💙 44 - Honeymoon 1

622K 13.9K 756
                                    

Author pov

"Pa Ma.." Yufa mulai buka suara setelah lama diam.

"Kenapa? Ada yang salah dengan hadiahnya?" sahut Papa datar.

Yufa pun kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan itu.

"Apa kamu ingin menolaknya?" tanya Mama mulai sedih.

Yufa yang semakin kosong pikirkannya pun menoleh ke arah Vina yang diam menunduk, dia tau apa yang dirasakan Vina saat ini. Mereka berdua dalam posisi yang sama.

"Yufa. Hanya ini yang mampu Mama sama Papa kasih ke kamu dan Vina, melihat kalian berdua menjalani kehidupan bersama sampai saat ini sudah membuat Mama senang, Mama sangat bahagia. Mama sudah terlalu banyak menyusahkan kalian, maafin Mama ya nak.." Mama mulai menitikan air mata.

"Mama hanya ingin melihat kalian berdua bahagia.." lanjutnya.

"Mulai sekarang bangunlah keluarga kalian sendiri, membina rumah tangga dengan cara kalian, mewujudkan cita-cita kalian.. Mama sama Papa sudah ngelepasin kamu... Jaga istri kamu, Penuhi setiap kebutuhannya. Kalau ada masalah diselesaikan baik-baik, jangan membuat istrimu kecewa ataupun sedih, Vina tanggung jawabmu sepenuhnya, kebahagiaannya kebahagiaanmu juga begitu pula sebaliknya. Sayangi istrimu. Cintai istrimu. Kamulah surganya Vina. Jadilah imam yang baik baginya " ucap Mama penuh haru.

Sudah saatnya Yufa menjalani kehidupannya sendiri bersama Vina, melepaskannya adalah hal yang paling berat.

"Vina dengerin Mama" lanjut Mama sembari menyeka air matanya.

Vina mengangguk pelan, matanya sudah berkaca-kaca.

"Mama paham sejak awal semuanya memang berat untuk kamu sayang, tapi sampai saat ini kamu sudah membuktikan sendiri ke Mama kalau kamu memang pantas disandingkan dengan anak Mama. Terimakasih ya nak sudah bersabar menerima kehadiran anak Mama. Kamu sudah membimbingnya dengan baik, mengubahnya menjadi anak yang baik juga. Mama tidak tau dengan apa bisa membalas semua kebaikan kamu"

Suasana semakin haru, karena Vina sudah menitikan air mata kemudian terisak.

Yufa menegarkan hatinya. Hatinya tersentuh mendengar itu semua.

"Pa, Ma. Terimakasih karena selama ini sudah menjaga Yufa, menyayangi Yufa, mendidik Yufa, memberikan segalanya untuk Yufa, dan mungkin masih banyak lagi kebaikan yang Mama sama Papa berikan ke Yufa. Yufa juga tidak tau dengan apa Yufa bisa membalas itu semuanya" Yufa mengungkapkan semua hal yang ada di pikirannya saat ini.

"Dan terimakasih, Mama sudah mempertemukan Yufa dengan Vina.." ucapnya lalu menoleh Vina.

"Perkataan Mama, sesulit apapun itu Yufa akan membuktikannya.."

Mama.. Terimakasih - batin Yufa.

©©©

Kedua pasangan suami istri itu tiba dirumah saat hari sudah mulai gelap.

Sejak pamit dari rumah Mama sampai sekarang mereka tidak saling bicara ataupun hanya sekedar mengucapkan sesuatu.

Mereka diam dalam keheningan. Tetapi semua aktivitas mereka lakukan seperti biasanya.

Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, keduanya naik ke tempat tidur. Selimut menutupi tubuh mereka, hanya bagian kepala yang terlihat.

Yufa masih menatap langit-langit atap, pikirannya melayang jauh entah kemana. Dia mulai berfikir sampai kapan dia akan terus begini.

Waktu terus bergulir, entah berapa lama Yufa terdiam membisu menatapi atap kamarnya yang meremang karena cahaya lampu tidur.

Akhirnya dia memutuskan untuk menoleh ke kiri. Dia melihat posisi Vina yang tidur membelakanginya, dia tidak bisa memikirkan bagaimana dengan perasaan Vina saat ini.

Nikah SMAWhere stories live. Discover now