Chapter 42 : [ Hardcore ]

7 8 0
                                    

                Seperti pagi kemarin setelah melakukan 'ibadah' di malam harinya, Bee dan Teddy pasti akan langsung mandi besar saat bangun tidur agar segera melaksanakan sholat subuh berjamaah. Dan setelah itu kegiatan selanjutnya adalah Teddy yang akan membuatkan sarapan untuk keduanya, apalagi saat ini Bee benar-benar tidak bisa berjalan dengan baik dan benar karena ulah pria itu yang brutal tiga ronde.

Namun kali ini ada hal yang berbeda dari kemarin, jelas karena hari ini mereka sekolah dan ujian kenaikan kelas.. makanya Teddy dan Bee tidak melakukan banyak hal. Terutama Teddy yang ingin menyekap istrinya itu di apartment karena merasa tidak enak hati sudah membuat Bee tidak bisa berjalan normal, walaupun hari ini hari pertama mereka ujian.

Rencananya saat Bee tengah bersiap-siap, Teddy akan langsung meninggalkan Bee. Berhubung motor maticnya sedang melakukan cek rutin dan dirinya menggunakan motor sportnya, pasti Bee tidak akan bisa menyusulnya ke sekolah. Mau pakai mobil? Jelas saja tidak bisa, kunci mobilnya ada padanya. Mau pesan ojek online? Lihat jam yang sudah menunjukkan pukul 07.03 WIB, pasti akan banyak waktu yang terbuang untuk menunggu drivernya. Jam ujian memanglah pukul 07.30 WIB, tapi bell akan berbunyi pukul 07.15 WIB sebagai persiapan dan do'a bersama. Otak Teddy sungguh berputar cepat hanya untuk menyekap Bee di apartment agar beristirahat, surat izin pun sudah ia buat dan akan langsung diberikannya pada guru pengawas.

Bee keluar dari walk in closet, ia sudah rapi dan siap untuk berangkat ke sekolah. Segala cap merah dari Teddy telah tertutup sempurna dengan foundation, terutama di area lehernya. Untuk yang area tertutup, Bee rasa aman jika dirinya tidak memakai foundation. Seragamnya kedodoran, jadi pasti tidak akan kelihatan..

Merasa aneh dengan suasana di apartment, Bee celingak-celinguk mencari keberadaan Teddy. "Kak Teddy.."

"Kak.." Tidak ketemu, Bee sudah mencarinya sampai ke sudut-sudut.. tapi suaminya itu tidak terlihat sama sekali batang hidungnya.

"Mana dah kak Teddy??"

Mata Bee tiba-tiba menyadari sesuatu, "Helm kak Teddy nggak ada?!"

"Whatt??"

Helm yang biasanya Teddy gunakan sudah tidak ada di almari kaca, kunci motor sport, matic, dan mobilnya juga tidak ada di tempat. Hanya ada helmnya di sana dan juga secarik sticky note yang tertempel, "What the fak??"

Membacanya dalam hati, Bee langsung merasa gondok setengah mati pada Teddy. Suaminya itu seenaknya saja meninggalkannya hanya agar dirinya beristirahat, "Sumpahh kak Teddy ngeselin.."

"Ini hari pertama ujian anjirr.."

"Main disuruh nggak berangkat aja.."

"Ogah aku ikut ujian susulan.."

Terburu mengambil helmnya di dalam almari kaca, Bee juga langsung mengambil langkah seribu untuk menuju luar gedung apartment walaupun kewanitaannya terasa sangat ngilu sekali. Tapi dibandingkan dengan rasa ngilu itu, rasa gondok Bee lebih mendominasi. Teddy Sebastian, suaminya.. seenaknya saja. "Ngeselin banget kak Teddy.."

"Abis ini kalo minta jatah lagi, nggak bakalan aku kasih.."

"Udah enak semalem diturutin tiga ronde, malah seenaknya aja ninggal-ninggalin.."

Masuk ke dalam lift, Bee memperhatikan jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 07.06 WIB. Hanya ada sembilan menit lagi sebelum bell berbunyi, "Sialann kak Teddyy.."

Bee jelas panik, ia dikejar waktu. Belum lagi dirinya tidak tahu akan ke sekolah harus menggunakan apa, "Bee nggak mau ikut susulan.."

"Kak Teddy jahat sama Bee.."

BONDINGWhere stories live. Discover now