Chapter 6 : [ Hampir Sama ]

17 9 16
                                    

               Pagi-pagi buta sekali, masih pukul enam pagi kurang.. Bee sudah ada di sekolahan. Entah kenapa ia memilih untuk datang awal sekali, bahkan melewatkan acara sarapannya. Mungkin karena kedua orang tuanya tengah pergi keluar kota, jadi acara sarapan bersama bisa dilewatkan.

Libra jelas jam segini masih mengurus ikan-ikannya, kakaknya itu sampai di sekolahan paling tidak jam setengah tujuh jika ada sarapan bersama. Beda cerita jika tidak ada sarapan bersama seperti ini, cowok itu bisa saja sampai di sekolah tepat lima menit sebelum bell berbunyi.

Memang dasar Libra, padahal Bee saja belum ada jam enam sudah ada di sekolahan..

Tas Bee tampak lebih besar daripada biasanya karena gadis itu membawa dua bekal, satu untuk sarapan dan satunya lagi untuk nanti saat istirahat. Ia memang senang makan, tak heran tubuhnya sedikit berisi. Walaupun begitu, Bee suka jalan-jalan —apalagi di tempat wisata— jadi tubuh berisinya kencang.

Setelah mengeluarkan kotak bekalnya dari dalam tas dan menaruh salah satunya di laci, Bee membuka kotak bekal sarapannya. Dua potong sandwich berisi sayur dan nugget ayam menjadi sarapan Bee kali ini..

Setelah membaca doa sebelum makan dalam hati, akhirnya Bee mulai memakan bekalnya. Ini bekal buatannya sendiri, para pelayan di kediamannya sudah ia suruh untuk menyiapkan bahan-bahannya saja tidak sampai membuat.

Bee memakan bekalnya sambil bermain handphone, mumpung kelas masih sepi-sepinya jadi wifi kelasnya sangat-sangat cepat. Ia lagi-lagi membuka akun Instagram milik Teddy, ada beberapa hal yang tengah Bee cari. Seperti apakah cowok itu pernah dekat dengan perempuan, atau pernah memiliki hubungan spesial dengan seseorang.

Bee tengah kepo dengan kakak kelas ketua OSIS-nya itu, ada rasa penasaran dengan manusia berwajah tembok berjalan dan sifat sedingin balok es batu tersebut. Semoga saja kekepoannya ini tidak membawanya dalam masalah, seperti jatuh hati..

Namun tanpa Bee sadari, seseorang terlihat berdiri di ambang pintu kelasnya. Menatapnya dengan sebuah tanda tanya, "Lo udah berangkat pagi-pagi buta kek gini?"

Brakk.. Handphone Bee jatuh di atas meja setelah tubuhnya tersentak hebat, wajah gadis itu perlahan memucat sembari menoleh pada sumber suara. "K-kak T-Teddy?"

"I-iyaa kak, saya udah b-berangkat jam segini. Rumah saya sepi, jadi d-daripada saya nanti malah kesiangan.. saya berangkat aja deh." Tangan Bee memencet home handphonenya dan membersihkan aplikasi yang berjalan dengan bergetar, bisa dalam bahaya jika Teddy tahu dirinya baru saja membuka akun Instagramnya.

"Owh." Teddy mulai beranjak berjalan menuju sisi lain, ia hanya tengah berpatroli melihat siapa saja yang telah ada di sekolahan pukul segini.

"Sumpah kek jalangkung tuu kakel, tiba-tiba nongol aja😭" Batin Bee menangis setelah perasaan ngeri sempat menyerangnya beberapa saat yang lalu.

.・。.・゜✭・ʕ≧ᴥ≦ʔ.・✫・゜・。.

               Sesuai ucapan Teddy beberapa waktu yang lalu, ucapan yang menorehkan luka pertama kalinya pada hati Bee. Sampai saat ini gadis tersebut tidak menginjakkan kakinya kembali ke tempat bernama kantin sekolah..

Walaupun sudah diajak berkali-kali oleh teman-temannya —bahkan Sunny sekalipun, Bee tetap tidak beranjak menuju tempat itu. Alasannya simple, ia tidak ingin kembali ditempatkan di posisi seperti itu. Terkepung di antara para buaya sekolah, lalu masih bertemu dengan kakak kelas balok es tembok berjalan yang melukai hatinya.

Tidak, Bee tidak ingin mengulanginya lagi. Ia pilih aman saja, kelasnya adalah zona amannya..

"Gaesss, katanya nanti bakalan ada razia lho.." Aska baru saja masuk ke dalam kelas sembari teriak-teriak.

BONDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang