❤️ 39 - Perasaan sesungguhnya

495K 14.8K 915
                                    

Yufa pov

"Yufaa bangun.."

Vina ngapain sih ganggu orang tidur.

"Yufaa.."

Kedua kalinya, gue mendengar suara Vina memanggil nama gue.

"Yufaa... Bangunnn" lama-lama suaranya semakin kencang, dan karena itu kesadaran gue mulai terkumpul.

Uh, Perlahan gue membuka mata untuk menyesuaikan cahaya di kamar.

"Nah sudah bangun" ucap Vina, refleks gue mencari keberadaannya walaupun belum fokus karena masih ngantuk.

"Bangun ayo sholat, adzan dari tadi juga.." lanjutnya dengan nada memerintah.

Begitu melihat Vina, penglihatan gue langsung menjadi normal. Baning banget dia.

"Ayo.." ajaknya tidak sabar.

Gue mengangguk saja mengikuti kemauannya.

Setelah itu kita menunaikan ibadah sholat subuh berjamaah.

Selesai sholat gue masih malas untuk ngapa ngapain, juga dikarenakan hari masih pagi buta dan matahari saja belum menunjukkan sinarnya.

"Yufa.." panggil Vina.

"hmm?"

"Itu pipa di kamar mandi dapur airnya mrembres terus, bantu aku benerin ya.." ujarnya.

Gue langsung tau maksud Vina, lumayan ada kerjaan.

"Gue yang benerin. Vina masak saja ya?" ucap gue.

"Iyaudah.." Vina tersenyum manis.

Kita berdua beranjak melakukan tugas masing-masing, astaga pagi-pagi sudah main air. Dinginnya.

Selesai dengan tugas gue beranjak menuju dapur untuk melihat istri gemes. By the way Vina memang menggemaskan jadi tidak salah kalau gue menyebutnya seperti itu.

Di dapur Vina sedang fokus membuat sesuatu, gue mengakui kelihainya memasak.

Wajahnya tidak menampakkan raut kelelahan, tangan mungilnya sangat cekatan menggunakan alat dapur.

Rambut kuncir kuda dengan apron yang dia pakai membuatnya semakin terlihat manis, mengesankan untuk perempuan seperti Vina. Terlihat dewasa walaupun kenyataannya dia masih siswi SMA.

Gue masih memperhatikan Vina sampai pandangan mata gue terarah begitu saja tertuju ke tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue masih memperhatikan Vina sampai pandangan mata gue terarah begitu saja tertuju ke tubuhnya.

Gue menelan saliva susah payah, ucapan Alif terngiang di kepala gue. Tiba-tiba ada yang aneh dengan nafas gue, bagaimana kalau nanti gue sama Vina sudah sama-sama siap untuk malam pertama.

BADAK! Ngapain mikir kesana. Gara-gara Alif, sialan.

Gue mendekat ke arah Vina walaupun jantung gue rasanya sudah mau ambyar.

Nikah SMAWhere stories live. Discover now