16. ❤️ For First

Začít od začátku
                                    

Yufa terkejut ketika Vina menghampirinya. Pasalnya Vina membeli eskrim dengan wadah berukuran besar, dilihat saja cukup untuk di makan empat orang. Yufa pikir Vina hanya membeli satu cone eskrim, ternyata pikirannya salah.

"Gak kebanyakan?" tanya Yufa datar, padahal dalam hati dia setengah tidak percaya.

"Engga kok, Yufa mau?" sahut Vina sambil mulai mencicipi.

Yufa menggeleng. "Yaudah habisin."

Setelah itu Yufa kembali menyesap kopinya. Dari sudut matanya, dia menyadari kalau Vina sangat menyukai eskrim. Gadis di sebelahnya itu menampilkan wajah senangnya dengan jelas, bibirnya selalu tersenyum ketika merasakan eskrim di dalam mulutnya.

Mereka berdua menikmati waktunya masing-masing.

Setelah kendaraan yang mereka tunggu tiba, Yufa langsung mengajak Vina bergegas naik. Yufa mempersilahkan Vina duduk di dekat jendela, setelah itu dia menaikkan tas ke dalam bagasi yang terletak di bawah kursi.

Beberapa saat kemudian mereka sudah duduk berdampingan, kali ini Yufa menaiki bus khusus dua seat.

Akhirnya keduanya bingung mau berbuat apa karena kondisi tersebut, mereka sama-sama diam dengan pandangan yang berbeda. Walaupun baru saja menikah, Yufa maupun Vina masih belum terbiasa jika harus berdekatan satu sama lain.

"Gue mau tiduran." akhirnya Yufa buka suara, dia tidak nyaman kalau harus terus-terusan berada dalam suasana seperti itu.

"Iya.." Vina mengangguk tanpa menoleh ke arah Yufa.

©©©

Setengah perjalanan.

Yufa terbangun sambil mengerjapkan matanya berulang kali, dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres di sebelahnya.

"Uhff..." suara Vina langsung membuat Yufa menoleh.

Yufa terkejut dan menegakkan duduknya begitu saja, dia melihat Vina tengah tertunduk sambil membekap mulutnya.

Sedetik kemudian Yufa langsung sadar apa yang sedang terjadi dengan Vina.

"Tahan," ujar Yufa, kemudian mencari wadah apapun yang bisa dipakai.

Setelah agak lama mencari akhirnya Yufa mendapat kantong plastik dari celah kursi. Sepertinya memang sengaja di siapkan oleh pihak penyedia angkutan.

"Sini.." tangan kanan Yufa meraih tengkuk Vina agar mendekat ke arahnya.

Lagi-lagi Yufa sedikit terkejut melihat keringat bercucuran di pelipis Vina, tengkuk leher Vina yang dia pegang juga terasa panas.

Vina langsung memuntahkan isi perutnya begitu Yufa memijit-mijit tengkuknya dengan pelan.

Yufa melakukan itu cukup lama, sambil sesekali mengusap-usap punggung Vina dengan lembut.

"Udah?" tanya Yufa setelah Vina berhenti memuntahkan isi perutnya.

Vina mengangguk.

Yufa mengikat plastik muntahan Vina lalu membuangnya di tempat sampah yang terletak di bawah kursi, setelah itu dia membuka botol air mineral dan mengambil selembar tisu.

"Minum dulu."

Yufa membantu Vina meminum air mineral, sedikit demi sedikit sampai Vina merasa cukup. Setelah cukup, tangannya bergerak mengusap bulir-bulir keringat di wajah Vina menggunakan tisu.

Tatapan mata Yufa tidak lepas dari wajah Vina yang memucat, tangannya belum berhenti bergerak mengusap keringat yang masih bercucuran di wajah Vina.

Yufa langsung menyadari sesuatu, entah dari mana munculnya perasaan aneh di hatinya.

Nikah SMAKde žijí příběhy. Začni objevovat