❤️ 43 - Hadiah Kelulusan

464K 14.4K 737
                                    

Yufa pov

Hasil Ujian Nasional akan diumumkan pada hari ini. Perasaan gue sudah campur aduk antara cemas dan tidak sabar, gue kepikiran bagaimana hasilnya nanti, lulus apa tidak.

Gue tiduran di sofa ruang tamu sambil menonton TV yang sama sekali tidak menarik buat gue.

Tak lama Vina datang membawa sesuatu, lalu meletakkan di meja. Gue yang menyadarinya pun langsung merubah posisi menjadi duduk bersandar di sofa.

"Vina.." panggil gue membuatnya menoleh.

"Kok lu tenang banget?" tanya gue membuat Vina menatap bingung.

Vina mengambil tempat duduk disamping gue. "Maksudnya tenang kenapa Yufa?"

Hadehh. Gemes banget gue sama Vina.

"Hari ini kan pengumuman kelulusan, lu gak khawatir?" tanya gue ragu.

Loh malah ketawa. "Aku tau kok.."

Hah? Apanya yang tau. Wajahnya saja tenang seperti air.

"Aku tau dan aku yakin kita semua pasti lulus.." lanjut Vina optimis.

"Kalau nanti gue tidak lulus?" tanya gue menunjuk diri sendiri.

Vina kembali menoleh, senyum merekah di bibirnya.

"Aku juga percaya Yufa pasti lulus.." ucapnya pasti.

Uh, jadi pengen meluk. "Yakin?" tanya gue semangat.

"Iyaa Yufa"

"Buktinya apa?" tanya gue lagi.

Vina mengerlingkan matanya sejenak untuk berfikir.

"Tidak ada.." jawabnya membuat gue bingung.

"Aku memang tidak memiliki bukti, tetapi aku percaya Yufa pasti lulus. Optimis lebih baik, tidak perlu berfikir yang aneh-aneh" ucapnya penuh keyakinan.

Gue menatap Vina penuh arti, dia langsung tersenyum manis. Senyum yang mampu melelehkan benang kusut yang membeku di hati gue.

Keraguan yang menumpuk sirna seketika dan sekarang gue lebih optimis dan percaya diri menerima hasil Ujian nanti.

"Yufa maaf ya, sarapannya cuma ada roti bakar sama susu" ucap Vina merasa tidak enak.

Vina mengambil piring berisi roti bakar di meja lalu menyodorkan ke gue.

Gue merubah posisi menjadi bersila menghadap Vina dan gue sengaja diam saja, saat Vina masih menyodorkan piring yang berisi beberapa potongan roti bakar.

"Yufa tidak mau ya sarapan seperti ini, yaudah aku masakin seperti biasanya saja" ucapnya merasa bersalah.

Gue tersenyum penuh arti.

"Gue mau kok" ucap gue, seulas senyum terbit di bibir Vina.

"Syukurlah, aku pikir tadi Yufa tidak mau" ucap Vina sedikit malu.

"Tapi.." jeda gue.

"Tapi?" tanya Vina.

".. disuapin Vina" lanjut gue menyeringai. Tidak apa-apa kan menggoda istri sendiri.

Vina terkejut membulatkan matanya, sedetik kemudian pipinya bersemu merah.

"Yufa apaan sih.." ucapnya malu.

"Yaudah gue tidak mau makan kalau begitu.." ucap gue datar, Vina menatap gue heran bercampur malu.

Hehe. Lucunya wajah Vina, kadar manisnya bertambah kalau sedang menahan malu. Membuat Vina jadi seperti ini menyenangkan juga.

Nikah SMAWhere stories live. Discover now