pandangan matanya tidak lepas dari gue.

"Apa Yufa baik-baik saja menjalani kehidupan seperti ini?" tanya Vina berharap.

Gue tersenyum mendengar pertanyaannya yang terdengar aneh tetapi bisa dipahami, lalu mengangguk mantap.

Setelah itu sebuah senyum kecil tercetak di bibir mungilnya.

"Apa Vina juga baik-baik saja dengan kehidupan seperti ini?" tanya gue meniru Vina sambil menahan senyum.

Eh, Vina memalingkan wajah blushingnya. Bibirnya terkatup rapat tetapi rona senyum tampak menghiasi wajah manisnya. Lucunya.

"Gue anggap itu sebagai jawaban iya.." Akhirnya Vina bisa tersenyum, gue sangat senang melihatnya.

Gue berjanji akan menjaga senyuman itu - tekad gue dalam hati. Gue masih berpikir tentang pembalasan untuk Celina.

"Yufa, jangan balas dendam sama Celina ya?" gue terkejut, bagaimana Vina tau apa yang ada di otak gue.

"Vina, orang seperti dia.." gue hendak berbicara tetapi di potong ucapan Vina yang membuat hati dan otak gue bertekuk lutut padanya.

"Vina mohon"

©©©

Saat gue sedang membuang sampah di depan rumah, bersamaan dengan mobil Papa yang baru tiba.

"Hmm betah ya kalian tinggal disini.." celetuk Mama setelah turun dari mobil.

"Ya iyalah Ma, kan rumah kita sendiri" ucap gue bangga.

Loh Yumna ikut?

"Kak Vina dimana kak?" tanya Yumna.

"Di kamar.."

Nikah SMAWhere stories live. Discover now