Chapter 26 : [ Akhir Tahun ]

10 11 18
                                    

               Teddy dan Bee sampai di villa pukul 13.27 WIB, perjalanan yang keduanya tempuh memang cukup lama karena kondisi jalan yang bergelombang dan berlubang. Mobil yang Teddy kendarai juga ceper, sayang sekali kalau sampai tergasruk aspal.

Setelah Teddy menurunkan kopernya dan Bee, keduanya menyeret benda tersebut milik masing-masing. Terlihat Libra dan Eddy telah menunggu mereka di lobby, jangan lupakan cengiran yang cowok berlogo zodiak timbangan itu tampilkan. Jelas saja Bee maupun Teddy menatapnya dengan malas..

"Heyyo whats up ma bruhh.."

Berbeda dengan Teddy yang masih menerima uluran tangan Libra bersalaman, Bee hanya melihatnya saja sembari berdengus malas. "Kamar Bee di sebelah mana?"

"Nggak usah kebanyakan bacot, cepet ngomong."

"Muka lo jelek Bee kalo ketekuk kek gitu.."

"Gue nyambutnya penuh semangat dan ceria gini lho, masa muka lo malah ketekuk gitu.." Lanjut Libra.

Bee semakin menekukkan wajahnya, ia sudah mengambil ancang-ancang untuk menendang kakaknya itu. Lalu, Bughh.. benar saja, kaki Bee berhasil menendang perut Libra begitu saja. "Bacot kali jadi orang."

"Udah seenak jidat pala bapak kau menggelinding ninggalin nggak pamit, terus sekarang nyambut dengan watadosnya? Bee tendang juga muka kau kak, beneran."

"Tedd, calon istri lo jahatin gue. Masa gue ditendang, untung bukan masa depan gue targetnya.." Libra bersembunyi di belakang Teddy, tapi sohibnya itu malah menyingkir ke belakang Bee. "Anjirr, lu kenapa malah ikutan sembunyi Ted? Di balik Bee lagi.."

"Lo banyak drama."

Tertohok rasa hati Libra mendengar balasan Teddy yang pas sekali, ia cemberut di tempat. "Calon pasutri emang serasi dahh.."

"Mending lu cepetan nunjukin di mana kamar mereka aja deh Lib, muka Bee tambah butek tuu.."

"Takutnya muka lo kena timpuk, kan lo jadi tambah burik nanti.." Bukannya Eddy membela Libra yang ternistakan oleh sepasang calon suami-istri tersebut, cowok itu malah ikut menambahi.

"Anju yaa lo Ed_-" Libra kalah suara, apalagi Bee memang sudah tambah butek wajahnya. Ia akhirnya mengalah saja, "Yaa udah, ikut gue.."

"Bawa ni sekalian.." Bee menyerahkan kopernya pada Libra, ia juga mengalungkan tas selempangnya di leher kakaknya itu. "Gendong juga boleh sekalian.."

"Ogah, ini aja gue udah keberatan. Apalagi nambah gendong lo, gepeng gue anjerr.." Libra sudah terima-terima saja disarahi koper dan tas selempang oleh Bee, tapi jika ditambahi dengan menggendong adiknya itu jelas saja ia tidak mau. Bee itu gembrot menurutnya, "Lo gembrot soalnya.."

"Matamu kak_-" Maafkan mulut Bee yang berkata kasar, ia sedang gondok dengan kakaknya itu.

"Nih bawa.." Teddy menggeser kopernya pada Eddy, tidak lupa juga membenarkan letak tas selempang di dadanya.

Kemudian tanpa diduga-duga dirinya berjongkok di depan Bee, "Naik.."

"E-ehh.." Bee gelagapan, rasa gondoknya karena Libra lenyap begitu saja saat melihat perlakuan dan mendengar suara Teddy.

"Nahhh, gitu Ted. Gue suka kek gini😁" Tidak perlu bertanya ini suara siapa, siapa lagi jika bukan Libra. "Itung-itung bantu calon kakak ipar.."

"Banyak bacot yaa lo cuk, ogah gue punya kakak ipar kek lo.."

Nujleb sekali balasan Teddy pada Libra. "Tertohok hati adek bangg.."

"Jijik, anju_-" Teddy mengalihkan perhatiannya, ia menoleh pada Bee yang tidak meresponnya. "Bee.."

BONDINGWhere stories live. Discover now